Rabu, 04 Maret 2015

FFRabu- Air Mata



“Satu liter sudah cukup, nak.”
Lita mengangguk mengerti. Tanpa sepatah kata, ia menuju kamar, meninggalkan ibunya seorang diri di ruang tamu yang sedang sibuk mengemas air dalam botol.
“Ibu akan mengganti rotannya dengan yang lebih ringan. Jadi jangan khawatir, sayang.” Wanita tua berkonde itu setengah berteriak, memberi isyarat bahwa ia tak tega dengan keadaan anak semata wayangnya.
“Hmm, benarkah?” Sendu dari suaranya terdengar sangat jelas.
“Iya, tenanglah. Obat merah sudah ibu siapkan diatas meja belajarmu.”
Lita merindukan ayahnya. Merindukan masa lalu, saat dimana ia tak harus menjual air mata, tak harus banting tulang, menghidupi keluarga yang hanya tinggal ibunya saja.

-End-
Tantangan menulis #FFRabu MFF : 100 kata





2 komentar:

  1. em.... itu jual air mata maksudnya apa ya.
    saya nggak ngerti kalau pake majas gitu.

    BalasHapus
  2. Anggap aja si Lita itu putri duyung ya, kalo nangis air matanya berubah jadi mutiara terus bisa dijual... hehe gitu sih :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.