Beberapa
waktu lalu, saya hanya menjadi penonton atas cuitan di media sosial yang
mengusik para milenial. Sebut saja akun-akun konsultan keuangan yang dianggap sebagian
orang memunculkan insecure karena
membahas informasi seputar keuangan, mulai dari gaji, lifestyle, financial planning, investasi, sampai aset yang
dimiliki. Kehadiran akun-akun seperti ini menjadi pro-kontra bagi pembaca, ada
yang bilang kalau informasi yang diberikan mampu menjawab kebutuhan pengetahuan
finansial bagi anak muda karena mendorong masyarakat lebih melek finansial.
Namun ada juga yang menganggap bahwa mereka lebih sering melakukan fear-mongering atau kampanye dengan
menjual rumor dan ketakutan untuk memengaruhi pendapat dan tindakan publik
terhadap suatu tujuan/keputusan akhir (dikutip dari Wikipedia).
Sebetulnya
pro-kontra yang muncul, kembali lagi pada pandangan masing-masing individu
tentang bagaimana harus menyikapi fakta yang dibagikan. Sah-sah saja jika
banyak yang tidak menerimanya, barangkali karena menyangkut kesiapan milenial
dalam melanjutkan hidup ke jenjang yang lebih tinggi, atau mungkin sedang berada
dalam fase bernama quarter life crisis,
siapa yang tahu? Mari sama-sama bersikap bijak.
Tren memiliki rumah bagi milenial
Membahas
soal informasi seputar finansial, hal yang paling menarik adalah saat ditanya mengenai
apa aset yang sudah kamu miliki saat ini. Investasi dan rumah adalah aset yang
popular di kalangan milenial. Segmen pasar properti beberapa tahun belakangan
menunjukkan tren peningkatan (www.btnproperti.co.id). Dari survei yang
dilakukan Rumah.com yaitu Consumer Afordability Sentiment Index, sebanyak 55
persen responden menyatakan memiliki rencana untuk membeli rumah di tahun
2019.
Fun fact: sebagian besar responden yang menyatakan minatnya untuk membeli rumah berasal dari kalangan milenial.
Ada apa dengan milenial
dan tren untuk memiliki rumah sendiri?
Generasi
Milenial – atau Generasi Y, yang disebutkan oleh mayoritas peneliti serta ahli
demografi sebagai generasi yang lahir pada dalam rentang tahun 1980-an hingga awal
tahun 2000 merupakan generasi unik yang lahir di tengah-tengah pertumbuhan
internet dan kemudahan informasi. Kelompok umur ini diidentifikasi memiliki
karakter yang lebih kritis dan sangat dekat dengan teknologi. Walaupun
karakteristik milenial berbeda-beda karena tergantung wilayah, kondisi sosial
ekonomi, hingga pola hidup tiap individunya, namun ada karakteristik serupa
yang dapat dikaitkan dengan tren memiliki hunian saat ini.
Milenial
adalah generasi kreatif dan cepat yang memanfaatkan perubahan dan peluang yang
ada. Mereka (termasuk saya juga sih) saat ini sedang berada dalam Era Disrupsi
atau era yang diramaikan dengan munculnya berbagai inovasi dalam teknologi
digital serba canggih maupun dalam lingkup hidup sosial sehari-hari. Di era
ini, sistem konvensional mulai ditinggalkan. Semua beralih menjadi online, entah itu sarana transportasi
atau media massa sekalipun. Orang-orang gemar memulai sesuatu yang sifatnya
anti mainstream dan tentunya tidak berbelit-belit.
Milenial
merasa kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dalam pembelian properti dan
ketersediaan berbagai insentif menjadi faktor yang mendorong tingginya minat
untuk membeli rumah. Katanya lagi, pembeli rumah pertama yang adalah milenial
merupakan segmen pasar yang paling tertarik untuk memiliki hunian di kawasan dengan
kemudahan akses transportasi.
Sampai
di sini make sense berarti ya? Ada
faktor kemudahan dan peluang yang dilirik oleh milenial.
Lagi
kata Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam sebuah artikel, saat ini kita
mengalami dua disrupsi yang luar biasa yaitu bidang teknologi karena revolusi
industri 4.0 dan gaya hidup karena adanya perubahan generasi.
Fun fact:Tren pengeluaran masyarakat Indonesia per bulan pada 2014 paling banyak dihabiskan untuk keperluan bukan makanan, yaitu persentase terbesar untuk membiayai perumahan dan fasilitas rumah tangga, lainnya adalah kebutuhan barang dan jasa. Padahal sebelum tahun 2007, porsi belanja masyarakat lebih banyak dihabiskan untuk membeli makanan.
Sumber: databoks.katadata.co.id |
Sekali
lagi, mohon garis bawahi dan beri highlight:
membiayai perumahan dan
fasilitas rumah tangga. Dari fakta tersebut dapat digambarkan kalau
gaya hidup masyarakat mulai beralih dari “yang mengedepankan perut” jadi lebih “memikirkan
ketahanan atap rumah dan kenyamanan di dalamnya”. Ya nggak sih? Masyarakat
mulai menilai bahwa memiliki rumah dan membiayai fasilitas rumah tangga adalah
kebutuhan yang penting.
Rumah
minimalis, impian bagi milenial
Memiliki
hunian lewat KPR memang merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh bagi
milenial, tapi bagaimana kalau mencoba untuk membangunnya sendiri? Mulai dari
interior, kepemilikan lahan, sampai bahan material diatur dan ditata sendiri
sesuai selera pemiliknya. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari memilih
membangun rumah sendiri dibandingkan membeli rumah sudah jadi dari developer.
Tentu
menjadi tantangan tersendiri, ya namanya juga impian kan. Tapi nggak apa-apa,
tidak ada yang salah dari bermimpi. Mari mewujudkannya pelan-pelan.
Dari
sumber yang saya dapatkan, ada baiknya sebelum membangun rumah, perhatikan
beberapa hal agar rumah yang diimpikan bebas sengketa dan nyaman untuk
ditinggali (https://kpr.online).
Caranya
adalah: Pertama, tentu saja siap
lahir batin alias ada dana cukup yang menyokong pembangunan rumah. Kedua, pastikan bahwa lahan yang akan
dibangun bebas sengketa. Selanjutnya,
jangan lupa untuk mengantongi IMB dan perizinan yang berkaitan. Setelah itu, baru eksekusi membangun
rumah bersama tukang yang sudah ahli. Nah bagian eksekusi ini menjadi sangat
krusial karena harus hati-hati memilih desain interior dan bahan material yang
dibutuhkan. Bagi saya, rumah impian yang terpikirkan adalah rumah minimalis
modern, nggak tau ya kalau Anda ehe ehe.
Rumah
impian yang saya maksud adalah rumah dengan desain yang hanya menggunakan
kebutuhan paling mendasar dan menekankan pada hal-hal bersifat esensial dan
fungsional. Arti minimalis cukup membuktikan kalau luas lahan rumah tidak perlu
sampai 6000 m2 seperti rumah impian versi Dodit Mulyanto yang ada di
lereng gunung, lengkap dengan peternakan ayam, kuda-kuda, sampai hamparan
rumput hijau. Oh sungguh tidak perlu begitu dong.
Yang
menjadi pe-er di sini adalah bagaimana membangun rumah dengan desain arsitektur
minimalis namun modern. Tentu saya ini bukan lulusan arsitektur yang memahami
seluk-beluk dan tindak-tanduk sebuah hunian, tapi saya mencoba menelusuri
contoh hunian gaya modern yang bisa diwujudkan dengan bantuan bahan material
berupa marmer. Ya marmer. Anda tidak salah baca.
Kenapa marmer?
Marmer merupakan batuan alami yang termasuk jenis batuan malihan. Permukaannya yang mengkilap dengan corak alami yang cantik, menjadi alasan mengapa marmer dipilih sebagai bahan yang sangat popular di kalangan masyarakat. Tampaknya marmer akan membantu rumah minimalis memiliki kesan mewah. Harus diakui kalau marmer adalah bahan material yang cukup mahal, jadi saya pikir marmer digunakan di dinding dapur saja untuk melengkapi interior modern. Beberapa gambar menarik berikut ini saya cuplik untuk ilustrasi rumah impian milenial.
Marmer merupakan batuan alami yang termasuk jenis batuan malihan. Permukaannya yang mengkilap dengan corak alami yang cantik, menjadi alasan mengapa marmer dipilih sebagai bahan yang sangat popular di kalangan masyarakat. Tampaknya marmer akan membantu rumah minimalis memiliki kesan mewah. Harus diakui kalau marmer adalah bahan material yang cukup mahal, jadi saya pikir marmer digunakan di dinding dapur saja untuk melengkapi interior modern. Beberapa gambar menarik berikut ini saya cuplik untuk ilustrasi rumah impian milenial.
3 alasan kenapa Fagetti Marmer menjadi jawaban kebutuhan bahan material rumah
impian
Batu
marmer merupakan salah satu bahan material untuk pembangunan rumah yang sudah
banyak digunakan pada hunian modern. Tidak hanya menjadi material untuk lantai,
marmer juga dapat digunakan untuk pelengkap perabot rumah tangga seperti meja
makan dan dinding dapur. Tapi yang jadi persoalan adalah, marmer mana yang bisa
menjadi jawaban kebutuhan bahan material untuk rumah minimalis? Kira-kira
marmer mana yang terjamin kualitasnya dan terpercaya dapat memenuhi keinginan
pemilik hunian?
Setelah
riset, saya menemukan Faggeti Marmer sebagai jawabannya. Tentu karena 3 alasan
ini:
Alasan 1: Fagetti merupakan perusahaan marmer dengan jenis marmer terlengkap, terpercaya, dan memiliki kredibilitas tinggi
Alasan 1: Fagetti merupakan perusahaan marmer dengan jenis marmer terlengkap, terpercaya, dan memiliki kredibilitas tinggi
PT. Fajar Gelora Inti atau Fagetti merupakan produsen marmer dan
batu alam yang didirikan oleh Ferdinand Gumanti sejak tahun 1986 dan telah
memiliki koleksi lebih dari 900 jenis batu alam. Dengan waktu yang cukup lama
berkecimpung dalam industri marmer, Faggeti membangun branding yang tidak tanggung-tanggung: menjadi supplier marmer
utama di Indonesia.
Faggeti dipercaya untuk bekerja sama dengan mega proyek seperti
Park Hyatt – MNC Media Tower, Menara Astra – BOD Area, Intercontinental Hotel
Pondok Indah, Arkadia Tower Blog G dan PIK Office. Dan proyek lainnya seperti
Jakarta Box, Kota Kasablanca 3, Mangkuluhur City, Eka Hospital Cibubur, Graha
Binakarsa dan Green Sedayu Apartment.
Alasan 2: Fagetti Marmer memiliki kualitas premium serta warna dan corak eksklusif
Fagetti menciptakan jenis marmer dengan kualitas tinggi, serta warna dan motif bervariatif. Hal ini didukung oleh teknologi canggih yang dapat menghasilkan permukaan marmer yang halus seperti sutra hingga tekstur kasar yang dipahat. Faggeti Marmer mampu memenuhi keinginan para arsitek, product designer, juga pelanggan dengan detail dan ukuran yang sangat presisi. Bahkan sebelum digunakan, marmer yang dihasilkan harus melalui uji kekuatan dan kualitas terlebih dahulu. Jadi tidak dapat diragukan lagi kalau “karya yang rapi dan estetik” melekat pada marmer kelas premium ini.
Beberapa marmer dan batualam yang diproduksi oleh PT. Fajar Gelora Inti antara lain Marmer Putih, Marmer
Statuario, Granit, Travertine, Limestone, Quartzsite, Silverstone, Basalt, dan
Onyx. Ya Onyx.
Jenis batu marmer keluaran Fagetti. Bukan pemilik blog ini dong tentu. Fagetti menciptakan jenis marmer dengan kualitas tinggi, serta warna dan motif bervariatif. Hal ini didukung oleh teknologi canggih yang dapat menghasilkan permukaan marmer yang halus seperti sutra hingga tekstur kasar yang dipahat. Faggeti Marmer mampu memenuhi keinginan para arsitek, product designer, juga pelanggan dengan detail dan ukuran yang sangat presisi. Bahkan sebelum digunakan, marmer yang dihasilkan harus melalui uji kekuatan dan kualitas terlebih dahulu. Jadi tidak dapat diragukan lagi kalau “karya yang rapi dan estetik” melekat pada marmer kelas premium ini.
Alasan 3: Material Fagetti marmer mewah yang memesona
Guratan cantik pada permukaan marmer Fagetti dapat menimbulkan kesan eksotis yang mewah. Marmer Fagetti dipenuhi mineral yang berkilau dan mampu memberikan nuansa ketenangan. Dari tampilannya yang elegan dan cantik, Fagetti marmer sangat cocok digunakan pada hunian-hunian modern karena karakteristiknya yang kokoh.
3 alasan di atas adalah yang menguatkan saya untuk memilih Fagetti Marmer dalam memenuhi rumah impian minimalis versi milenial. Dengan Fagetti Marmer, dapur idaman yang saya impikan tidak mungkin akan berubah kusam dan tentu akan selalu berkilau. Emang sih harganya bisa tiga kali lipat dibanding material keramik biasa. Ya nggak apa-apa mahal, karena untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas, kamu memang harus mengeluarkan yang lebih kan?
Artikel ini diikutkan dalam Fagetti Blog Competition #Fagetti #MarmerTerbaik #MarmerFagetti #FagettiWold.
Guratan cantik pada permukaan marmer Fagetti dapat menimbulkan kesan eksotis yang mewah. Marmer Fagetti dipenuhi mineral yang berkilau dan mampu memberikan nuansa ketenangan. Dari tampilannya yang elegan dan cantik, Fagetti marmer sangat cocok digunakan pada hunian-hunian modern karena karakteristiknya yang kokoh.
3 alasan di atas adalah yang menguatkan saya untuk memilih Fagetti Marmer dalam memenuhi rumah impian minimalis versi milenial. Dengan Fagetti Marmer, dapur idaman yang saya impikan tidak mungkin akan berubah kusam dan tentu akan selalu berkilau. Emang sih harganya bisa tiga kali lipat dibanding material keramik biasa. Ya nggak apa-apa mahal, karena untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas, kamu memang harus mengeluarkan yang lebih kan?
Artikel ini diikutkan dalam Fagetti Blog Competition #Fagetti #MarmerTerbaik #MarmerFagetti #FagettiWold.
Sumber Pendukung:
www.fagetti.com/blog
www.rumah.com/
www.99.co/
www.idntimes.com/
www.situsnesia.com
databoks.katadata.co.id/
www.btnproperti.co.id/
www.aca.co.id/
kpr.online/
www.hipwee.com/
www.rumah.com/
www.99.co/
www.idntimes.com/
www.situsnesia.com
databoks.katadata.co.id/
www.btnproperti.co.id/
www.aca.co.id/
kpr.online/
www.hipwee.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar