Selasa, 23 Oktober 2018

Setiap orang punya alasannya sendiri

Kadang kala kita kerap lupa, menghakimi orang lain merupakan salah satu cara agar kita bisa merasa lebih baik, hingga tak dapat dipungkiri sudah menjadi kebiasaan. Entah penghakiman –yang sekedar argumen tanpa fakta- atau justru semakin dibahas semakin seru, padahal belum tentu demikian keadaannya-.

Apakah setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia? Jika iya, maka setiap orang punya alasan tersendiri pula untuk hal-hal yang ia lakukan. Adalah haknya, apabila alasan tersebut tidak diumbar. Bukan kewajibannya pula untuk memuaskan pertanyaan-pertanyaan dalam kepala orang-orang. Karena setiap orang punya alasannya tersendiri: mungkin untuk bertahan atau berusaha menghadapi.
Gambar terkait
Sumber gambar: di sini
Belakangan ini, setelah baru saja menyelesaikan proses skripsi, saya mengetahui sebuah fakta. Salah seorang teman di kampus yang tak kunjung juga mendekati sidang proposal (sidang pertama untuk mengajukan penelitian) berada di salah satu toko yang berada tidak jauh dari kampus.
Pertanyaannya, sedang apa? Bukan sebagai pelanggan, melainkan pegawai. Yang orang-orang ketahui dan simpulkan adalah, Ah si anu kan emang gitu orangnya, tau sendiri lah ya. Atau: kok lama banget ya dia belum proposal? Ngapain aja sih, padahal dosbingnya enak banget.

Bisa tebak apa yang membuat saya makin heran? Setelah beberapa hari dari mengetahui hal itu, saya melihatnya di salah satu franchise minuman. Benar, bukan sebagai konsumen, melainkan penjual. Saya tidak bisa memastikan apakah benar ia bekerja pada 2 jenis usaha atau tidak. 

Semoga, kalimat ‘ngapain aja sih dia’ tidak lagi ada dalam peredaran.



Salam,

Dari yang sempat berpikir kalimat tersebut.
OS
Diberdayakan oleh Blogger.