“Kritik itu seni dan skill, nggak cuma bilang
suka atau nggak suka, yang terjadi adalah edukasi”- Dee Lestari
Siapa diantara kalian yang –di era serba praktis, mobilitas tinggi,
kecanggihan gadget makin meraja ini-
belum pernah belanja online? Atau takut punya pengalaman buruk belanja online? Ada?
Selamat!
Kamu memasuki bacaan yang tepat untuk mengenal tindak-tanduk online shop pertama di Asia Tenggara
yang menawarkan transaksi jual beli online yang menyenangkan, gratis, dan
terpercaya via ponsel di Indonesia. Sudah tahu apa? Yap! Shopee
(Image source:shopee.co.id)
Asiknya Belanja di Shopee
Sebenarnya label ‘mobilitas tinggi’ terbilang ‘mahal’ jika dijadikan
alasan kenapa saya memilih untuk berbelanja online. Masih mahasiswa, kok Mas, belum
punya jadwal yang padat merayap hehe. Tidak dapat dipungkiri bahwa kenyamanan di balik tempat beraktivitas
a.k.a kampus atau rumah dan kerumitan lalu lintas di jalan menjadi alasan
ribuan orang untuk mengunduh aplikasi belanja online, kemudian bisa berbelanja kapan
saja dan di mana saja dengan praktis. Yang membedakan adalah, e-commerce mana yang menjadi pilihan
saudara sekalian.
Saya adalah tipe orang yang sering mengamati. Perlu
waktu untuk memutuskan apakah pusat perbelanjaan online A patut dijadikan best practice atau tidak. Kelinci
percobaan? Mungkin tidak untuk belanja online,
terlalu berisiko.
Baru-baru ini, saya sering mendapati ibu dan adik
perempuan saya kompak belanja online. Saya juga ikutan, ya ikut jadi paling
protes karena budget yang dikeluarkan terkadang tidak wajar
jika hanya untuk membeli kebutuhan non prioritas. Mending buat belanja
kebutuhan saya aja, kan? *eh
Sekali-dua kali saya biarkan untuk tidak ikut campur,
tapi waktu adik saya menawarkan “Kak, mau beli ini nggak? Biar bisa beli 3
item, kan lumayan, gratis ongkir”, saya jadi penasaran. Hah?! Gratis Ongkir? Sumpeh Lo?!
Usut punya usut, ternyata e-commerce yang popular dikenal
Shopee ini tidak hanya menawarkan produk favorit diberbagai
kategori, tapi juga GRATIS ONGKIR dalam
setiap pembelian dengan budget minimal
di toko yang sama. Waktu itu budget yang
ditetapkan masih sekitar Rp90.000,00. Ya siapa yang nggak tertarik sama tulisan
gratis, sih? Gratis bro!
(Image source:shopee.co.id) |
Tanpa berlama-lama, saya mengiyakan si adik untuk join
belanja produk itu, nggak pake mikir. Pembayaran yang aman, pengiriman cepat,
gratis ongkir pula. Oh, ternyata ini alasan kenapa ibu dan adik bisa pro sama online shop yang agaknya akan saya
jadikan best practice buat belanja
online (lagi).
Selain dari pengalaman di atas, dengan Aplikasi Shopee,
kamu bisa:
· Mendapat garansi untuk menjamin pembayaran, dan dana hanya akan
dikirimkan ke penjual setelah kamu menerima pesanan.
·
Nego langsung barang yang hendak dibeli dengan penjual melalui fitur Live
Chat.
·
Mendaftarkan produk jualan GRATIS tanpa komisi atau biaya pengunduhan,
dan dalam 30 detik saja!
·
Mendapatkan rekomendasi produk khusus dan unik.
·
Mengikuti dan menemukan tren terbaru melalui fitur Hashtag Trending!
Fitur ini memungkinkan kamu untuk berbelanja dan berkomunikasi
sesuai dengan kenyamanan. Dirancang untuk mewujudkan social commerce platform, Shopee mengintegrasikan fitur sosial
mencakup fungsi hashtag, yang memungkinkan mencari tren
barang/produk yang sedang populer atau untuk mengikuti tren terbaru dengan mudah.
·
Mengembangkan bisnismu!
Shopee mendampingi para penjual untuk
meraih kesuksesan dengan menyediakan sarana yang tepat seperti Seller Centre di
PC dan Asisten Penjual di dalam aplikasi Shopee
untuk membantu pengaturan produk, menjalin relasi yang baik dengan pembeli,
dan mengukur penghasilan toko.
Biaya pendaftaran atau komisi penjualan? Tidak ada!
Tanpa biaya pengunduhan, pendaftaran ataupun komisi
penjualan. Nikmati berjualan tanpa biaya, semuanya gratis!
·
Membagikan kebahagiaan
Kamu bisa berinteraksi dengan pembeli dan/atau penjual lain
yang memiliki selera yang sama denganmu di pusat perbelanjaan Shopee. Apa kamu
menemukan promo yang oke dengan harga termurah saat belanja? Bagikan
kebahagiaan ini dengan teman-temanmu di media sosial favoritmu dengan mudah!
Berbagi kebahagiaan nggak susah kok~
Kenal Shopee Lebih Dekat, Yuk!
Diluncurkan secara terbatas (soft launch) pada Juni 2015, Shopee telah mengakumulasikan beberapa
juta pengguna aktif diseluruh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Filipina, dan Taiwan. Sebanyak 30% dari negara tetangga telah menjual
produk di Shopee. Di Indonesia, Shopee mengklaim telah memiliki lebih
dari 700 ribu daftar produk dari 60 ribu penjual (tekno.liputan6.com).
Banyak banget kan?
Di luar dari kelebihan yang telah
disebutkan di atas, ada beberapa kekurangan Shopee yang menjadi masalah bagi penjual
maupun konsumen yang pernah berbelanja di online
shop ini. Apa aja? Mari kita kenal Shopee lebih dekat!
Dari
sisi pembeli:
1. Subsidi ongkir makin tinggi
Berapa subsidi ongkir Shopee saat ini? Dari data yang saya
himpun, subsidi ongkir tidak lagi Rp90.000,00
namun meningkat menjadi Rp120.000,00!
Kemahalan? Bagi saya yang cenderung
membeli barang tidak hanya untuk kebutuhan saya saja, mungkin subsidi tersebut
tidak terlalu berat. Apalagi produk terakhir yang saya beli adalah Shake
Herbalife yang rata-rata harganya di atas Rp100.000,00. Tapi gimana untuk
konsumen yang ingin membeli barang dengan harga di bawah subsidi, padahal
barang yang dipesan belum tentu ada di satu toko? Tentu saja keberatan!
2.
Keterlambatan
notifikasi yang masuk
Berdasarkan survei yang saya
lakukan, terdapat konsumen yang mengalami keterlambatan pemberitahuan dari
sistem atas pembayaran yang dilakukan.
“Bayar jam 16.52,
pemberitahuan pagi jam 07.16 kan jadi takut kehabisan barang karena notifikasi
lama masuk.” Tentu hal ini bisa mengurangi kredibilitas Shopee. Kenapa? Karena pelanggan setia
percaya kalau Shopee bisa memberikan
pelayanan terbaik ~duileh~
3.
Gagal menginput
nomor resi
Lagi-lagi soal sistem! Manusia aja
nggak ada yang sempurna, apalagi sistem yang notabenenya buatan manusia~ Tapi
tidak dapat dipungkiri bahwa manusia modern saat ini lebih menyukai hal
praktis, sehingga saat ada hambatan dalam menginput nomor resi dalam aplikasi Shopee akan mengurangi kenyamanan dalam
belanja online. Setuju manusia-manusia modern? :D
4. Lamanya pengemasan produk
Siapa sih yang suka nunggu lama?
Memilih berbelanja online ya alasannya karena nggak pake lama, eh malah ketemu
sama masalah begini~ Beberapa konsumen mengeluhkan pengiriman yang lama karena lamanya
pengemasan produk. Produk belum dikirim ke alamat tujuan padahal batas waktu
sudah habis. Gimana tuh?
5. Pelayanan Customer
Service belum ‘personal’
Pengin banget
beli produk B tapi CS slow respon? Atau udah deal dengan produk C, tapi karena CS nggak ramah jadi batal beli?
Pernah? Pengin bilang, ‘niat jualan nggak sih mas/mbak’, ya nggak?
6. Sulit mencairkan
dana pada pembatalan produk
Sudah beli barang tapi
stok kosong? Sudah ditransfer tapi penjual membatalkan secara otomatis? Kasus
seperti ini sudah banyak, entah itu kesalahan pembeli atau penjualnya. Jika itu
adalah kesalahan penjual, mari kita tolerir. Terdapat konsumen yang mengeluhkan
kesulitan dalam mencairkan dana pada produk yang dibatalkan oleh pihak penjual.
Lantas bagaimana?
7. Rentan terjadi pembobolan kartu kredit
Kenapa lagi ini?
Salah seorang nasabah kartu kredit pernah berbagi
pengalamannya sesaat setelah belanja menggunakan aplikasi Shopee ID. Pembayaran via kartu kredit oleh konsumen ternyata
rentan terjadi pembobolan, bahkan pembobolan tersebut bisa dilakukan oleh
perusahaan asing. Mungkin sistem keamanan dari Shopee perlu ditingkatkan lagi ya?
Dari
sisi penjual:
1. Gagal menginput foto produk
Walaupun
penjual dapat menginput gambar dalam jumlah yang relatif banyak, namun jika upload foto produk tersebut sering
gagal, bikin bete nggak sih? Niat jualan udah ada, tapi sistem belum mendukung
sepenuhnya, terus gimana? Ya nggak gimana-gimana, kalau punya niat buat jualan,
apapun hambatannya bakal ditempuh kan? :p
2.
Manajemen
stok barang kurang akurat
Keterangan jumlah produk di setiap
toko di Shopee memang sudah tertera,
namun masih ada beberapa konsumen yang –mungkin karena nggak suka berlama-lama
memilih- memesan produk dengan stok sudah kosong. Ini yang salah siapa? Hayolho
:D
3.
Kualitas foto
produk belum mumpuni
Percaya atau
tidak, kualitas foto mempengaruhi minat konsumen terhadap produk yang
ditawarkan. Bener nggak? Contohnya aja foto-foto makanan semacam dessert yang instagramable bikin saya
pengin melahapnya saat itu juga, padahal kita belum tahu apakah makanan tersebut
memiliki cita rasa yang kita bayangkan. Manipulasi? Nggak juga kok. Jika angel foto produk diambil dengan teknik
yang baik tentu akan menghasilkan kualitas foto yang baik pula.
(Image source:shopee.co.id) |
Minat beli
produk yang mana? Kiri atau kanan? Kanan? Tuh kaaan!
Sudut Pandang Penasehat CEO
Jika
saya adalah seorang penasehat khusus CEO e-commerce
Shopee, kira-kira apa yang harus
saya lakukan untuk mengatasi permasalahan dan kekurangan yang telah dijelaskan
sebelumnya?
Pertama, Strukturkan Masalah!
Apa
manfaatnya?
Penstrukturan
masalah perlu dilakukan untuk mengetahui masalah yang menjadi prioritas utama,
agar dapat diselesaikan dan direncanakan secara intensif.
(Image Source: Hasil Analisis Pribadi, 2017) |
Kedua, Lihat Isu dan Prediksi E-Commerce di Indonesia
Pada tahun 2020 pasar E-Commerce Indonesia diprediksi memiliki nilai sebesar $130
milyar. Dengan pertumbuhan pertahun sebesar 50%, jumlah pengguna smartphone yang
semakin meningkat dan berbagai pemain yang ada di dalamnya menjadikan sektor
ini menarik untuk menjadi perhatian khusus pada tahun 2017 (Prasatya, 2017). Dengan
karakteristik pasar yang ada di Indonesia, industri E-Commerce akan terus
berinovasi baik dari segi teknologi, logistik dan aspek-aspek penting lain. Berikut
ini adalah 5 isu mengenai tren E-Commerce Indonesia di tahun 2017 menurut salah satu content marketer dari iPrice (Prasatya, 2017):
1.
Pengiriman SUPER Cepat
Permasalahan klasik yang sampai saat ini menjadi
pertimbangan untuk belanja online adalah waktu pengiriman yang
lama. Beberapa e-commerce telah
berupaya untuk mengatasi hal ini, Tokopedia dan
Bukalapak misalnya. Online shop ini telah melakukan kerja
sama dengan GoJek untuk melakukan pengiriman di hari yang sama
dan Lazada dengan layanan LEX (Lazada Express).
(image source: http://www.tribunnews.com)
Pada tahun 2017, E-Commerce akan semakin fokus
meningkatkan layanan ini agar proses pengiriman semakin efisien. Dengan
bermunculannya pemain logistik yang berbasis aplikasi seperti Deliveree dan juga Etobee membuka kesempatan untuk E-Commerce dalam memaksilmalkan jasa
pengiriman yang mereka miliki saat ini.
2.
Memanfaatkan Robot Chat
Saat ini E-Commerce memiliki divisi khusus
bernama CS atau Customer Service yang bertugas untuk menangani segala macam
pertanyaan yang dimiliki pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan adalah raja,
sehingga kenyamanan pelanggan harus selalu dijaga, salah satunya dengan cara
siap 24 jam jika ada yang bertanya mengenai produk, sistem pembayaran, sampai
dengan masalah pengiriman.
(image source: http://www.tribunnews.com)
Raksasa teknologi seperti Google dengan Google Allo,
Facebook dengan Facebook Messenger dan juga Twitter dengan Twitter
Bots siap sedia untuk membantu masyarakat dalam berbelanja. Hal ini akan
menjadi tren baru bagi E-Commerce, karena melihat tingkah laku masyarakat yang
banyak menghabiskan waktu di media sosial seperti Twitter dan Instagram, maka
terbuka kesempatan besar bagi E-Commerce untuk meningkatkan interaksi dengan
calon pelanggan lewat platform ini.
3.
Optimalisasi Smartphone
Berdasarkan press release dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, diprediksi bahwa pada tahun 2018
jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan
mencapai 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi
negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah
Cina, India, dan Amerika. Pihak Google mengungkapkan masyarakat Indonesia tak
lagi menggunakan smartphone sebatas untuk berkomunikasi atau aktif di media
sosial, tetapi cenderung lebih tinggi untuk berbelanja online. Menurut Industry Head Google Indonesia, Henky
Prihatna, saat ini 57% penggunaan smartphone
sudah untuk shopping.
Pada tahun 2016 jumlah transaksi PC masih
lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi melalui smartphone, yaitu 21,14 juta
VS 12,82 juta. Namun, pada Januari 2017 diprediksi jumlah transaksi
melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari PC. Perilaku
masyarakat seperti ini menjadi peluang besar bagi sektor E-Commerce untuk
semakin memaksimalkan aplikasi mobile yang dimiliki saat ini.
4.
Program Customer Loyality
Saat ini sudah banyak kupon-kupon khusus yang
dibuat oleh E-Commerce untuk mendukung pengalaman belanja pelanggan. 48%
pelanggan yang melakukan transaksi online mengatakan bahwa mereka rela
berganti merek demi kupon. E-Commerce di Indonesia juga
memanfaatkan platform price comparison & coupons untuk
meningkatkan penjualan dan juga pengunjung.
Tahun 2017, E-Commerce akan semakin banyak
membuat penawaran-penawaran seperti kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan
belanja di website mereka. Kupon ekslusif di hari-hari besar seperti perayaan
keagamaan atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi akan semakin banyak
bertebaran pada tahun 2017.
5.
Opsi Pembayaran Lebih Banyak
Berdasarkan data yang dipaparkan WSJ, salah satu
tantangan terbesar dalam dunia E-Commerce Indonesia adalah masih rendahnya
penetrasi kartu debit dan juga kredit. E-Commerce melihat hal ini dan mulai
datang dengan alternatif pembayaran seperti Cash on Delivery atau bayar
ditempat yang dimiliki Lazada dan juga Bukalapak dan Tranfer melalui ATM.
Di tahun 2017 E-Commerce akan semakin agresif
lagi dalam menyediakan berbagai alternatif sistem pembayaran yang dapat memudahkan
pelanggan. Hadirnya E-Wallet yang dimiliki perusahaan telekomunikasi dan
juga startup-startup yang menyamai PayPal seperti, iPaymu dan juga
PonselPay membuka lebar kesempatan bagi E-Commerce untuk menyediakan
banyak opsi pembayaran bagi pelanggannya.
Ketiga, Berikan Solusi!
Jika
meninjau visi besar Shopee yaitu
membantu UKM mengatasi tantangan dan biaya yang membatasi dalam mengembangkan
bisnis, hal ini berarti Shopee
mengedepankan entrepreneurship dengan
memanfaatkan dunia digital. Shopee berkeinginan untuk mengembangkan kewirausahaan dengan
cara memberdayakan pengusaha untuk bergabung di platformnya. Oleh karena itu,
agar e-commerce ini semakin
bermanfaat bagi banyak orang, maka dari sudut pandang sebagai penasehat CEO
terdapat rencana yang saya tawarkan untuk Shopee
yang lebih baik. Apa aja ya?
1.
Sistem
aplikasi masih lemah
Upgrade Sistem
Sistem aplikasi yang masih lemah perlu dilakukan upgrade sistem. Keterlambatan notifikasi
masuk, stok belum akurat, gagal menginput nomor resi ataupun foto produk
merupakan kesalahan teknis dari sistem.
Untuk masalah stok produk yang belum akurat misalnya,
dalam menyelesaikan masalah ini beri tambahan opsi ‘tanya stok’ agar pembeli tidak memesan stok yang kosong.
(Image Source: Hasil Olah Data) |
Lain hal saat gagal menginput resi, terdapat program yang disediakan Shopee apabila konsumen mengalami masalah ini karena penyebab tertentu. Namun jika hal tersebut disebabkan oleh nomor resi yang tidak sesuai ataupun nomor resi pengiriman belum diperbaharui pihak JNE, maka dalam kondisi tersebut konsumen dimohon untuk menunggu dan mencoba kembali dalam beberapa jam mendatang. Siapa yang nggak panik sih kalau pesanan tiba-tiba dibatalkan secara otomatis karena tidak bisa memasukkan nomor resi sebelum batas waktu yang ditentukan? Disuruh menunggu pula. Heuhlah~
Aplikasi yang telah diunduh ratusan bahkan ribuan kali ini membutuhkan pembaharuan agar lebih adaptif, sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mengoperasikan aplikasi.
Standarisasi Tampilan Produk
Resolusi foto tinggi? Tentu akan memberatkan para penjual untuk mempromosikan produknya jika hal ini diterapkan. Kualitas foto tidak hanya diukur dari resolusi saja, toh optimalisasi smartphone saat ini menunjukkan bahwa kinerja smarthphone dapat meningkatkan kualitas foto. Oleh karena itu, agar tampilan produk yang ditawarkan lebih menarik, adakan Template Foto Produk. Maksudnya gimana? Pernah memperhatikan kalau hampir semua sinetron di salah satu stasiun tv swasta memiliki wallpaper yang serupa? Entah itu size dan font judulnya atau warna background. Nah Shopee bisa mengadopsi teknik ini dengan membuat template foto produk bagi setiap penjual dengan pilihan tema yang disediakan. Vintage misalnya. Unik juga nih :D
Contoh Produk dengan Tema Vintage
ShoPay (Shopee
Pay)
Pembayaran di Shopee dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu transfer bank
melalui ATM, iBanking, mBanking atau setor tunai; melalui counter Indomaret;
serta kartu kredit dengan 3D secure yang menggunakan OTP (On Time Password). Dalam
tiga jenis metode pembayaran ini, ternyata pembayaran via kartu kredit rentan terjadi
pembobolan, padahal Shopee
tidak memiliki akses ke seluruh info kartu kredit pelanggan. Hal ini
berarti metode pembayaran perlu meningkatkan pengamanan agar tidak merugikan
pelanggan. Lalu bagaimana mengatasinya?
Saya menyebut metode ini sebagai ShoPay (Shopee-Pay). Sama halnya
dengan sistem yang digunakan Go-jek,
yaitu Go Pay,
metode baru ini merupakan dompet virtual untuk menyimpan Credit kamu dalam membayar
transaksi berbelanja di Shopee. Uang
elektronik yang didesain berupa saldo ini akan memudahkan pelanggan membayar
pesanan tanpa khawatir kebobolan.
Bedanya
dengan transfer apa?
Mengadopsi teknik Go Pay, metode pembayaran ini akan
menguntungkan pengguna karena mendapat potongan 10 persen setiap transaksi yang
berkelipatan Rp100.000. Dududu diskon di mana-mana~
Dibandingkan
dengan Dompet Shopee, kelebihannya apa?
Dompet Shopee memudahkan dalam
menyimpan seluruh pendapatan dan dana pengembalian dengan pembelian produk yang
dibatalkan. Fitur ini hanya dapat melakukan penarikan dana di rekening saja,
namun tidak dapat melakukan pembayaran transaksi.
Jika melihat masalah kesulitan
pencairan dana, ada baiknya Dompet Shopee dinonaktifkan, dan beralih ke
penggunaan ShoPay, sehingga
apabila dalam 3 hari dana pengembalian tidak dicairkan, maka secara otomatis
ditransfer ke akun ShoPay kita. Jadi
bisa belanja lagi, kan? :)
(Image Source: Hasil Olah Data) |
2. Tingkat pelayanan Customer Service belum optimal
Program Customer Loyality
Semua
pelanggan tentu tidak ingin melewatkan hal yang gratis, bukan? Gratis Ongkir
di Shopee yang sudah melekat di kalangan digital buyer menjadi peluang yang dapat dipertahankan. Lalu
bagaimana caranya agar konsumen tidak berpindah ke lain e-commerce jika subsidi ongkir tinggi? Adakan Program Customer
Loyality! Caranya?
Dengan menerapkan sistem Mengumpulkan Koin yang
saat ini telah berlaku di aplikasi Shopee. Koin Shopee adalah mata uang virtual resmi yang akan dikreditkan ke akun
pembeli setiap berhasil berbelanja. Saat ini untuk setiap pembelanjaan Rp100,-
kamu akan mendapatkan 1 koin Shopee yang
dapat digunakan untuk mendapatkan potongan harga pada pembelian selanjutnya.
(Image Source: shopee.co.id)
Berbeda dari biasanya,
sistem ini akan memanfaatkan koin yang digunakan untuk membeli voucher dalam
mengurangi tingginya subsidi ongkir. Misalnya untuk mendapatkan minimal voucher
5000, maka poin yang harus dikumpulkan yaitu 500. Caranya tidak sama dengan
melakukan pembelian, namun dilakukan dengan menjawab survei berupa pertanyaan
kepuasan pelanggan yang dibuat oleh Shopee
untuk mendukung evaluasi secara online. Untuk sekali berhasil mengikuti survei,
kamu akan mendapat 100 poin, dan ini tidak akan memakan waktu banyak yaitu
dengan alokasi waktu sekitar 3-10 menit. Demi sesuap voucher gratis, siapa sih yang masih keberatan?
Ketentuan lain masih tetap
sama yaitu Koin Shopee akan berakhir
pada akhir bulan ke-6 sejak Koin Shopee dikreditkan
ke akunmu. Selain itu, Koin Shopee
tidak dapat diuangkan dan tidak dapat ditransfer ke pengguna lain.
Optimalisasi Robot Chat
Optimalisasi Robot Chat
Shopee pada
dasarnya telah mengikuti prediksi perkembangan E-Commerce di Indonesia yaitu telah memiliki sistem auto-reply chat, namun
fitur tersebut belum dioptimalkan sepenuhnya karena pemilihan template chat
yang masih terbatas. Optimalisasi robot chat akan memudahkan kerja Customer
Service yang bertugas untuk menangani segala macam pertanyaan yang dimiliki
pelanggan sehingga kenyamanan pelanggan selalu terjaga.
(Image Source: shopee.co.id) |
Bagaimana caranya? Siapkan FAQ! Penjual wajib menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang biasanya menjadi keluhan pelanggan, seperti mengenai
produk, sistem pembayaran, sampai dengan masalah pengiriman. Pertanyaan
tersebut akan ditawarkan oleh sistem yang dianggap sebagai konsumen. Sehingga
ketika robot chat mendapatkan pertanyaan yang sama atau mirip, sudah ada
jawaban yang ditujukan pada calon pelanggan. Menarik, bukan?
B2B (Business to Business)
Apa itu B2B?
Jenis e-commerce Business to Business atau B2B
adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau pihak yang saling memiliki
kepentingan bisnis. Jika Shopee sudah dilengkapi dengan fitur live chat berbagi (social
sharing) untuk menciptakan sebuah pengalaman konsumen-ke-konsumen
(C2C) yang aman, menyenangkan, dan praktis dengan mengintegrasikan platform
sosial. Maka konsep B2B dapat
diadopsi dan dimodifikasi oleh Shopee dalam
menyelesaikan masalah seperti lamanya pengemasan produk, peran customer service yang belum ‘personal’, dan
tampilan foto produk yang belum mumpuni.
B2B yang ditawarkan merupakan salah
satu bentuk partisipasi masyarakat, yaitu suatu proses teknis untuk memberikan
kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara
bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Business
to Business diartikan sebagai komunikasi dari penjual ke penjual. Dalam hal
ini sistem yang diterapkan sama seperti FGD
(Forum Group Discussion) atau Forum Rembug yang biasa dilakukan para
pemangku kepentingan dalam merencanakan pembangunan suatu daerah.
Contoh Forum Diskusi Panel
(Image source: Hasil Analisis Pribadi, 2017)
#Bagaimana cara kerjanya?
Terdapat tahapan
yang dapat diterapkan dalam sistem kerja B2B
yaitu Initial
Consultations. Dalam setiap diskusi yang
dilakukan, Shopee akan memfasilitasi mentor untuk membagikan pengalaman
kepada para pelaku bisnis. Sehingga dalam batasan tertentu, penjual dapat
berkonsultasi dengan mentor yang dijadwalkan dengan kesepakatan membahas satu
tema diskusi. Selain itu, tahapan lainnya yaitu Participatory Monitoring – continuous
yang dilakukan dengan pemantauan kinerja mentor berupa form kuesioner mengenai
kinerja mentor, dan pemantauan terhadap partisipasi para penjual yang dilakukan
dengan mendata kehadiran dan keaktifan dalam setiap forum diskusi.
#Dimana diskusi diadakan?
Dengan sistem
online, diskusi bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun di pilihan sosial
media yang disepakati.
Contoh Diskusi Online
#Siapa yang dilibatkan?
Para penjual
atau pelapak dapat mengadakan forum untuk membagikan pengalaman dalam berbisnis.
Jika diskusi dalam skala nasional dirasa sulit, maka dapat dilakukan secara
regional atau berdasarkan toko dengan kesamaan jenis barang yang dijual.
Contoh Forum Diskusi Online |
#Kapan waktu yang tepat untuk diskusi?
Forum diskusi
melalui sosial media bisa dilakukan pada jam-jam kosong seperti setelah jam
makan malam atau weekend tanpa mengurangi waktu istirahat. Cukup dilakukan
sekitar 1-2jam saja.
#Apa yang akan didiskusikan?
Tentu
bervariatif!
Mengetahui tren permintaan
konsumen dan mengantisipasi apa yang konsumen cari ketika berbelanja online
merupakan hal penting bagi keeksisan Shopee.
Menyediakan katalog produk yang lengkap dan variatif untuk semua jenis
kategori tentu menjadi tujuan setiap vendor yang terdaftar. Sehingga hal ini
menjadi pertimbangan untuk bahan diskusi, yakni mengarah pada ‘produk apa yang
harus dilengkapi jika dilihat dari tren permintaan konsumen’. Selain itu, diskusi
juga akan membahas bagaimana pengemasan produk yang menarik dan cepat, cara customer service agar membangun sentuhan
‘personal’ dengan calon pembeli, dan teknik pengambilan foto agar tampilan foto
produk lebih apik dan menarik.
#Mengapa diskusi penting untuk dilakukan?
Diskusi seperti
ini akan mendorong penjual yang baru terjun ke dunia bisnis lebih mudah
beradaptasi dengan kompetitor. Selain itu, hal ini dapat mengurangi
keluhan-keluhan pelanggan karena mulai dipecahkan dalam bentuk sharing dan bahan evaluasi bagi setiap
toko. Sehingga skor penjual yang akan diberikan pembeli dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan dan kredibilitas penjual.
Manfaat Bagi Shopee
Riset yang dilakukan Nielsen pada
tahun 2016 melaporkan bahwa 53 persen responden menyatakan kesehariannya dalam
mengakses media digital dan media sosial untuk menemukan produk-produk pilihannya
di online shop. Survei tersebut
dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang,
Medan, dan Makassar dengan kisaran usia responden 18 tahun sampai 55 tahun
(tribunnews.com).
Menurut Industry Head Google Indonesia, Henky
Prihatna, penggunaan smartphone rata-rata di atas dua jam atau 136 menit dalam
sehari: 68 menit menggunakan browser, 68 menit untuk apps. Saat berbelanja
online, 92 persen pembeli mengaku membeli menggunakan sebuah aplikasi atau dari
situs yang memberikan informasi relevan. Selain itu, sebanyak 87 persen pembeli
mengatakan mereka telah berubah pikiran mengenai sebuah merek di toko setelah
membaca informasi produk di smartphone
mereka. Begitu mudahnya pembeli berubah haluan karena kecepatan smartphone mengakses informasi mengenai
katalog barang di satu toko online.
Dengan pesatnya
perkembangan dunia digital, maka tantangan yang dihadapi sebuah brand juga kian
besar. Menjadi sebuah brand yang terpercaya dan adaptif dalam perkembangan
digital adalah hal penting guna perkembangan dan stabilitas sebuah perusahaan e-commerce seperti Shopee. Oleh karena itu, pemecahan masalah yang disebutkan di atas
perlu diadopsi agar Shopee memiliki
sistem kerja yang baik dan tertruktur, agar Shopee tetap eksis di dunia online
shop.
Social media Shopee
WEBSITE
www.shopee.co.id
FACEBOOK
facebook.com/ShopeeID
TWITTER
twitter.com/ShopeeID
INSTAGRAM
@shopee_ID
REFERENSI:
https://iprice.co.id
http://www.shopee.co.id
http://www.shopee.co.id
http://tekno.liputan6.com
http://marketeers.com
http://www.tribunnews.com
http://www.go-pay.co.id
Salam,
Onix
Sudut Pandang Seorang Penasehat CEO
(*ceritanya)
*Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog E-Commerce iPrice
*Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog E-Commerce iPrice
onixxxx sekarang jadi hobi nge-blog yoo :"D aku jadi malu liatnyo hehee. sejak kapan onix mulai bener-bener nekunin blog??
BalasHapusHA I SEE! Moza= Salma? wkwk Sudah lama sekali tidak blogwalking~~
HapusBlog bikin siapapun banyak belajar, ku mulai menemukan 'rumah' di dunia blog nih eaaaaaak:3
Tekun? istilah itu hanya untuk mereka yg produktif Sal~
ku mah apa. Nulis sekali sebulan udah sukur wkwk
hahaha aku udah lama gak buka blog, jadi pas liat daftar bacaan kaget entri onix udah banyak gitu :O ceileh rumah~ tapi lumayan banyak lho nix post kau, walau ada beberapa yang review dan ngiklan sih ._.
BalasHapusReview dan iklan itu bentuk latihan nulisku yg lain, itung" nambah komisi anak kosan wkwk kan mayan nambah views :3
Hapushahahaha bener juga sih :D
BalasHapus