“Saya suka ide Tuhan yang satu ini: di suatu tempat, ada seseorang yang
diciptakan untuk seorang lain, dan mereka akan bertemu jika saatnya tiba” –
Hansbrownsound
Jodoh dipertemukan dalam lembar yang sama |
Hans pernah bilang kalau jodoh adalah ide Tuhan. Jika semua
adalah ide Tuhan, mengapa harus risau? Toh Tuhan tidak pernah sia-sia dengan
ideNya. Jodoh sejatinya adalah ia yang
menerima kita tanpa kata 'jika', sehingga seburuk apapun keadaan dan sehebat
apapun pertengkaran jam dua malam, akan selalu ada alasan untuk kembali pulang.
Kata
Tere Liye, jodoh itu rahasia Tuhan. Namanya aja udah rahasia, jika kita mampu
mengeringkan lautan atau merobohkan gunung sekalipun, kalau tidak berjodoh, ya
tidak akan pernah terjadi. Sebaliknya, mau benci setinggi bulan, mau menghindar
ke ujung dunia, ya kalau memang berjodoh, ada saja jalannya untuk tetap
terjadi.
Tapi
bagi saya, arti jodoh tidak terbatas. Di sepanjang tahun yang baru saja lewat
(baca:2016), saya semakin banyak mengerti, bahwa jodoh bukan melulu soal
pasangan hidup. Ada pertemuan dan perpisahan yang diatur, tidak ada kebetulan
yang benar-benar kebetulan. Semacam takdir.
Seperti dua semester saya yang
bercerita bagaimana susah payahnya menghadapi 25 macam isi kepala dan kelakuan
di Kelompok Tuntang. Terdedah sudah aib kalian! HAHAHA;
Atau tentang perjalanan sebentar dengan
15 orang mahasiswa pas-pasan yang darinya saya belajar bahwa tawa bisa datang
dari cara sederhana;
Atau justru soal bagaimana teman-teman
PMK FT, Momentum, dan NFC bisa hadir dalam hidup saya, mengantarkan pada apa
yang disebut keluarga.
Jodoh
itu sesederhana bagaimana pembaca bertemu dengan novel-novel best seller yang mungkin sebelumnya tidak
tahu siapa yang menulis. Sesederhana saat saya jatuh dan mulai menggilai diksi,
semua terjadi begitu saja, tak perlu ada garis batas yang menyekat-nyekat setiap
kejadian.
Bukankah
kalau tidak ditakdirkan berjodoh, orang-orang yang berseliweran di hadapan mata
pun tidak akan saling mengenal? Kata Agustinus, orang China menyebut ini
sebagai yuanfen, perjodohan. Baginya,
tak ada yang tak mungkin dalam perjalanan. Hidup itu perjalanan, kan? Malah kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Haha! Saya
yakin kalau cerita-cerita yang baik tidak datang dengan cara yang salah. Tidak perlu
memendam ekspektasi tentang A atau B, jalani saja!
Terima kasih 2016 atas perjodohan
kita, atas langkah-langkah yang akan menjejak dalam ingatan!
Selamat berjodoh dengan perjalanan saya
nantinya, hai 2017! Saya siap dengan berbagai kejutan: mimpi-mimpi yang nyata
atau justru kosong!
"There's
always a goodbye in every hello, but remember you will find another hello"-
Anida Dyah
BARU BACA BACA INI LAGI HAHAHAHHA
BalasHapussetuju banget soal konsep kalau jodoh itu bukan sekedar pasangan hidup! Bahkan bapak selalu menekankan ke aku kalau sekolah itu juga termasuk jodoh ;)
Nice post I swear :-)
HAHAHA mampir mulu ke postingan lama. Bener kan, definisi jodoh mah luas.
HapusKadang tulisan semacam ini bisa lahir krn pemikiran orang-orang di luar sana yang menurut aku dibatasi hmm
Anw, thankyouuu Mi! :)