Rabu, 25 Februari 2015

#FFRabu - Pencuri Jemari Gadis



Tidak! Bukan malam ini saja. Ini sudah yang kelima kalinya.
“Sudah kubilang jangan Pak Joko! Kenapa kau keras sekali?!”.
“Tidak baik memilah-milih,” digubrisnya bentakan Dini.
“Pekerjaan yang memaksaku,” tambahnya lagi.
“Maksudku, apa tidak ada gincu alternatif?”
“Kau sendiri yang mendengar Patris membacakan peraturannya, kan?”
“Iya, tapi...”
“Tak apa jika jemarinya tersisa dua, masih kuberi kesempatan untuk mengisap jempolnya.” Dini mengeluh.  
“Sebentar lagi kereta menjemput, aku akan bersiap-siap ke prasmanan. Jangan tinggalkan perapian sampai aku pulang, mengerti?”. Gincu merah merona di bibirnya semakin menambah pesonanya, baru saja ia mengunyah jemari Gadis, bayi kedua pakde Dini yang baru lahir.
“Hmm,” katanya mengangguk. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.