Senin, 26 Mei 2014

If the time passed away


Jadi sejauh ini, masih ada yang aku khawatirkan.
Bukan tentang tujuan hidup, jodoh,  atau masa depan.
Bukan itu semua. Karena aku juga tau, untuk hal-hal yang terjadi, sudah ada yang mengatur : Tuhan.

Pertemanan. Terdengar klasik memang, tapi itu yang selama ini menjadi teka-teki dan sebenarnya sudah ada jawaban. Untuk sekian banyak orang, mereka malas memperdebatkan. Tapi tidak bagiku. 

Aku ragu untuk semua pertemanan yang sudah pernah ter-rangkai, kemudian dengan tidak sengaja menjadi sebuah cerita lalu diikat dengan tali yang mempereratnya.  Bahkan sampai saat ini, aku masih tidak yakin.
Time passed away, and I just can't get you off my mind. 
I keep on searching but I can't find you.

Terlalu banyak klise yang aku dengar dari mulut-mulut tak terkunci: "I always remember you."
Nyatanya?
Seminggu setelah tak ada lagi perjumpaan : "Heei...ada waktu kosong kan?kita kumpul bareng ya."
Sebulan setelah itu : "Aaa udah lama nggak cerita, ketemuan yuuk."
Setahun kemudian : "Halo... apa kabar? long time no see."

Lalu bagaimana 20tahun mendatang? Jelas aku ragu.
Dua insan yang pernah Tuhan pertemukan, kemudian karena "salahnya" waktu, mereka tak lagi saling mengenal baik, seperti dulu. Masing-masing sudah menjadi hal asing dalam hidupnya, sudah lupa dengan cerita, canda tawa, tangis haru, bahkan semua hal indah yang -kabarnya- akan menjadi kenangan. 
Entahlah, aku masih tidak paham. 
"But, sorry if I'm too shy to ask about you, I'm too proud to lose..
Will I ever see you smiling at me? no one knows."










Kamis, 15 Mei 2014

Alone Like a Bluebell (2)








Alone like a bluebell, waiting for the bluebird to come, and against me with the warmth of its love, forever more” -RA

Setangkai bluebells yang menunduk malu ternyata menjadi latar jendela berembun dikamarku. Padahal musim untuk para bunga lonceng ini bermekaran sudah tiba, tapi yang aku lihat ia hanya sendirian, menikmati suasana kota yang ramai dipenuhi oleh sekawanan manusia yang sedang mengadakan festival tahunan. Entahlah, tidak bisa dipastikan apakah ia benar-benar menikmatinya atau sedang menunggu kedatangan bluebells-bluebells yang lain.    

Sementara itu disurat kabar diberitakan tentang seorang manusia yang masih bertahan hidup dengan penyakit lamanya-kanker paru-paru-. Bertahan? Omong kosong! Percuma berjuang jika hasilnya nihil! Tak ada yang menarik. Bahkan dimusim ini begitu banyaknya objek yang bisa dilihat, tapi bagiku merokok adalah hal yang paling me-legenda.

“Kenapa tidak ada masalah semenarik bunga tulip yang aku lihat di Monet’s-Garden waktu itu ya?” Sambil menatap nanar keluar jendela, tak segan bibir ini menyeruput segelas kopi pahit ditemani dengan tiga bungkus rokok kretek.  

“Oh,  jadi laki-laki yang sudah tiga tahun terakhir hilang, ternyata berlibur ke Frankland?”. Ternyata ada seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan apa yang sedang aku lakukan. Tapi jujur saja, aku sudah tahu kedatangannya kemari. Pertanyaan basa-basinya tak aku gubris sama sekali. Tatapanku kosong, sementara empat batang rokok sudah habis hingga ujungnya.  

“Kapan kau tiba disini? Tadi malam? Tapi aku tidak lihat seorang pun di apartmentmu.” Lagi-lagi ia mengusik kediamanku. Heh!Dasar tikus! Gerak-geriknya membuat aku tak nyaman, bukan mulutnya saja yang tak berhenti berceloteh, tapi tangannya pun ikut mengintrogasi benda-benda antik milikku.

“Wow, apa aku ketinggalan sesuatu? Sejak kapan kau punya ini?” katanya sambil menunjuk pohon sakura kecil disudut kamar.

“Hmm...kau baru saja dari Jepang? Mengapa tak pernah mengabariku?” Aku membiarkan wanita itu berceloteh panjang lebar, seolah-olah tidak ada lawan bicara. Kemudian ia mengambil sepucuk kertas dari pohon sakura kecil itu. Tingkahnya membuat aku geram, tapi berusaha mengendalikan emosi yang menggebu, karena sebenarnya aku paham, ia hanya mengumpan.

Teruntuk bluebells,
Aku tidak tahu apa yang sedang kau tunggu, mungkin seorang teman yang ingin memetik kemudian merawatmu dengan penuh cinta. Aku hanya berharap kesendirian yang kau rasakan berakhir secepatnya.
Ya, dulu aku pernah merasakan kesepian yang tak ada ujung, hidup seperti nyawa yang segan untuk mati. Dulu temanku hanya penyakit yang lebih buas dari singa betina, siang malam aku bersamanya menikmati hari-hari penantian. Tapi kemudian seseorang yang penuh arti hadir secara cuma-cuma dalam hidupku, lalu seperti daun Ek yang menyisir ke lautan,  ia hilang dan tak pernah kembali.”

“Tidak untuk yang itu, nona! Jangan sentuh apapun yang ada dikamarku!” Spontan aku berteriak karena ia sempat membaca harapan yang selalu aku simpan rapi disetiap ujung pohon sakura itu.  

Aku menatapnya tajam, ia seperti menjaga diri, takut kalau-kalau emosiku meledak seketika. Sesaat ia hanya diam, tapi kemudian berkomentar.

“Jadi siapa dia?” Ia menatapku sinis.

“Kau tidak perlu tahu soal itu, Anne. Hidupku sudah ditakdirkan untuk sendiri hingga keganasan penyakit yang dari dulu meronta-ronta ini berakhir.” kataku pasrah.

“Kemarin kasus pembunuhan George telah terungkap, dan pelakunya adalah Stefanus, bukankah itu rekan lamamu? Berhati-hatilah karena kabarnya kaulah target berikutnya.” Ia berusaha mengalihkan.

“Bukankah itu berita baik? Aku juga sudah muak hidup setengah mati dengan kanker ini, tak ada yang bisa aku lakukan selain menunggu.”
“Tapi...aku tidak mau itu terjadi.”
“Maksudmu?”
“Aku ingin menjadi bluebells yang lain.”
Aku terdiam, berusaha mencerna kalimat yang ia ucapkan.
“Mungkin ini mengejutkan, tapi jujur, selama kau pergi, aku merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Aku berharap kau mengerti.”
Apa yang diingankannya?!
 “Aku hanya tidak mau terlambat lagi.”
Aku menatapnya dalam dan menemukan mata yang sama, yang dulu selalu membuat aku tenang.  
“Your eyes are the last thing I wanna see.” kataku memberikan jawaban.






Jumat, 09 Mei 2014

Bunga Anyelir dan Perempuan Senja



Keraguan senja untuk memasuki masanya tampak dikala itu, ia tidak berani memancarkan sinar oranyenya dimuka  sebuah rumah berdinding krem, bersembunyi dibalik pohon berkayu yang tinggi. Ia kehilangan nyali.  Sesekali senja yang cantik ini mengetuk pintu lalu tak ada jawaban, ia takut, kemudian mengintip melalui celah jendela, ingin tahu keributan apa yang sedang terjadi di dalam.

Ibu. Itulah yang saat ini menjadi penyebab senja segan memasuki rumah kami.  Apa yang sudah terjadi? Entahlah, aku juga tak tahu pasti, yang jelas saat aku pulang malam itu, suasana api yang baru saja padam  sangat terasa. Jelas berbeda dari senja-senja biasanya, yang selalu terselip cerita, yang membawa kami satu-persatu larut dalam kehangatan, bahkan canda tawa. Inilah yang sering disebut masalah.

Aku merasa ini bukan persoalan daun Ek yang sesekali jatuh tidak gugur langsung ke jalan setapak, terbang jauh menyisir-nyisir udara, kadang-kadang terbang sangat tinggi, kadang-kadang nyaris sekali menyentuh daratan. Tampaknya ini seperti hujan yang datang bersamaan dengan rekannya, petir, kemudian menyambar-nyambar, dan menumbangkan pohon-pohon yang lemah tanpa pondasi.

Bukan waktu yang menjawab. Ia hanya memperingatkan seluruh manusia untuk berjaga-jaga, kalau-kalau masih ada diantara mereka yang masih membekukan hati, tak memberi ruang sedikit saja untuk mendamaikan keadaan.

Kemudian malamnya, aku mulai membiarkan pikiran ini diam, tidak kelayapan untuk hal yang saat ini bukan menjadi tujuan utama. Lama aku berpikir, mata yang hampir lelah menatap langit-langit kamar menangkap sinar redup dari arah tenggara tempat tidurku. Ternyata laptop yang tergeletak diatas meja masih terbuka lebar, dengan bunga anyelir yang menghiasi latar desktop. Aku terperangah, baru menyadari memori tentang keperkasaan bunga itu, ia mampu menginspirasi rakyat Portugal untuk mengedepankan revolusi yang berlangsung damai, tanpa banyak penumpasan darah,  sehingga membuat kudeta terbebas dari kekerasan. Peristiwa ini secara efektif mengubah rezim Portugis dan menghasilkan perubahan besar pada sendi-sendi sosial, ekonomi, dan politik. Ini jelas karena kelembutannya yang memberikan perubahan besar dan menciptakan keadaan yang lebih baik.

Keesokan paginya kudapati mata sudah melihat pagi, menelan sejuknya embun-embun yang setia menemani. Aku masih berdiam diri, melihat ibu yang sedari tadi melihat kearah yang sama terus-menerus, ia melamunkan sesuatu, matanya sembab seperti habis menangis semalaman. Aku sedih melihat keadaan ini masih sama, hingga akhirnya kurangkul ibu penuh kelembutan, seperti Anyelir yang tak pernah bosan menyejukkan jiwa yang baru saja terbakar. Ibu menangis, ia menceritakan apa yang sudah terjadi kemarin, jelas mewakili hatinya yang lesu.

“Semua akan baik-baik saja, ma. Tenanglah dan berdoa. Tuhan tidak pernah sia-sia dengan rencanaNya.”


Aku masih memeluknya dalam hangat, membisikkan sesuatu yang memberikan ia kekuatan. Ibu tersenyum, ia yakin semuanya pasti akan indah pada akhirnya, karena jika tidak indah, maka itu bukan akhirnya. Hingga senja kembali datang, kali ini ia tidak takut lagi menampakkan diri. Karena tahu senyuman manis yang membawa ia kembali pulang, ke rumahku, ke hati kami masing-masing. Aku tinggalkan pintu dan menutupnya sampai malam menjemput. 

Jumat, 28 Februari 2014

Masa Depan dalam Genggaman



" It's not about ideas, it's about making ideas happen"


Merasa tertantang dengan masa depan? Ya, tentu saja!
Mengapa demikian? Karena saya bukan sekedar memperhitungkan “apa yang negara ini bisa berikan untuk saya”  melainkan “apa yang saya bisa berikan untuk negara ini”.

Bagaimana mungkin komitmen tersebut bisa terlaksana apabila perubahan saja belum dilakukan? Terlebih jika belum sepenuhnya memahami apa saja tantangan masa depan yang harus ditempuh. Pemahaman mengenai tantangan masa depan perlu ditelusuri agar dalam menyusun konsep kedepan tidak salah sasaran.

Lalu apa saja tantangan-tantangan masa depan yang selalu menjadi kendala anak bangsa dalam membangun negara? Berikut beberapa tantangan masa depan yang harus dihadapi :

Globalisasi Ekonomi

Masalah diberbagai negara dibelahan dunia yang sampai saat ini belum terselesaikan adalah kemiskinan. Akibat perubahan waktu, beberapa negara seperti Indonesia mengalami keterlambatan dalam mengikuti arus globalisasi. Pendapatan perkapita yang dicapai selama ini belum menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing dengan negara berkembang dan maju lainnya. Dengan kata lain, globalisasi menyaratkan bentuk persaingan yang kompetitif dan ini merupakan tantangan yang harus diwaspadai.

Pengaruh Budaya Asing
Perkembangan teknologi saat ini dibarengi dengan masuknya berbagai budaya asing. Tanpa disadari, budaya tersebut masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai. Tidak menutup kemungkinan, pengaruh budaya asing tersebut dapat merusak citra budaya Indonesia. Akibatnya keanekaragaman budaya di negara ini tidak diwariskan lagi.

Kesejahteraan sosial
Keadaan yang memprihatinkan kerap saya lihat diberbagai media masa. Kesejahteraan sosial yang rendah selalu menjadi masalah yang terus dipertontonkan. Taraf hidup masyarakat yang semakin menurun tampak dari kehidupan masyarakat yang semakin tidak terarah. Jaminan hidup masyarakat saat ini layaknya perahu ditengah ombak besar, terus diombang-ambing, tidak jelas tujuan dan arahnya.

Pelestarian Lingkungan
Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mewujudkan pembangunan ekonomi yang tentu saja bermakna industrialisasi yang berarti memiliki konsekuensi terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Pemanfaatan sumber daya alam untuk industri yang tidak terencana (eksploitasi) tentu akan mengurangi daya dukung alam dan lingkungan sebagai rumah hidup. Keruntuhan ekosistem pun terjadi dibeberapa tempat dan dampaknya mulai dirasakan. Memang terlihat sepele, tapi hal seperti ini justru mempersulit rencana-rencana dalam menata masa depan.  Oleh karena itu, dalam pembangunan, aspek lingkungan hidup menjadi hal mutlak yang harus mendapat perhatian lebih.

Terlepas dari semua itu, negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, warisan sejarah, keindahan pariwisata, perbedaan suku adat istiadat, serta keanekaragaman budaya. Tetapi yang tak kalah pentingnya, Indonesia juga memiliki potensi sumber daya manusia yang saat ini menjadi aset terpendam. Alangkah sayangnya jika potensi tersebut tidak dibarengi dengan perluasan dan pendalaman pengetahuan guna membangun serta memberikan perubahan menuju negeri nan elok yang jauh lebih baik. Tetapi itu saja tidak cukup! Persiapan-persiapan yang matang juga harus dilakukan!

Penerapan ilmu pengetahuan pada berbagai profesi yang mendukung pembangunan negara harus dibarengi dengan tanggung jawab sosial sepenuhnya. Sebagai generasi bangsa, sudah waktunya kita memulai gebrakan baru. Tanggung jawab sosial dapat diwujudkan dengan cara melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sosial yang berlangsung dikehidupan masyarakat. Selain itu, kita juga bisa  mengambil bagian dan turut berperan aktif dalam membangun lingkungan yang mandiri.

Inovatif dan kreatif! Hal tersebut dibutuhkan dalam meningkatkan mutu hidup. Bagaimana mungkin bisa menjadi pemimpin masa depan jika kualitas hidup saja masih dibawah standar? Peningkatan mutu hidup sendiri lebih berorientasi pada manusia sebagai insan sosial yang memiliki jati diri yang khas. Ini bisa dilakukan dengan penguasaan dan pemanfaatan IPTEK secara keseluruhan. Namun penerapan norma-norma dan etika jangan pernah ditinggalkan! Pembangunan memang akan membawa dampak perubahan, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dapat menyebabkan pergeseran nilai moral dan etika.

Namun yang tak kalah penting, tidak meremehkan hal-hal kecil dan jangan menganggap diri tahu segalanya. Selain itu, jangan ragu atau takut tampil beda dan tekun atau fokus dalam mencapai tujuan. Menjaga integritas dan menjadi diri sendiri juga hal yang tak boleh dipinggirkan.

Semua hal tersebut perlu dilakukan dalam menjawab tantangan masa depan agar nantinya tercipta pembangunan yang bersih dan sesuai dengan tujuan pembangunan itu sendiri. Mari bersama-sama membangun tanah air tercinta, tanah air Indonesia. 


Referensi:



Read more : Mengenal Dino Patti Djalal lebih dekat

Mengenal sosok Dino lebih dekat




"Sometimes not getting what you want is a wonderful stroke of luck"

S

osok Dino Patti Djalal patut diacungi jempol. Pria kelahiran Beograd, Yugoslavia, 10 September 1965 ini bukan hanya seorang penulis pidato, aktivis pemuda, akademisi, penulis buku best seller nasional, tetapi beliau juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika serikatTak hanya itu, menjadi Juru Bicara Presiden terlama dalam sejarah modern Indonesia pun sudah dilakoni. Kariernya dimulai di Departemen Luar Negeri tahun 1987. Berbagai penugasan penting pernah diemban, antara lain sebagai Jubir Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur), Kepala Departemen Politik KBRI Washington dan Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri. Ia sempat menjabat sebagai Direktur Urusan Amerika Utara dan Amerika Tengah di Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, sebelum akhirnya bersama Andi Mallarangeng kemudian ditunjuk sebagai juru bicara Presiden masa Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau pun terlibat dalam penyelesaian konflik Kamboja, konflik Moro di Filipina, sengketa Laut Cina Selatan, dan konflik Timor Timur.

Dino Patti Djalal mengecap pendidikan di SD Pendiri Muhammadiyah 1912 Muhammadiyah dan SMP Al Azhar. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke McLean High School di Virginia Amerika Serikat (1981), pada usia 15 tahun. Lalu memperoleh gelar Bachelor’s Degree in Political Science dari Carleton University (Ottawa, Kanada) dan gelar Master in Political Science dari Simon Fraser University (British Columbia, Kanada). Hingga kemudian meraih gelar doktor bidang hubungan internasional di London School for Economic and Political Science, Inggris pada 2000.

Tapi siapa sangka, dari sekian banyak prestasi yang pernah beliau raih, ternyata pernah menjadi tukang cuci piring saat berusia 14 tahun. Kisah tersebut termuat dalam buku “Life Stories: Resep Sukses dan Etos Hidup Diaspora Indonesia di Negeri Orang”. Bosnya (almarhum Pak Ngkon) kerap memberi tip $10 usai bekerja. Basement KBRI Washington dulu sangat diakrabi oleh Dino. Namun kini tukang cuci piring itu itu adalah orang nomor satu di kantor tersebut. Bukan hanya pernah menjadi tukang cuci piring, tetapi juga pernah menjadi pekerja di gudang KBRI dan bekerja bersama Angky Kadarisman yang bertahun. Saat itu beliau menemukan 'harta karun' berupa buku berjudul “Di Bawah Bendera Revolusi” yang merupakan kumpulan pidato dan tulisan Bung Karno. Buku itulah yang semakin membuat Dino tertarik pada ilmu politik dan diplomasi. Pengalaman kerja membuatnya lebih bertanggung jawab, menghargai aturan, disiplin, dan kalkulatif. Itulah yang membuat sosok Dino kemudian dipercaya sebagai Duta Besar. Gagasan-gagasannya turut membangun diri dan menunjukkan sosok Dino yang sebenarnya : "Define yourself; don't let others define you, and shine through your achievement.  

Semua kemampuan itu diasah dengan susah payah, bukan datang secara alami sejak awal. Dalam perjalanan kariernya, Dino merangkum hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni tekun dan berjuang. Hal lain yang tak kalah penting adalah menjadi diri sendiri.



Sabtu, 22 Februari 2014

“What can I do for Jambi?”



Jauh sebelum pelangi menghilang, sebelum kembali pulang untuk merapikan warna-warna indahnya, bahkan sebelum mengucapkan selamat tinggal kepada alam, aku sudah terlahir dalam kondisi yang berbeda dari warga kebangsaan berkulit putih. Selama 17 tahun berkiprah di negeri yang sampai saat ini masih jauh tertinggal dari peradaban, aku bertekad untuk meletakkan mimpi-mimpi yang masih tersimpan rapi ini 3cm dihadapanku. Jauh lebih dekat dari apa yang orang lain bisa genggam dengan mudahnya.  Bahkan hingga awan-awan kecil diatas sana tersenyum bangga ketika melirik negeri ini atau mungkin tak ada lagi yang menganggap bahwa Jambi adalah kota kelingking, kecil dan hampir tidak diperhatikan.

Lalu sampai kapan negeri ini terus tenggelam dimasa modernisasi, sementara potensi-potensi anak muda masih banyak yang bisa digali? Sampai kapan kota beradat ini terus kehilangan warnanya? Terus diambil alih oleh ras kaukasoid yang jauh lebih dipercaya dibanding anak daerah?

Warisan sejarah dan budaya yang tak dikenali masyarakat cukup menjadi modal utama untuk menjadikan ranah melayu ini menjadi negeri yang berpotensi. Selain menambah pendapatan daerah, warga Jambi yang merantau dibeberapa tempat di Indonesia akan selalu merindukan kota kelahirannya yang ternyata memiliki aset. Setidaknya untuk berkunjung atau sekedar menghabiskan waktu liburan. Apalagi jika didukung dengan sarana atau prasarana yang memadai, seperti  halnya di beberapa negara kerajaan atau republik lainnya.  

Kemajuan pendidikan atau persamaan hak juga tak boleh dilewatkan. Apalagi  untuk saat ini sangat diperlukan sumber daya yang mampu menaungi beberapa profesi berpotensi besar. Bahkan bisa kubayangkan ketika nanti daerah ini sudah menjadi kota besar, disegani banyak pihak.

Tak perlu seperti di cerita dongeng majalah bobo, negeri khayalan dengan penuh imajinasi tinggi. Bahkan jika ada kesempatan untuk menghirup kembali kesejukan udara dipagi hari itu sudah lebih dari cukup. Karena ketika asap kendaraan mulai menguasai atmosfer, aku tahu, aku sulit merasakannya lagi.

What can I do for you, Jambi?
Negeri ini tak akan menjadi kebanggaan jika bukan kita sendiri yang membanggakannya. Lalu bagaimana cara membanggakannya jika tak ada yang patut untuk dibanggakan?

“Talk less do more”. Ini bisa diawali dengan hal-hal kecil. Mengikuti event-event yang mengarah pada pesan untuk calon pemimpin Jambi. Setidaknya mengemukakan suara dan pendapat untuk perubahan Jambi lebih baik.  

“Learning the past, managing the present, shaping the future”. Aku tahu tak mungkin komitmen seperti ini bisa dilakukan dengan instan atau cepat saji, semua perlu proses yang tidak cepat. Untuk bakat atau minat sendiri juga perlu diasah dan dikembangkan secara bertahap, agar matang ketika dituang lewat profesi yang nantinya menunjang kemajuan daerah. Terlebih ketika sudah lulus Sekolah Menengah Atas, dengan tekad yang besar persiapkan diri memasuki jenjang perguruan tinggi.

“Don’t wait till tomorrow, what can you do today”-John FK. Ini seperti benahi diri sebelum ayam berkokok. Tak perlu menunggu hari esok jika memang ingin melakukan gerakan perubahann dan pastinya diawali dari kehidupan diri sendiri dulu. Menjadikan impian-impian sebagai motivasi untuk terus memiliki semangat seperti perjuangan pahlawan gagah berani tempo dulu .

Aku hanya ingin melompat setinggi menara-menara yang ada, melihat bahwa Jambi pantas untuk setara dengan daerah tetangga.
Ini bukan persoalan “apa yang negeri ini bisa berikan untukku”
Tapi yang terpenting “apa yang bisa aku lakukan untuk negeri ini”

Dan aku berharap akan ada hamparan bunga-bunga kemenangan di sudut Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah nantinya. Kelak ketika generasi berikutnya bisa turut serta membangun negeri ini menjadi lebih baik. 

Kamis, 13 Februari 2014

Pengantar tidur





"Thank you for giving me a wonderful life, for all the happiness and things that you gave me, God"

Handwriting pertama yang saya posting ditahun 14 ini mungkin hanya menilik segelintir kisah-kisah sederhana yang pernah terjadi di tahun 13.  Bahkan kejadian-kejadian tak terduga seringkali terjadi. Jujur saya belum lihai menyusun plot-plot cerita sehingga menarik saat dibaca tapi secara tidak langsung alur kehidupan saya disepanjang tahun sungguh menarik untuk diingat.

Apa saja? mungkin hanya inti cerita~~
Ditahun itulah saya mengucapkan janji kudus kepada Tuhan, mengikrarkannya di hadapan jemaat-jemaat : "Ya, dengan segenap hatiku". Hari bersejarah yang tidak akan pernah saya lupakan. Terlepas dari itu kompetisi yang saya ikuti (baca: OSK) dengan cuma-cuma ternyata mengejutkan banyak pihak, terutama saya... hehe. Mungkin disini tak perlu saya beberkan secara detail, intinya banyak pengalaman baru terjadi ditahun itu. Apalagi ditambah sedikit bumbu-bumbu pedas manis lainnya dan mungkin akan selalu saya ingat, walaupun yang tersisa hanya keping-keping kenangan.#halah. --Jadi keinget kak Hans yang menginspirasi saya lewat tulisannya''kisah sebentar''(bener-bener cuman bentar :p)... sama satu lagi yang datang tanpa ketok pintu dan pamit tanpa permisi #namadisamarkan--

Bahkan ditahun itulah untuk yang pertama kalinya kami merayakan Natal tanpa ayah.

Serentetan pelajaran berharga yang mungkin akan menjadikan kami lebih baik lagi di tahun yang baru.  Tapi biarlah sejuta kenangan yang terjadi hanya sekedar pengantar tidur, agar esok pagi bangun dengan mimpi yang lebih pasti :)

"Good bye my best year, hope u'll always keep in mind, thanks for so much good lessons, for every tears and every smile.Welcome the new year!"



Rabu, 25 Desember 2013

Merry Christmas !


"Pada akhirnya akan indah, jika tidak indah itu bukan akhirnya..."

Merry Christmas everyone! How excited I am! because of Christ was born to my life :)

~ Jadi siapa yang sudah dapat kado natal? ~
Of course, me!
Kado terindah yang mungkin baru aku dapatkan ditahun ini. (baca: pelajaran berharga)
Kenapa?
Karena di momen ini aku justru lebih diajarkan untuk selalu bersyukur, sudah diizinkan untuk memiliki. Ya, tidak perlu menangisi sesuatu yang hilang secara berlebihan (baca: kebersamaan), toh itu pasti akan kembali. Sejenak aku ingat ketika dulu masih bersamamu merayakan natal. Berkumpul dan membicarakan sesuatu yang menarik. Bahkan ketika masih belajar menghitung, kau berikan aku pengajaran yang terbaik. Kau rangkul aku ketika mata mulai menangis. Kau gendong aku ketika terjatuh dan tersungkur. Ayah, ingatlah kami menunggumu di natal berikutnya. Aku percaya kau disana akan baik-baik saja. Selamat natal, ayah! Kami merindukanmu, cepatlah kembali dan jangan pergi lagi :)


Tertanda,
Putri kecilmu





Selasa, 24 Desember 2013

Christmas eve.




"Christmas isn't about new clothes, a lot more decoration, fairy lights or luxury goods
(the material stuff to be exact),  but reflecting the true meaning that Christ was born to us, the savior of my live." But there is an important thing, it's the warmth of a family. For sure! I miss the moment of Christmas Eve a few years ago. 
So what identic thing for chrismat moment? cekidot!



The bell is ringing! "Christmas is forever, not for just one day, for loving, sharing, giving, are not to put away like bells and lights, the good you do for others is good you do for your self "-quotesL



"The best of all gifts around christmas tree is a presence of happy family all wrapped up
 in each other"- Burton Hillis




wohoo Santa Claus is coming to town! He just wanna say "Merry Christmas". 
Missed it! see you on 24th December 2014!
May God bless us guys!! Happy Christmas Eve !






Selasa, 17 Desember 2013

Seventeen prayers


Hello everyone! I'm excited to tell you that I've got nice greetings on my birthday and I'm so speechless when I know that a lot of people cares about me. So where is the evidence

This is it! 
( Find me on October 16th 1996...
17 years ago! )

But I'm sorry if I post this greetings just now, actually my birthday has passed. 
I try to be punctual person but I'm always late xoxo...

Check this out!

of course from Canadian; Mongoloid girl  -(Rizky Amallia)
thanks sweety ! I always remember you :p



the most special I think...hehe :)
from afgod's link 


uuh... you too honey! thankyouu :)
from little girl ups xD 


haphaap! so adorable dear... 
merci bonnie{} 


I know it's so late but no problem!
I just hope your greeting to be here...
of course on my blog honey :p
thanks for praying Rah!





 Sintya, kak Maya, kak Tia, kak Tere
Terimakasih doanya kakak-kakak :) hopefully it comes true.
may God bless you too. Amen.



Hyaah! can I fly now? thanks Winda! 
I believe that she's not a liar hehe... 

Xièxiè Nathasya Miranda gū měixiá ! for the photo :p

mauliate Eda! nice prayer dek :)
God bless you all



from mbaksiss
walaupun ini membutuhkan proses yang lama,
tapi ttp aku posting nih mbak :p




anyway, thanks Dyah Rahayu Ratyaningsih!
 walaupun telat dan dengan setengah hati-_-"



from the captious woman ugh-_-




sederhana itu bahagia...
thanks Tien-..- *hematenergi*


and the Last greeting to be continued.

Minggu, 15 Desember 2013

Exams final !

"Siapa bilang ulat itu hanya kepompong ?"
Yap! sudah saatnya saya keluar sebagai kupu-kupu setelah lama berdiam diri didalam cangkang.
-kali ini bukan soal bunga yang bersembunyi karena merasa terlupakan- (forget it!)
Bisa dibilang, ini adalah postingan yang tidak sesuai moment. Kenapa?
Jelas saja, Exams beginning starts on November 28th. Sementara tulisan diposting pada pertengahan desember. Walaupun sedikit telat, but it doesn't matter! hehe...
I know I haven't been a good blogger lately because of school and other stuff going on in my life. 
-ah, too much reason-

Sudah cukup basa-basinya! I wanna decorate my posts with unique photos... guess what?
Berhubung saya tidak hanya menjalani ujian akademik secara tertulis, jadi saya akan me-review kejadian unik seputar ujian praktek seni yang selama ini ditunggu oleh seantero sekolah. 
Are you excited for this?! xD


Cekidot!

 Jadi sebelum tampil, kita bersiap-siap untuk make-up!
 CIAAT!!
 Dari kiri: Paulins, Onix, Tien
really cute! ugh!

 
Tidak sampai disitu saja! Ikuti kegilaan kami selanjutnya! Wohoo...

Ini baru komplit! Joged Batanghari's team

 dari kiri : Ali, Tien, Paulins, Swift, Yogi, Aris
  

with kakak ipar


Time to take some picture after perform!
 
  of course with Ms.Greeny :p




with Wajik :p
yah sebenernya ini cuman berdua, tapi yang tengah selalu nyempil-_-
(re:Yogi)


 wǒ de zhōngguó péngyǒu
 
the most special:
@nthsymrnd , @dvsiswani
 watchout! xD


 
koko Widi x)


with mbaksis (kaum yang sudah menua :p)


 tak habis-habisnyaa...huh x_x  
 dari kiri : Onix, cuggaa, Tien hehe:p 



ugh.


this is us :D
@SOUNDnetco ! please visit 

Inilah kegilaan kami di akhir semester!  Time is literally flying! I will miss this moment!


Sincelery, Onix











 



Diberdayakan oleh Blogger.