Minggu, 18 Oktober 2015

Terimakasih Untukmu, Rizky



Aku tak pernah mengira bahwa kado terindah selain mereka, adalah darimu.
Sederhana. Tapi caramu mengemasnya mampu menyapulenyapkan takut yang menderu. Agar tak ada kehilangan. Aku takut hal sama terulang lagi. Darimu, aku belajar bahwa tulisan yang apik butuh waktu agar bisa mengingat setiap kesan yang membekas. Bahkan berulang kali ku baca setiap untai kata di dalam ini, ku dapati sepasang mata yang basah. Ia berkaca. Melihat banyak temanmu yang mau sekadar memberi ucapan, aku bersyukur karena disana kau tidak sendiri. (Plz artikan yang mereka bilang-_- wkwk)
Kau tahu, rengkuhan yang kerap kau sampaikan lewat suaramu mampu mengatupkan sesak seketika, memberi lega dan tenteram untuk waktu yang lama. Kala aku tersandung disini lalu menceritakannya padamu, aku terlelap, kemudian menyadari bahwa sebenarnya aku tidak sendiri. Maaf karena aku kerap menambahkan keluh padamu. Maaf karena apapun wujud cideraku, aku masih saja lupa, bahwa kau disana juga berusaha meredam masalahmu.

Kala aku bersedih nanti, aku berjanji akan melihat ini.



Kala aku lelah menempuh cita nanti, aku berjanji akan mengingat ini.


Dan ini



Dear, kau ingat betapa banyak tetesan air matamu saat kau kalah menghadapi sesuatu? Atau kau menangis saat citamu tidak sampai akhir? Atau kau gagal menyampaikan tulisanmu ke penerbit? Hmm. Sungguh! Aku malu kala itu karena belum pernah melakukan sesuatu sepertimu.

Dear, kau ingat saat aku tahu bahwa untuk pertama kalinya kau berkunjung ke negeri sebelah Australia? Atau saat kau mempersiapkan sepenuhnya mendapatkan bangku di negeri Beruang Putih lalu mengubah jalur dan kini menempuh pendidikan di negeri Al-Fatih? Atau saat kau dilema memilih untuk berkunjung ke Hongkong pun Slovakia? Hahaha. Tahukah kau dear, betapa bangganya aku? Karenamu, aku mengerti bahwa pada akhirnya akan indah, bahwa gagal adalah bukti bahwa kita pernah belajar, aku juga percaya bahwa masa depan sungguh ada dan pengharapan tidak akan pernah hilang. 

Ingat tulisan ini ? Di tanggal yang sama kau menyampaikannya padaku. 


Dear, terimakasih karena masih memberi ruang dalam ingatanmu. Terimakasih karena masih menyempatkan diri untuk mendoakan, menyusun kado terbaik untukku. Terimakasih telah mengajarkanku banyak hal, terutama arti perjuangan. Terimakasih telah mendekap di dekatku hingga bertahun dan telah menjadi bagian dari hidupku. Terimakasih karena pernah menjadi sahabatku, bahkan hingga detik ini. Juga terimakasih untuk rekan-rekanmu disana, sampaikan salamku untuk mereka. Mungkin pikirmu, terimakasih hanya sekadar kata, tapi bagiku itu bisa mewakili semuanya, saat tak ada yang benar-benar bisa ku lakukan. Percayalah, aku akan selalu ada untukmu. Percayalah, kita-akan-baik-baik-saja. Percayalah kelak kita-akan-mengenakan-toga-yang-sama. Toga hasil perjuangan J


Tertanda,


Sahabat yang merindukanmu, Onix Octarina.

Semarang, 16 Oktober 2015. 







Diberdayakan oleh Blogger.