Minggu, 31 Juli 2016

Ketika Elegan dan Keren Menjadi Satu

Sebagai mahasiswa teknik, berlama-lama duduk menghadap layar laptop adalah hal yang sudah biasa saya lakukan. Tuntutan deadline yang menumpuk ditambah revisi berulang kali menyebabkan begadang menjadi suatu keharusan. Tidak hanya itu, dalam memenuhi substansi mata kuliah, kegiatan survei lapangan juga merupakan aspek yang penting. Kegiatan lapangan tersebut dilakukan dengan menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner, observasi, dan wawancara. Tidak dapat dipungkiri bahwa gadget seperti smartphone dibutuhkan untuk mempermudah tugas yang akan dilakukan. Aplikasi seperti Camera (alat bantu observasi), GPS Essential (alat bantu pemetaan), ataupun Sound Recorder (alat bantu wawancara) yang biasa digunakan dalam kerja tim akan membutuhkan sumber daya baterai yang besar, namun smartphone menjadi boros acap kali saya menggunakannya. Untuk itulah, dibutuhkan sebuah power bank sebagai sumber daya cadangan saat smartphone kehabisan daya baterai.
Salah satu aplikasi yang bikin boros batre
Ada banyak power bank yang beredar di Indonesia, salah satu yang terbaik adalah Power Bank Xiaomi .
Mengapa harus Xiaomi ?
Power Bank Xiaomi dilengkapi dengan perlindungan alumunium Casing alumunium anodized untuk meredam atau mengurangi panas pada saat mengisi daya serta melindungi baterai pada bagian dalam, dan tahan terhadap benturan. Setiap sudut diproses dengan penggunaan teknologi digital CNC agar bentuknya bisa presisi dan lebih mudah digenggam. Teknologi tersebut menciptakan permukaan yang lebih kuat, tahan pudar dan anti korosi sehingga sangat nyaman untuk digunakan sehari-hari.
Sumber : tokopedia.com
Power bank ini memiliki berbagai macam kapasitas, diantaranya 5000mAh, 10000mAh, 10.400mAh, 16000mAh & 20000mAh (New) dengan balutan casing slim sehingga mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, dilengkapi fitur 4 lampu indikator LED yang dapat menunjukkan daya yang tersisa pada Xiaomi ini, juga tersedia 1 slot usb 2.0 dan 1 slot microUSB yang tetap terlihat elegan. Power Bank Xiaomi dengan kapasitas besar, praktis dan efisien, dapat mengisi daya pada smartphone secara berulang kali tanpa perlu takut kehabisan daya.
Perfomance Power Bank Xiaomi tampak mantap dengan fitur-fitur lengkap yang diusungnya seperti Tempetrature Resistance, Input Overvoltage Protection, Output Overvoltage Protection, Automatic Charger Protection,  Protection from Overcharge and Over-discharge, dan fitur lainnya.  


Ketahanan Terhadap Perubahan Suhu - Tempetrature Resistance
Sistem kontrol temperatur yang peka terhadap perubahan panas menjamin baterai Li-ion beroperasi dengan aman.

Perlindungan dari Voltase Input Berlebih - Input Overvoltage Protection
Rangkaian OVP melindungi power bank dari kerusakan akibat perubahan voltase tiba-tiba.

Perlindungan Charger Otomatis - Automatic Charger Protection
Otomatis berhenti mengecas apabila charger tidak dimasukkan dengan benar.

Perlindungan terhadap Korsleting
Motherboard dan baterai otomatis terlindungi apabila terjadi korsleting.

Perlindungan dari Voltase Output Berlebih - Output Overvoltage Protection
Voltase output dimonitor secara kontinyu dan otomatis dimatikan apabila melewati batas aman untuk melindungi gadget yang dicas.

Perlindungan dari Arus Output Berlebih
Arus output dimonitor secara kontinyu dan otomatis dimatikan apabila melewati batas aman untuk melindungi gadget yang dicas.

Sistem Reset
Apabila power bank berhenti bekerja normal, tombol power dengan kecekungan alami memudahkan operasi reset dengan satu sentuhan.

Rangkaian Perlindungan PTC untuk Sel Baterai
Baterai import dilengkapi dengan PTC untuk mengontrol dan melindungi baterai ketika temperatur dan arus melebihi batas aman.

Perlindungan dari Overcharge dan Over-discharge - Protection from Overcharge and Over-discharge
Menggunakan teknologi untuk melindungi baterai Li-ion premium dari LG dan samsung dari kerusakan akibat overcharging maupun over-discharging yang meningkatkan tingkat konversi pengisian untuk setiap perangkat.

  
Sumber :
tabdroid.com
powerbankxiaomi.net
www.mi.com/id/pb16000

Artikel ini diikutkan dalam lomba ini . Yuhu~


Sabtu, 23 Juli 2016

Personal Branding? Penting Nggak, sih?

Sumber : Linkedin.com
“Saya adalah saya, bukan kamu atau dia”
Pernah suatu waktu, saya iseng membuka laman Facebook setelah sekian lama berjamur karena kelamaan diendapkan (?) #apasih #ngaco. Nah, saat scroll timeline, saya cuma bisa geleng kepala. Gatel, pengen komen, yang begini konsumsi publik ? duh, situ ga punya lagi foto yang sewajarnya ? 
Lain hal dengan blogger-blogger muda yang sering menginspirasi saya dalam menulis, mumpuni sekali.
Mau saya sebut siapa saja dan kenapa mereka menginspirasi ? Nanti deh, buat edisi khusus :D
Tentang apa dan siapa yang ada di sosial media adalah cerminan kehidupan seseorang yang sebenarnya, yap! Personal Branding !

Pemenuhan kebutuhan untuk menciptakan personal branding adalah salah satu alasan mengapa seseorang bisa sukses dan profesional dalam karir. Personal branding layaknya “aura” dari dalam diri, diidentikkan dan diasosiasikan dengan apa yang dimiliki. Biasanya dijadikan tolak ukur untuk membentuk pandangan orang lain terhadap diri kita, apakah sebagai pribadi yang memancarkan energi positif atau bahkan negatif. Dengan membangun personal branding di masa kini, seseorang akan semakin natural di masa depan.

Keahlian, attitude, penampilan, konsitensi diri dan yang tidak kalah penting: reputasi, adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang memiliki pencitraan baik. Tetapi  diperlukan juga cara untuk mengkomunikasikan hal tersebut, salah satunya yaitu berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda atau “eksis” dalam setiap kesempatan. Dalam hal ini, media sosial dapat dijadikan wadah untuk mengekspresikan diri dan membangun visibilitas, yaitu dengan memperkenalkan karya–karya yang menarik seperti menulis artikel, memiliki online networking atau blog sehingga  mendapatkan brand awareness dari media lain yang kemudian mengangkatnya. Di dalamnya kita bisa saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi dan inovasi; berdebat; membangun sebuah komunitas; dan yang paling penting  menjadi diri sendiri.


Global Web Index menyatakan bahwa Twitter merupakan platform media sosial dengan pertumbuhan paling cepat, yaitu sebesar 74% pada tahun 2012. Secara keseluruhan 21% populasi internet dunia yang aktif menggunakan Twitter mempengaruhi perannya sebagai media sosial, sehingga banyak digunakan perusahaan untuk mengamati calon karyawan dalam seleksi tenaga kerja. Tujuan semua orang dalam media sosial pada dasarnya adalah membangun merk. Semakin seseorang dapat menawarkan perspektif yang segar atau konsep baru, semakin banyak orang akan tertarik kepadanya. 

Namun saat ini, masih banyak pemilik akun menggunakan Twitter dan sosial media lainnya hanya untuk menginformasikan aktivitas pribadi yang bersifat pamer, mengungkapkan emosi dan amarah yang menyinggung SARA, bahkan mempublikasikan foto yang tidak sewajarnya. Padahal semua itu akan berdampak pada reputasi yang korelasinya dengan pengembangan karir di masa depan. Oleh karena itu menjaga perkataan dan tindakan juga penting dilakukan gaes, agar tidak merusak karakter yang sudah kita bangun. Yuk, bangun personal branding yang baik mulai dari sekarang :p

Rabu, 20 Juli 2016

BOOK REVIEW "Dicari Tentara NICA Untuk Dikirim ke Neraka !"

Judul Buku        
Kereta Pagi Jam 5
Penulis              
Hamsad Rangkuti
ISBN                 
979-407-522-1
Penerbit            
PT. Balai Pustaka
Editor                
Maria Widi
Desain cover     
B.L Bambang Prasodjo
Desain isi          
Joni Tesmanto
Tahun Terbit     
1993
Tebal               
95 hlm


Kata Dee, "Kritik itu seni dan skill. Di level semacam itu, nggak cukup bilang suka/nggak suka, yang terjadi adalah edukasi."


Seorang sastrawan Indonesia yang terkenal dengan tulisannya "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu" ini telah banyak melahirkan sejumlah cerita pendek yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing, seperti "Sampah Bulan Desember" yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dan "Sukri Membawa Pisau Belati" yang diterjemahkan ke bahasa Jerman.
Berbeda dengan novel pertamanya, Ketika Lampu Berwarna Merah (1981) yang mengulas dunia para pengemis dan gembel yang hidup di perempatan lampu merah, kali ini Hamsad Rangkuti justru menghadirkan tulisan tentang masa penjajahan.

"Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya sendiri" adalah kutipan yang tepat untuk mengawali cerita seorang Mardan yang berani dengan orang Belanda. Kisah Mardan yang dituliskan Hamsad Rangkuti berawal dari serdadu yang memergoki anak itu saat menempelkan pelakat bertuliskan “DICARI TENTARA NICA UNTUK DIKIRIM KE NERAKA !”di dinding papan warung Pak Nongah.  Kota Tanjung Balai adalah kota pantai, saat itu pasang sedang naik dan air sungai meluap, Mardan yang penuh dengan rasa takut berusaha berkelit melepaskan diri dari belenggu sekutu, ia melompat ke dalam air. Baru saja bebas dari seorang kompeni, Mardan hampir saja ditembus berpuluh-puluh peluru oleh serdadu saat melaju dengan perahu yang tertambat di rawa-rawa Nipah. Tentu Mardan melakukannya demi sebuah alasan yang jelas. Membela ibu pertiwi, tanahnya sendiri.

Sejak almarhum ayahnya tewas akibat tembakan saat terlibat menjalankan misi, ia hidup bersama kelompok pasukan gerilya yang dipimpin oleh seorang Sersan muda, Muis namanya. Markas gerilya itu berada di perkampungan nelayan yang kini telah tercium musuh, patroli Belanda telah mengetahui keberadaan mereka. Pasukan gerilya harus mampu berpindah-pindah, melakukan gerakan cepat dan tangkas secara serentak. Laut lepas membentang di mulut muara, Mardan belum juga datang saat semua pasukan telah berangkat menuju tempat yang dirahasiakan, Sersan Muis menunggunya. Pemuda itu yang menyelamatkan Mardan saat sedang menjalankan aksi sabotase, Ibu Mardan telah tiada sejak ia masih kecil, Sersan itu telah menganggapnya sebagai anak sendiri.

Acap kali Mardan menggunakan mancis pemberian ayahnya untuk menyulutkan api, ia merasa selalu dekat dengan sang ayah. Apalagi waktu menghindari serangan serdadu-serdadu KNIL saat Mardan dan Sersan Muis melaju dengan perahu. Ombak besar bergulung, serentetan peluru yang terdengar menambah ketegangan bagi pembaca. Sersan Muis tertembak ! Perahu tertambat di dalam hutan bakau yang gelap, hingga akhirnya mereka menemukan gubuk kecil beratap daun rumbia di lahan bekas pertanian yang baru saja ditinggalkan. Dengan mengumpulkan segala keberanian yang Mardan miliki, peluru pada Sersan Muis berhasil dikeluarkan.
 
Seperti sudah ada yang mengatur, ketiga anak Pak Anggah menemukan Mardan dan Sersan Muis di dalam gubuk. Sementara Naimah dan Salman membantu menyediakan makanan bagi mereka, Zainal dengan kemahirannya mengemudikan perahu menuju rumah dan memberitahu ayahnya tentang hal tersebut. Meskipun Sersan Muis terlihat dalam keadaan aman, namun suhu badannya meninggi setelah tiba di rumah Pak Anggah.

Mardan lalu diutus untuk mencari anggota laskar lainnya yang lebih dahulu mengungsi di lereng bukit untuk melaporkan keadaan Sersan Muis kepada mereka, sekaligus menjemput seorang mantri kesehatan yang juga bagian dari pasukan. Mardan bersama Zainal menuju tempat yang dimaksud, perkampungan nelayan perkumpulan telur penyu. Mereka bermalam di rumah salah seorang nelayan dan melanjutkan keesokannya untuk mencari maskar laskar rakyat itu.
Beberapa hari pasukan tersebut tidak berada dalam komando Sersan Muis, banyak hal yang telah terjadi, termasuk rencana peledakan iring-iringan tangki minyak BPM yang akan tiba di Kisaran. Sebelum tangki itu memasuki Tanjung Balai, rencana harus sudah terlaksana. Catatan sabotase yang pernah dilakukan menjadi alasan mengapa regu itu yang harus menyusun strategi. Pesan penting untuk Sersan Muis ini gagal disampaikan ketika Zainal dan Mardan tiba di perkampungan, patroli pantai telah datang menyusur sungai dan membawa Pak Anggah untuk diinterogasi perihal laskar-laskar rakyat yang mungkin bersembunyi di kampung itu. Sementara Sersan Muis dilarikan ke Tanjung Balai untuk dirawat oleh seorang dokter yang memihak republik. Dengan alasan ingin menyampaikan pesan rahasia ke Sersan Muis, akhirnya Mardan diperbolehkan Keluarga Pak Anggah untuk mencarinya. Mardan bertemu dengan Pak Nongah di kiosnya dan menceritakan semua hal yang telah terjadi.

Siapa yang mengira kalau Mardan ternyata tidak mencari Sersan Muis, ia justru memutuskan untuk naik kereta pagi jam 5 menuju Tanjung Balai. Kereta itu adalah kereta sayur dengan pedagang ikan sebagai penumpangnya. Di Stasiun Airjoman tampak tiga pemuda membawa sesuatu dalam tas dan berjalan menyusuri sel. Percakapan ketiganya meyakinkan Mardan bahwa mereka adalah orang-orang yang diutus untuk melakukan misi rahasia, lantas ia mengikuti mereka. Benar saja, sabotase pun dilakukan. Batang kayu tumbang dihanyutkan ke dekat jembatan, pasang yang datang mulai meninggi hingga air menyentuh rel. Mardan hanya memperhatikannya dari atas pohon, menunggu apa lagi yang akan terjadi. Sesaat uap lokomotif mendekat ke arah rel, itu dia ! iring-iringan tangki dan tentara-tentara NICA yang siap membunuh ! Serdadu mencurigai hal tersebut, pemuda yang berada di bawah tangki minyak tertembak. Rencana gagal !
Mardan dengan sigap terjun ke dalam rawa dan menyelundup ke bawah tangki, sambil meniup mancisnya yang masih basah, ia mencari sumbu dinamit yang sempat dipasang para pemuda itu. Bisa saja ia tertembak oleh musuh, tapi keberaniannya mencuat. Disundutnya sumbu itu dengan nyala api, kemudian menjalar dan mendekati sumber ledakan. Lantas Mardan melompat ke atas gundukan tanah, ada ledakan ! Semua tangki meledak secara beruntun, semua serdadu mati terbakar. MERDEKA !

Selain masa kemerdekaan, bagian lain yang cukup menarik adalah saat Tentara NICA melihat tulisan “Dicari Tentara NICA Untuk Dikirim ke Neraka !” di pelakat yang terpampang di semua pohon dan dinding di tangkahan. Itu artinya para sekutu menyadari bahwa bangsa Indonesia punya semangat juang yang tinggi dan tentunya bisa baca tulis !
Hamsad Rangkuti berhasil membuai pembaca dengan kejutan yang dilakukan oleh Mardan, pejuang kecil yang berani mengubah nasib bangsanya. Sosok Mardan seolah ingin menjelaskan dan menegaskan kepada generasi saat ini untuk Define yourself, don't let others define you ! Secara tidak langsung, penulis juga memperkenalkan taktik perang gerilya pada zaman penjajahan, tidak hanya melindungi diri, bahkan pesan sederhana juga disampaikan dalam cerita ini. Tentang menjaga kepercayaan, juga makna perjuangan yang sebenarnya, bahwa tidak hanya memperjuangkan keselamatan diri sendiri, tapi juga keselamatan bangsa.
Kereta Pagi Jam 5 dengan bahasanya yang ringan mampu menyihir imajinasi pembaca, saat Mardan hendak menyelamatkan diri dan menemukan perahu di balik rawa-rawa nipah dengan sungai yang bercabang dua. Atau saat bagaimana Mardan dengan beraninya membakar ujung dinamit itu tergambar jelas. Walau ia masih kecil, tapi tidak pernah kehilangan akal.

Beberapa kesalahan ejaan seperti kata “Alai” yang seharusnya Alat di kalimat Nama Alai itu Loting pada halaman 4, dan kata “obah” pada kalimat Dia tidak obahnya seperti jalan setapak di dalam hutan di halaman 19 yang seharusnya ubah, tidak mengurangi makna dan inti yang disampaikan dalam cerita. Selain konflik dan ending yang menggugah pembaca, alur yang mengalir mampu menutupi semua kekurangan tersebut. Pembaca tidak lagi menghiraukan kesalahan pengetikan, penggunaan bahasa tetap diperhatikan oleh Hamsad. Beliau tidak hanya mampu mendeskripsikan setiap setting dan kejadian dengan kompleks, tetapi juga turut memperkenalkan diksi yang jarang dimunculkan dalam cerita kebanyakan.

#Diikutkan dalam lomba ini . (Lumayan sekalian latihan nulis ekekekeh)
#PADIreview
Diberdayakan oleh Blogger.