Jumat, 31 Maret 2017

B2B, Cara Jitu Jadi Penasehat CEO di Shopee

“Kritik itu seni dan skill, nggak cuma bilang suka atau nggak suka, yang terjadi adalah edukasi”- Dee Lestari

Siapa diantara kalian yang –di era serba praktis, mobilitas tinggi, kecanggihan gadget makin meraja ini- belum pernah belanja online? Atau takut punya pengalaman buruk belanja online? Ada?
Selamat! Kamu memasuki bacaan yang tepat untuk mengenal tindak-tanduk online shop pertama di Asia Tenggara yang menawarkan transaksi jual beli online yang menyenangkan, gratis, dan terpercaya via ponsel di Indonesia. Sudah tahu apa? Yap! Shopee
(Image source:shopee.co.id)

Asiknya Belanja di Shopee
Sebenarnya label ‘mobilitas tinggi’ terbilang ‘mahal’ jika dijadikan alasan kenapa saya memilih untuk berbelanja online. Masih mahasiswa, kok Mas, belum punya jadwal yang padat merayap hehe. Tidak dapat dipungkiri bahwa kenyamanan di balik tempat beraktivitas a.k.a kampus atau rumah dan kerumitan lalu lintas di jalan menjadi alasan ribuan orang untuk mengunduh aplikasi belanja online, kemudian bisa berbelanja kapan saja dan di mana saja dengan praktis. Yang membedakan adalah, e-commerce mana yang menjadi pilihan saudara sekalian.
Saya adalah tipe orang yang sering mengamati. Perlu waktu untuk memutuskan apakah pusat perbelanjaan online  A patut dijadikan best practice atau tidak. Kelinci percobaan? Mungkin tidak untuk belanja online, terlalu berisiko.
Baru-baru ini, saya sering mendapati ibu dan adik perempuan saya kompak belanja online. Saya juga ikutan, ya ikut jadi paling protes karena budget  yang dikeluarkan terkadang tidak wajar jika hanya untuk membeli kebutuhan non prioritas. Mending buat belanja kebutuhan saya aja, kan? *eh
Sekali-dua kali saya biarkan untuk tidak ikut campur, tapi waktu adik saya menawarkan “Kak, mau beli ini nggak? Biar bisa beli 3 item, kan lumayan, gratis ongkir”, saya jadi penasaran. Hah?! Gratis Ongkir? Sumpeh Lo?!

Usut punya usut, ternyata e-commerce yang popular dikenal  Shopee ini tidak hanya menawarkan produk favorit diberbagai kategori, tapi juga GRATIS ONGKIR dalam setiap pembelian dengan budget minimal di toko yang sama. Waktu itu budget yang ditetapkan masih sekitar Rp90.000,00. Ya siapa yang nggak tertarik sama tulisan gratis, sih? Gratis bro!
(Image source:shopee.co.id)
Tanpa berlama-lama, saya mengiyakan si adik untuk join belanja produk itu, nggak pake mikir. Pembayaran yang aman, pengiriman cepat, gratis ongkir pula. Oh, ternyata ini alasan kenapa ibu dan adik bisa pro sama online shop yang agaknya akan saya jadikan best practice buat belanja online (lagi).
Selain dari pengalaman di atas, dengan Aplikasi Shopee, kamu bisa:
·   Mendapat garansi untuk menjamin pembayaran, dan dana hanya akan dikirimkan ke penjual setelah kamu menerima pesanan.
·         Nego langsung barang yang hendak dibeli dengan penjual melalui fitur Live Chat.
·         Mendaftarkan produk jualan GRATIS tanpa komisi atau biaya pengunduhan, dan dalam 30 detik saja!
·         Mendapatkan rekomendasi produk khusus dan unik.
·         Mengikuti dan menemukan tren terbaru melalui fitur Hashtag Trending!
Fitur ini memungkinkan kamu untuk berbelanja dan berkomunikasi sesuai dengan kenyamanan. Dirancang untuk mewujudkan social commerce platform, Shopee mengintegrasikan fitur sosial mencakup fungsi hashtag, yang memungkinkan mencari tren barang/produk yang sedang populer atau untuk mengikuti tren terbaru dengan mudah.
·         Mengembangkan bisnismu!
Shopee mendampingi para penjual untuk meraih kesuksesan dengan menyediakan sarana yang tepat seperti Seller Centre di PC dan Asisten Penjual di dalam aplikasi Shopee untuk membantu pengaturan produk, menjalin relasi yang baik dengan pembeli, dan mengukur penghasilan toko.
Biaya pendaftaran atau komisi penjualan? Tidak ada!
Tanpa biaya pengunduhan, pendaftaran ataupun komisi penjualan. Nikmati berjualan tanpa biaya, semuanya gratis!
·         Membagikan kebahagiaan
Kamu bisa berinteraksi dengan pembeli dan/atau penjual lain yang memiliki selera yang sama denganmu di pusat perbelanjaan Shopee. Apa kamu menemukan promo yang oke dengan harga termurah saat belanja? Bagikan kebahagiaan ini dengan teman-temanmu di media sosial favoritmu dengan mudah! Berbagi kebahagiaan nggak susah kok~

Kenal Shopee Lebih Dekat, Yuk!
Diluncurkan secara terbatas (soft launch) pada Juni 2015, Shopee telah mengakumulasikan beberapa juta pengguna aktif diseluruh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan. Sebanyak 30% dari negara tetangga telah menjual produk di Shopee. Di Indonesia, Shopee mengklaim telah memiliki lebih dari 700 ribu daftar produk dari 60 ribu penjual (tekno.liputan6.com). Banyak banget kan?
Di luar dari kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada beberapa kekurangan Shopee yang menjadi masalah bagi penjual maupun konsumen yang pernah berbelanja di online shop ini. Apa aja? Mari kita kenal Shopee lebih dekat!
Dari sisi pembeli:
1.     Subsidi ongkir makin tinggi
Berapa subsidi ongkir Shopee saat ini? Dari data yang saya himpun, subsidi ongkir tidak lagi Rp90.000,00 namun meningkat menjadi Rp120.000,00!
Kemahalan? Bagi saya yang cenderung membeli barang tidak hanya untuk kebutuhan saya saja, mungkin subsidi tersebut tidak terlalu berat. Apalagi produk terakhir yang saya beli adalah Shake Herbalife yang rata-rata harganya di atas Rp100.000,00. Tapi gimana untuk konsumen yang ingin membeli barang dengan harga di bawah subsidi, padahal barang yang dipesan belum tentu ada di satu toko? Tentu saja keberatan!
2.     Keterlambatan notifikasi yang masuk
Berdasarkan survei yang saya lakukan, terdapat konsumen yang mengalami keterlambatan pemberitahuan dari sistem atas pembayaran yang dilakukan.
“Bayar jam 16.52, pemberitahuan pagi jam 07.16 kan jadi takut kehabisan barang karena notifikasi lama masuk.” Tentu hal ini bisa mengurangi kredibilitas Shopee. Kenapa? Karena pelanggan setia percaya kalau Shopee bisa memberikan pelayanan terbaik ~duileh~
3.     Gagal menginput nomor resi
Lagi-lagi soal sistem! Manusia aja nggak ada yang sempurna, apalagi sistem yang notabenenya buatan manusia~ Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa manusia modern saat ini lebih menyukai hal praktis, sehingga saat ada hambatan dalam menginput nomor resi dalam aplikasi Shopee akan mengurangi kenyamanan dalam belanja online. Setuju manusia-manusia modern? :D
4.     Lamanya pengemasan produk
Siapa sih yang suka nunggu lama? Memilih berbelanja online ya alasannya karena nggak pake lama, eh malah ketemu sama masalah begini~ Beberapa konsumen mengeluhkan pengiriman yang lama karena lamanya pengemasan produk. Produk belum dikirim ke alamat tujuan padahal batas waktu sudah habis. Gimana tuh?
5.     Pelayanan Customer Service belum ‘personal’
Pengin banget beli produk B tapi CS slow respon? Atau udah deal dengan produk C, tapi karena CS nggak ramah jadi batal beli? Pernah? Pengin bilang, ‘niat jualan nggak sih mas/mbak’, ya nggak?
6.     Sulit mencairkan dana pada pembatalan produk
Sudah beli barang tapi stok kosong? Sudah ditransfer tapi penjual membatalkan secara otomatis? Kasus seperti ini sudah banyak, entah itu kesalahan pembeli atau penjualnya. Jika itu adalah kesalahan penjual, mari kita tolerir. Terdapat konsumen yang mengeluhkan kesulitan dalam mencairkan dana pada produk yang dibatalkan oleh pihak penjual. Lantas bagaimana?
7.     Rentan terjadi pembobolan kartu kredit
Kenapa lagi ini?
Salah seorang nasabah kartu kredit pernah berbagi pengalamannya sesaat setelah belanja menggunakan aplikasi Shopee ID. Pembayaran via kartu kredit oleh konsumen ternyata rentan terjadi pembobolan, bahkan pembobolan tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan asing. Mungkin sistem keamanan dari Shopee perlu ditingkatkan lagi ya?

Dari sisi penjual:
1.     Gagal menginput foto produk
Walaupun penjual dapat menginput gambar dalam jumlah yang relatif banyak, namun jika upload foto produk tersebut sering gagal, bikin bete nggak sih? Niat jualan udah ada, tapi sistem belum mendukung sepenuhnya, terus gimana? Ya nggak gimana-gimana, kalau punya niat buat jualan, apapun hambatannya bakal ditempuh kan? :p
2.     Manajemen stok barang kurang akurat
Keterangan jumlah produk di setiap toko di Shopee memang sudah tertera, namun masih ada beberapa konsumen yang –mungkin karena nggak suka berlama-lama memilih- memesan produk dengan stok sudah kosong. Ini yang salah siapa? Hayolho :D
3.     Kualitas foto produk belum mumpuni
Percaya atau tidak, kualitas foto mempengaruhi minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Bener nggak? Contohnya aja foto-foto makanan semacam dessert yang instagramable  bikin saya pengin melahapnya saat itu juga, padahal kita belum tahu apakah makanan tersebut memiliki cita rasa yang kita bayangkan. Manipulasi? Nggak juga kok. Jika angel foto produk diambil dengan teknik yang baik tentu akan menghasilkan kualitas foto yang baik pula.
(Image source:shopee.co.id)
                       Minat beli produk yang mana? Kiri atau kanan? Kanan? Tuh kaaan! 

Sudut Pandang Penasehat CEO
Jika saya adalah seorang penasehat khusus CEO e-commerce Shopee, kira-kira apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi permasalahan dan kekurangan yang telah dijelaskan sebelumnya?
Pertama, Strukturkan Masalah!
Apa manfaatnya?
Penstrukturan masalah perlu dilakukan untuk mengetahui masalah yang menjadi prioritas utama, agar dapat diselesaikan dan direncanakan secara intensif.

(Image Source: Hasil Analisis Pribadi, 2017)

Kedua, Lihat Isu dan Prediksi E-Commerce di Indonesia
Pada tahun 2020 pasar E-Commerce Indonesia diprediksi memiliki nilai sebesar $130 milyar. Dengan pertumbuhan pertahun sebesar 50%, jumlah pengguna smartphone yang semakin meningkat dan berbagai pemain yang ada di dalamnya menjadikan sektor ini menarik untuk menjadi perhatian khusus pada tahun 2017 (Prasatya, 2017). Dengan karakteristik pasar yang ada di Indonesia, industri E-Commerce akan terus berinovasi baik dari segi teknologi, logistik dan aspek-aspek penting lain. Berikut ini adalah 5 isu mengenai tren E-Commerce Indonesia di tahun 2017 menurut salah satu content marketer dari iPrice (Prasatya, 2017):
1.        Pengiriman SUPER Cepat
Permasalahan klasik yang sampai saat ini menjadi pertimbangan untuk belanja online adalah waktu pengiriman yang lama. Beberapa e-commerce telah berupaya untuk mengatasi hal ini, Tokopedia dan Bukalapak misalnya. Online shop ini telah melakukan kerja sama dengan GoJek untuk melakukan pengiriman di hari yang sama dan Lazada dengan layanan LEX (Lazada Express).
(image source: http://www.tribunnews.com)
Pada tahun 2017, E-Commerce  akan semakin fokus meningkatkan layanan ini agar proses pengiriman semakin efisien. Dengan bermunculannya pemain logistik yang berbasis aplikasi seperti Deliveree dan juga Etobee membuka kesempatan untuk E-Commerce dalam memaksilmalkan jasa pengiriman yang mereka miliki saat ini.

2.        Memanfaatkan Robot Chat
Saat ini E-Commerce memiliki divisi khusus bernama CS atau Customer Service yang bertugas untuk menangani segala macam pertanyaan yang dimiliki pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan adalah raja, sehingga kenyamanan pelanggan harus selalu dijaga, salah satunya dengan cara siap 24 jam jika ada yang bertanya mengenai produk, sistem pembayaran, sampai dengan masalah pengiriman. 
(image source: http://www.tribunnews.com)
Raksasa teknologi seperti Google dengan Google Allo, Facebook dengan Facebook Messenger dan juga Twitter dengan Twitter Bots siap sedia untuk membantu masyarakat dalam berbelanja. Hal ini akan menjadi tren baru bagi E-Commerce, karena melihat tingkah laku masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di media sosial seperti Twitter dan Instagram, maka terbuka kesempatan besar bagi E-Commerce untuk meningkatkan interaksi dengan calon pelanggan lewat platform ini.

3.        Optimalisasi Smartphone 
Berdasarkan press release dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, diprediksi bahwa pada tahun 2018 jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan mencapai 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Pihak Google mengungkapkan masyarakat Indonesia tak lagi menggunakan smartphone sebatas untuk berkomunikasi atau aktif di media sosial, tetapi cenderung lebih tinggi untuk berbelanja online. Menurut Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna, saat ini 57% penggunaan smartphone sudah untuk shopping. 
(image source: iPrice via http://www.tribunnews.com)
Pada tahun 2016 jumlah transaksi PC masih lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi melalui smartphone, yaitu 21,14 juta VS 12,82 juta. Namun, pada Januari 2017 diprediksi jumlah transaksi melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari PC. Perilaku masyarakat seperti ini menjadi peluang besar bagi sektor E-Commerce untuk semakin memaksimalkan aplikasi mobile yang dimiliki saat ini.

4.        Program Customer Loyality
Saat ini sudah banyak kupon-kupon khusus yang dibuat oleh E-Commerce untuk mendukung pengalaman belanja pelanggan. 48% pelanggan yang melakukan transaksi online mengatakan bahwa mereka rela berganti  merek demi kupon. E-Commerce di Indonesia juga memanfaatkan platform price comparison & coupons untuk meningkatkan penjualan dan juga pengunjung.
(image source: iPrice via http://www.tribunnews.com)
Tahun 2017, E-Commerce akan semakin banyak membuat penawaran-penawaran seperti kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan belanja di website mereka. Kupon ekslusif di hari-hari besar seperti perayaan keagamaan atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi akan semakin banyak bertebaran pada tahun 2017.

5.        Opsi Pembayaran Lebih Banyak
Berdasarkan data yang dipaparkan WSJ, salah satu tantangan terbesar dalam dunia E-Commerce Indonesia adalah masih rendahnya penetrasi kartu debit dan juga kredit. E-Commerce melihat hal ini dan mulai datang dengan alternatif pembayaran seperti Cash on Delivery  atau bayar ditempat yang dimiliki Lazada dan juga Bukalapak dan Tranfer melalui ATM.
(image source: iPrice via http://www.tribunnews.com)
Di tahun 2017 E-Commerce akan semakin agresif lagi dalam menyediakan berbagai alternatif sistem pembayaran yang dapat memudahkan pelanggan. Hadirnya E-Wallet yang dimiliki perusahaan telekomunikasi dan juga startup-startup yang menyamai PayPal seperti, iPaymu dan juga PonselPay membuka lebar kesempatan bagi E-Commerce untuk menyediakan banyak opsi pembayaran bagi pelanggannya.

Ketiga, Berikan Solusi!
Jika meninjau visi besar Shopee yaitu membantu UKM mengatasi tantangan dan biaya yang membatasi dalam mengembangkan bisnis, hal ini berarti Shopee mengedepankan entrepreneurship dengan memanfaatkan dunia digital. Shopee berkeinginan untuk mengembangkan kewirausahaan dengan cara memberdayakan pengusaha untuk bergabung di platformnya. Oleh karena itu, agar e-commerce ini semakin bermanfaat bagi banyak orang, maka dari sudut pandang sebagai penasehat CEO terdapat rencana yang saya tawarkan untuk Shopee yang lebih baik. Apa aja ya? 
1.     Sistem aplikasi masih lemah
Upgrade Sistem
Sistem aplikasi yang masih lemah perlu dilakukan upgrade sistem. Keterlambatan notifikasi masuk, stok belum akurat, gagal menginput nomor resi ataupun foto produk merupakan kesalahan teknis dari sistem.
Untuk masalah stok produk yang belum akurat misalnya, dalam menyelesaikan masalah ini beri tambahan opsi ‘tanya stok’ agar pembeli tidak memesan stok yang kosong.
(Image Source: Hasil Olah Data)

Lain hal saat gagal menginput resi, terdapat program yang disediakan Shopee apabila konsumen mengalami masalah ini karena penyebab tertentu. Namun jika hal tersebut disebabkan oleh nomor resi yang tidak sesuai ataupun nomor resi pengiriman belum diperbaharui pihak JNE, maka dalam kondisi tersebut konsumen dimohon untuk menunggu dan mencoba kembali dalam beberapa jam mendatang. Siapa yang nggak panik sih kalau pesanan tiba-tiba dibatalkan secara otomatis karena tidak bisa memasukkan nomor resi sebelum batas waktu yang ditentukan? Disuruh menunggu pula. Heuhlah~
Aplikasi yang telah diunduh ratusan bahkan ribuan kali ini membutuhkan pembaharuan agar lebih adaptif, sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mengoperasikan aplikasi.

          Standarisasi Tampilan Produk
Resolusi foto tinggi? Tentu akan memberatkan para penjual untuk mempromosikan produknya jika hal ini diterapkan. Kualitas foto tidak hanya diukur dari resolusi saja, toh optimalisasi smartphone saat ini menunjukkan bahwa kinerja smarthphone dapat meningkatkan kualitas foto. Oleh karena itu, agar tampilan produk yang ditawarkan lebih menarik, adakan Template Foto Produk. Maksudnya gimana? Pernah memperhatikan kalau hampir semua sinetron di salah satu stasiun tv swasta memiliki wallpaper yang serupa? Entah itu size dan font judulnya atau warna background. Nah Shopee bisa mengadopsi teknik ini dengan membuat template foto produk bagi setiap penjual dengan pilihan tema yang disediakan. Vintage misalnya. Unik juga nih :D



Contoh Produk dengan Tema Vintage
ShoPay (Shopee Pay)
Pembayaran di Shopee dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu transfer bank melalui ATM, iBanking, mBanking atau setor tunai; melalui counter Indomaret; serta kartu kredit dengan 3D secure yang menggunakan OTP (On Time Password). Dalam tiga jenis metode pembayaran ini, ternyata pembayaran via kartu kredit rentan terjadi pembobolan, padahal Shopee tidak memiliki akses ke seluruh info kartu kredit pelanggan. Hal ini berarti metode pembayaran perlu meningkatkan pengamanan agar tidak merugikan pelanggan. Lalu bagaimana mengatasinya?
Saya menyebut metode ini sebagai ShoPay (Shopee-Pay). Sama halnya dengan sistem yang digunakan Go-jek, yaitu Go Pay, metode baru ini merupakan dompet virtual untuk menyimpan Credit kamu dalam membayar transaksi berbelanja di Shopee. Uang elektronik yang didesain berupa saldo ini akan memudahkan pelanggan membayar pesanan tanpa khawatir kebobolan.

Bedanya dengan transfer apa?
Mengadopsi teknik Go Pay, metode pembayaran ini akan menguntungkan pengguna karena mendapat potongan 10 persen setiap transaksi yang berkelipatan Rp100.000. Dududu diskon di mana-mana~

Dibandingkan dengan Dompet Shopee, kelebihannya apa?
Dompet Shopee memudahkan dalam menyimpan seluruh pendapatan dan dana pengembalian dengan pembelian produk yang dibatalkan. Fitur ini hanya dapat melakukan penarikan dana di rekening saja, namun tidak dapat melakukan pembayaran transaksi.
Jika melihat masalah kesulitan pencairan dana, ada baiknya Dompet Shopee dinonaktifkan, dan beralih ke penggunaan ShoPay, sehingga apabila dalam 3 hari dana pengembalian tidak dicairkan, maka secara otomatis ditransfer ke akun ShoPay kita. Jadi bisa belanja lagi, kan? :)
(Image Source: Hasil Olah Data)


2.     Tingkat pelayanan Customer Service belum optimal
Program Customer Loyality
Semua pelanggan tentu tidak ingin melewatkan hal yang gratis, bukan? Gratis Ongkir di Shopee yang sudah melekat di kalangan digital buyer menjadi peluang yang dapat dipertahankan. Lalu bagaimana caranya agar konsumen tidak berpindah ke lain e-commerce jika subsidi ongkir tinggi? Adakan Program Customer Loyality! Caranya?
Dengan menerapkan sistem Mengumpulkan Koin yang saat ini telah berlaku di aplikasi Shopee. Koin Shopee adalah mata uang virtual resmi yang akan dikreditkan ke akun pembeli setiap berhasil berbelanja. Saat ini untuk setiap pembelanjaan Rp100,- kamu akan mendapatkan 1 koin Shopee yang dapat digunakan untuk mendapatkan potongan harga pada pembelian selanjutnya.
(Image Source: shopee.co.id)
Berbeda dari biasanya, sistem ini akan memanfaatkan koin yang digunakan untuk membeli voucher dalam mengurangi tingginya subsidi ongkir. Misalnya untuk mendapatkan minimal voucher 5000, maka poin yang harus dikumpulkan yaitu 500. Caranya tidak sama dengan melakukan pembelian, namun dilakukan dengan menjawab survei berupa pertanyaan kepuasan pelanggan yang dibuat oleh Shopee untuk mendukung evaluasi secara online. Untuk sekali berhasil mengikuti survei, kamu akan mendapat 100 poin, dan ini tidak akan memakan waktu banyak yaitu dengan alokasi waktu sekitar 3-10 menit. Demi sesuap voucher gratis, siapa sih yang masih keberatan?
Ketentuan lain masih tetap sama yaitu Koin Shopee akan berakhir pada akhir bulan ke-6 sejak Koin Shopee dikreditkan ke akunmu. Selain itu, Koin Shopee tidak dapat diuangkan dan tidak dapat ditransfer ke pengguna lain.

Optimalisasi Robot Chat
Shopee pada dasarnya telah mengikuti prediksi perkembangan E-Commerce di Indonesia yaitu telah memiliki sistem auto-reply chat, namun fitur tersebut belum dioptimalkan sepenuhnya karena pemilihan template chat yang masih terbatas. Optimalisasi robot chat akan memudahkan kerja Customer Service yang bertugas untuk menangani segala macam pertanyaan yang dimiliki pelanggan sehingga kenyamanan pelanggan selalu terjaga. 
(Image Source: shopee.co.id)
Bagaimana caranya? Siapkan FAQ! Penjual wajib menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasanya menjadi keluhan pelanggan, seperti mengenai produk, sistem pembayaran, sampai dengan masalah pengiriman. Pertanyaan tersebut akan ditawarkan oleh sistem yang dianggap sebagai konsumen. Sehingga ketika robot chat mendapatkan pertanyaan yang sama atau mirip, sudah ada jawaban yang ditujukan pada calon pelanggan. Menarik, bukan?

B2B (Business to Business)
Apa itu B2B?
Jenis e-commerce Business to Business atau B2B adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau pihak yang saling memiliki kepentingan bisnis. Jika Shopee  sudah dilengkapi dengan fitur live chat berbagi (social sharing) untuk menciptakan sebuah pengalaman konsumen-ke-konsumen (C2C) yang aman, menyenangkan, dan praktis dengan mengintegrasikan platform sosial. Maka konsep B2B dapat diadopsi dan dimodifikasi oleh Shopee dalam menyelesaikan masalah seperti lamanya pengemasan produk, peran customer service yang belum ‘personal’, dan tampilan foto produk yang belum mumpuni.

B2B yang ditawarkan merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat, yaitu suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Business to Business diartikan sebagai komunikasi dari penjual ke penjual. Dalam hal ini sistem yang diterapkan sama seperti FGD (Forum Group Discussion) atau Forum Rembug yang biasa dilakukan para pemangku kepentingan dalam merencanakan pembangunan suatu daerah. 
Contoh Forum Diskusi Panel
(Image source: Hasil Analisis Pribadi, 2017)
#Bagaimana cara kerjanya?
Terdapat tahapan yang dapat diterapkan dalam sistem kerja B2B yaitu Initial Consultations. Dalam setiap diskusi yang dilakukan, Shopee akan memfasilitasi mentor untuk membagikan pengalaman kepada para pelaku bisnis. Sehingga dalam batasan tertentu, penjual dapat berkonsultasi dengan mentor yang dijadwalkan dengan kesepakatan membahas satu tema diskusi. Selain itu, tahapan lainnya yaitu Participatory Monitoring – continuous yang dilakukan dengan pemantauan kinerja mentor berupa form kuesioner mengenai kinerja mentor, dan pemantauan terhadap partisipasi para penjual yang dilakukan dengan mendata kehadiran dan keaktifan dalam setiap forum diskusi.

#Dimana diskusi diadakan?
Dengan sistem online, diskusi bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun di pilihan sosial media yang disepakati.
Contoh Diskusi Online

#Siapa yang dilibatkan?
Para penjual atau pelapak dapat mengadakan forum untuk membagikan pengalaman dalam berbisnis. Jika diskusi dalam skala nasional dirasa sulit, maka dapat dilakukan secara regional atau berdasarkan toko dengan kesamaan jenis barang yang dijual.

Contoh Forum Diskusi Online
#Kapan waktu yang tepat untuk diskusi?
Forum diskusi melalui sosial media bisa dilakukan pada jam-jam kosong seperti setelah jam makan malam atau weekend tanpa mengurangi waktu istirahat. Cukup dilakukan sekitar 1-2jam saja.

#Apa yang akan didiskusikan?
Tentu bervariatif!
Mengetahui tren permintaan konsumen dan mengantisipasi apa yang konsumen cari ketika berbelanja online merupakan hal penting bagi keeksisan Shopee. Menyediakan katalog produk yang lengkap dan variatif untuk semua jenis kategori tentu menjadi tujuan setiap vendor yang terdaftar. Sehingga hal ini menjadi pertimbangan untuk bahan diskusi, yakni mengarah pada ‘produk apa yang harus dilengkapi jika dilihat dari tren permintaan konsumen’. Selain itu, diskusi juga akan membahas bagaimana pengemasan produk yang menarik dan cepat, cara customer service agar membangun sentuhan ‘personal’ dengan calon pembeli, dan teknik pengambilan foto agar tampilan foto produk lebih apik dan menarik.

#Mengapa diskusi penting untuk dilakukan?
Diskusi seperti ini akan mendorong penjual yang baru terjun ke dunia bisnis lebih mudah beradaptasi dengan kompetitor. Selain itu, hal ini dapat mengurangi keluhan-keluhan pelanggan karena mulai dipecahkan dalam bentuk sharing dan bahan evaluasi bagi setiap toko. Sehingga skor penjual yang akan diberikan pembeli dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan kredibilitas penjual. 

Manfaat Bagi Shopee
Riset yang dilakukan Nielsen pada tahun 2016 melaporkan bahwa 53 persen responden menyatakan kesehariannya dalam mengakses media digital dan media sosial untuk menemukan produk-produk pilihannya di online shop. Survei tersebut dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, dan Makassar dengan kisaran usia responden 18 tahun sampai 55 tahun (tribunnews.com).
Menurut Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna, penggunaan smartphone rata-rata di atas dua jam atau 136 menit dalam sehari: 68 menit menggunakan browser, 68 menit untuk apps. Saat berbelanja online, 92 persen pembeli mengaku membeli menggunakan sebuah aplikasi atau dari situs yang memberikan informasi relevan. Selain itu, sebanyak 87 persen pembeli mengatakan mereka telah berubah pikiran mengenai sebuah merek di toko setelah membaca informasi produk di smartphone mereka. Begitu mudahnya pembeli berubah haluan karena kecepatan smartphone mengakses informasi mengenai katalog barang di satu toko online. 
Dengan pesatnya perkembangan dunia digital, maka tantangan yang dihadapi sebuah brand juga kian besar. Menjadi sebuah brand yang terpercaya dan adaptif dalam perkembangan digital adalah hal penting guna perkembangan dan stabilitas sebuah perusahaan e-commerce seperti Shopee. Oleh karena itu, pemecahan masalah yang disebutkan di atas perlu diadopsi agar Shopee memiliki sistem kerja yang baik dan tertruktur, agar Shopee tetap eksis di dunia online shop.

Social media Shopee
WEBSITE www.shopee.co.id
FACEBOOK facebook.com/ShopeeID
TWITTER twitter.com/ShopeeID
INSTAGRAM @shopee_ID

REFERENSI:
https://iprice.co.id
http://www.shopee.co.id
http://tekno.liputan6.com
http://marketeers.com
http://www.tribunnews.com
http://www.go-pay.co.id



Salam,
Onix
Sudut Pandang Seorang Penasehat CEO (*ceritanya)

*Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog E-Commerce iPrice

5 komentar:

  1. onixxxx sekarang jadi hobi nge-blog yoo :"D aku jadi malu liatnyo hehee. sejak kapan onix mulai bener-bener nekunin blog??

    BalasHapus
    Balasan
    1. HA I SEE! Moza= Salma? wkwk Sudah lama sekali tidak blogwalking~~
      Blog bikin siapapun banyak belajar, ku mulai menemukan 'rumah' di dunia blog nih eaaaaaak:3
      Tekun? istilah itu hanya untuk mereka yg produktif Sal~
      ku mah apa. Nulis sekali sebulan udah sukur wkwk

      Hapus
  2. hahaha aku udah lama gak buka blog, jadi pas liat daftar bacaan kaget entri onix udah banyak gitu :O ceileh rumah~ tapi lumayan banyak lho nix post kau, walau ada beberapa yang review dan ngiklan sih ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Review dan iklan itu bentuk latihan nulisku yg lain, itung" nambah komisi anak kosan wkwk kan mayan nambah views :3

      Hapus
  3. hahahaha bener juga sih :D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.