Ada Apa dengan Laut
Indonesia?
Indonesia merupakan negara maritim, dengan luas
wilayah perairan 6.315.222 km2 dengan panjang garis pantai 99.093 km2.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, terdapat 16.056 pulau di Indonesia
yang terpisahkan oleh lautan. Melalui Geospasial diketahui bahwa lautan yang
membentang tersebut ternyata memiliki potensi energi yang besar. Pemetaan potensi sumberdaya laut juga perlu dilakukan sebagai
awal dalam pengelolaan sumberdaya dalam tahapan eksplorasi pendahuluan.
Penginderaan jauh (Inderaja) merupakan alat bantu yang merekam rona lingkungan
bumi yang mampu menginterpretasi potensi eksplorasi kelautan. Dengan
menggunakan data citra satelit, biaya eksplorasi akan lebih rendah, termasuk
efisiensi dalam mendukung pemanfaatan energi.
Crystal Bye, Nusa Penida Bali Photo by: Aswad |
Nusa Penida, Bali Photo by: Aswad |
Setangi Lombok Photo by: Aswad |
Pulau-Pulau Indonesia
Sumber: NASA via Goodnews from Indonesia |
Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (UU IG) merupakan undang-undang pertama yang mengatur tentang penyelenggaraan
Informasi Geospasial di Indonesia. Undang-undang ini bertujuan untuk menjamin
ketersediaan dan kemudahan akses Informasi Geospasial yang dapat dipertangungjawabkan.
Lahirnya undang-undang ini membawa konsekuensi
perubahan Bakosurtanal menjadi Badan Informasi Geospasial (BIG), dengan tugas
dan fungsi yang lebih besar dari pada Bakosurtanal. BIG menjadi lembaga yang
tidak hanya mengkoordinasikan kegiatan survei dan pemetaan untuk menghasilkan
peta, namun lebih dituntut pula kepada hasilnya sebagai sumber Informasi
Geospasial yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan demikian program
pembangunan nasional dapat direncanakan dan dilaksanakan secara tepat lokasi
dan tepat sasaran (Badan Informasi Geospasial, diakses 2017).
Potensi Tak Terduga di Laut
Indonesia
Dalam mendukung pembangunan wilayah kelautan,
pesisir dan pulau-pulau kecil di seluruh Indonesia, BIG telah melakukan Pemetaan
Karakteristik Laut. Selain itu, BIG juga menyediakan data dan informasi
geospasial berupa Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) berbagai skala, Peta
Lingkungan Laut Nasional (LLN), Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) dengan
berbagai skala.
Peta Energi OTEC di Seluruh Dunia Sumber: Lockheed Martin via Goodnews from Indonesia |
Berdasarkan
pemetaan sumberdaya kelautan, diketahui bahwa Indonesia memiliki cadangan panas
laut atau yang disebut dengan Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC. Angka
potensinya diklaim bisa mencapai 41 gigawatt dan total ada 17 lokasi yang dapat
dimanfaatkan (Goodnews from Indonesia, 2017).
Teknologi energi alternatif OTEC merupakan
energi terbarukan yang memanfaatkan panas air laut sebagai sumber energi yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis. Panas air laut tersebut
didapatkan dari sorotan sinar matahari yang memanaskan air laut.
"Potensi OTEC di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, tersebar di pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara. Bali dan Lembata NTT. PPPGL telah mengkaji dan meneliti potensi OTEC pada 17 lokasi sebesar 41 GW” -Ediar Usman, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
Indonesia bagian timur memiliki suhu yang lebih
besar dibandingkan lautan di Indonesia bagian barat. Potensi energi panas laut di perairan Indonesia
diprediksi menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Potensi ini menjadi sumber
energi alternatif yang menjanjikan di masa mendatang. Pihak PPPGL melakukan Sea Trial untuk menghitung
potensi dari OTEC. Sea trial merupakan persiapan pelaksanaan penelitian
identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK)
minyak dan gas bumi (Migas). Percobaan ini telah dilakukan di Perairan Arafura,
Papua dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) di
perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PPPGL telah merancang langkah strategis dalam
riset OTEC, terutama menentukan lokasi prospek seluruh Indonesia sebagai dasar
investasi OTEC. Langkah
tersebut meliputi survei potensi regional dan rinci, teknis dan ekonomis,
survei potensi di Bali Utara dan Lembata menggunakan Geomarin III pada tahun 2017,
dan dilanjutkan pra-studi kelayakan dan studi kelayakan pada tahun 2018. Selain
itu, kajian aspek teknis dan ilmiah lainnya termasuk sosial, budaya dan
ekonomi, pemilihan lokasi pilot project di Indonesia serta dukungan
pemerintah pada pengembangan OTEC.
Pentingnya Informasi Geospasial untuk Mengembangkan
Potensi Laut Indonesia
Pemanfaatan OTEC akan
berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Energi ini bernilai ekonomi
lebih tinggi dibanding sumber energi lainnya karena menghasilkan listrik dan
air murni akibat penguapan air laut. Geospasial memudahkan pihak pemerintah
untuk mengetahui pemetaan sumber energi baru di Laut Indonesia. Informasi geospasial
menjadi penting sebagai sarana untuk merencanakan pembangunan di segala sektor,
termasuk ruang perairan. Karena pada hakikatnya Informasi Geospasial adalah
informasi ruang kebumian, yang menyangkut aspek lokasi, letak suatu objek atau
peristiwa (pada, di atas dan di bawah) muka bumi.
Referensi:
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/pentingnya-informasi-geospasial-untuk-menata-laut-indonesia
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/09/26/menakjubkan-potensi-energi-panas-laut-indonesia-terbesar-di-dunia-ini-jumlahnya
Artikel ini diikutkan dalam lomba Kompetisi Blog #Geospasial untuk Kita dengan tema Gaya hidup memanfaatkan #geospasial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar