Meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi
Onix Octarina
21:20
30
Kalau ada yang bertanya “Apa yang membuatmu betah di
rumah aja selama masa karantina?” Maka akan saya jawab tanpa ragu: “Kemudahan
internet dan keberadaan gadget.”
Mungkin kalau tanpa kehadiran keduanya, saya bisa mati kutu di kosan karena
nggak tau harus ngapain lagi. Situasi Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita
semua untuk berada di rumah secara tidak langsung memaksa kita untuk berpikir
kreatif. Hari ini ngapain ya? Besok ngapain lagi? Dan seterusnya sampai hari
ini.
Ada apa dengan milenial
dan Revolusi Industri 4.0?
Kemudahan teknologi itu menyenangkan. Semua pekerjaan
yang dulu perlu pengorbanan terkait jarak dan waktu kini bisa berlangsung lebih
mudah dan cepat, bahkan sebagian di antaranya bisa dilakukan dari rumah. Penggunaan
internet dan gadget sangat identik
dengan generasi milenial. Generasi Milenial – atau Generasi Y, yang disebutkan
oleh mayoritas peneliti serta ahli demografi sebagai generasi yang lahir pada
dalam rentang 1980-an hingga 2000-an merupakan generasi unik yang lahir di
tengah-tengah pertumbuhan internet dan kemudahan informasi.
Milenial adalah generasi kreatif dan cepat yang memanfaatkan perubahan dan peluang yang ada. Mereka (termasuk saya juga sih) saat ini sedang berada dalam Era Disrupsi atau era yang diramaikan dengan munculnya berbagai inovasi dalam teknologi digital serba canggih maupun dalam lingkup hidup sosial sehari-hari. Kelompok umur ini diidentifikasi memiliki karakter yang lebih kritis dan sangat dekat dengan teknologi. Walaupun karakteristik milenial ini berbeda-beda karena tergantung wilayah, kondisi sosial ekonomi, hingga pola hidup tiap individunya, namun terdapat beberapa kesamaan dalam hal penggunaan teknologi. Misalnya saja beralihnya preferensi masyarakat dari taksi konvensional/ojek pangkalan pada layanan ride sharing berbasis on-demand. Orang-orang gemar memulai sesuatu yang sifatnya anti mainstream dan tentunya tidak berbelit-belit.
Milenial adalah generasi kreatif dan cepat yang memanfaatkan perubahan dan peluang yang ada. Mereka (termasuk saya juga sih) saat ini sedang berada dalam Era Disrupsi atau era yang diramaikan dengan munculnya berbagai inovasi dalam teknologi digital serba canggih maupun dalam lingkup hidup sosial sehari-hari. Kelompok umur ini diidentifikasi memiliki karakter yang lebih kritis dan sangat dekat dengan teknologi. Walaupun karakteristik milenial ini berbeda-beda karena tergantung wilayah, kondisi sosial ekonomi, hingga pola hidup tiap individunya, namun terdapat beberapa kesamaan dalam hal penggunaan teknologi. Misalnya saja beralihnya preferensi masyarakat dari taksi konvensional/ojek pangkalan pada layanan ride sharing berbasis on-demand. Orang-orang gemar memulai sesuatu yang sifatnya anti mainstream dan tentunya tidak berbelit-belit.
Kata
Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam sebuah artikel, saat ini kita mengalami
dua disrupsi yang luar biasa yaitu bidang teknologi karena revolusi industri
4.0 dan gaya hidup karena adanya perubahan generasi. Revolusi industri 4.0 menjadi salah satu alasan yang
membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Saat ini kita berada pada awal sebuah
revolusi yang mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain (Prof
Klaus Martin Schwab).
Apa itu Revolusi industri 4.0?
Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur
sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup
sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi
awan, dan komputasi kognitif. Secara sederhana, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat
terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan
teknologi di tengah pandemi
Sejarah telah mencatat bahwa cara kerja mesin yang lama akan digantikan dengan teknologi baru. Dengan bermodal gadget dan akses internet, kita sudah bisa mempelajari banyak hal dan mendapatkan rasa aman supaya bisa betah di rumah aja di tengah situasi Pandemi Covid-19. Sejak Maret 2020, imbauan untuk tidak kemana-mana dan tetap di rumah merupakan gerakan bersama untuk menghentikan rantai penyebaran virus korona. Mau tidak mau, kita harus bisa bertahan dan mengusir kebosanan di rumah demi keselamatan diri. Setiap orang bebas memilih bagaimana cara ia mengisi hari-hari dalam kurun waktu yang tidak pasti seperti ini. Tentu saya juga punya cara tersendiri untuk bisa betah di rumah a.k.a kosan. Caranya adalah dengan meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi. Meracik bumbu ini tidak perlu banyak peralatan seperti ulekan atau blender. Jika kamu ingin mencoba meraciknya, bisa juga dilakukan di rumah yaa! Meski nanti akan memakan waktu berjam-jam, ingatlah yang penting tidak menggunakan bumbu instan yang sudah jadi atau beli di supermarket. Yuk coba!
Sejarah telah mencatat bahwa cara kerja mesin yang lama akan digantikan dengan teknologi baru. Dengan bermodal gadget dan akses internet, kita sudah bisa mempelajari banyak hal dan mendapatkan rasa aman supaya bisa betah di rumah aja di tengah situasi Pandemi Covid-19. Sejak Maret 2020, imbauan untuk tidak kemana-mana dan tetap di rumah merupakan gerakan bersama untuk menghentikan rantai penyebaran virus korona. Mau tidak mau, kita harus bisa bertahan dan mengusir kebosanan di rumah demi keselamatan diri. Setiap orang bebas memilih bagaimana cara ia mengisi hari-hari dalam kurun waktu yang tidak pasti seperti ini. Tentu saya juga punya cara tersendiri untuk bisa betah di rumah a.k.a kosan. Caranya adalah dengan meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi. Meracik bumbu ini tidak perlu banyak peralatan seperti ulekan atau blender. Jika kamu ingin mencoba meraciknya, bisa juga dilakukan di rumah yaa! Meski nanti akan memakan waktu berjam-jam, ingatlah yang penting tidak menggunakan bumbu instan yang sudah jadi atau beli di supermarket. Yuk coba!
Bumbu
utama:
1 butir film favorit/video
lucu
Kerja dari rumah secukupnya
2 siung komunikasi
1 lembar kursus online
500 gram e-book
1 sdt blog
Cara meracik:
1. Nonton film/drama/video lucu
Alih-alih menonton
berita sepanjang hari di rumah, nonton video lucu adalah cara mudah untuk
menyelematkan diri sendiri dari tekanan negatif. Setelah mengikuti tayangan
Tonight Show yang mengocok perut, saya juga ikuti konten receh di IG
@kristo.immanuel yang isinya menirukan suara kambing/ti-rex hahaha. Nonton
keduanya bisa bikin ngakak sampai capek juga ternyata. Kalau sudah mulai bosan,
saya menggantinya dengan film rekomendasi orang-orang atau drama korea pemenang
Baeksang Art Awards. Sejauh ini nonton video receh dan film/drama bisa membantu
mengurangi negative vibes dari berita Covid-19 yang berseliweran di luar sana.
2. Work from home (WFH)
Work from home atau bekerja dari kosan adalah pilihan yang
diberikan untuk karyawan di kantor karena masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala
Besar) diberlakukan. Dengan kondisi bekerja dari kosan, maka kebutuhan akses
internet yang memadai dan laptop mumpuni sangat diperlukan. Meski sudah memasuki
New Normal atau Tatanan Baru untuk beraktivitas kembali, namun WFH masih aktif
sampai sekarang sehingga teknologi informasi tetap dimaksimalkan.
3. Video call bersama keluarga/sahabat (jaga komunikasi)
Untuk mengurangi
kesendirian dan kekhawatiran, cara ini yang bisa saya lakukan selama di rumah
aja. Jauh dari rumah dan menjadi anak rantau sejak 6 tahun lalu adalah tantangan
yang saya hadapi. Tapi lagi-lagi, menjaga komunikasi dengan orang terdekat juga
perlu. Saling memberi kabar, saling memperhatikan dan mendukung satu sama lain
supaya kita juga tidak mudah menyalahkan diri sendiri. Dulu video call bersama keluarga
bisa dihitung jari, sekarang jadi rutinitas sehari-hari. Kami
sering membahas kondisi, hal-hal baru, aktivitas ringan, bahkan yang
serius, yang penting jaga komunikasi.
4. Kursus online
Perlu digaris bawahi
kalau di masa pandemi ini kita bukan sedang kecanduan sibuk. Kata Adjie
Santosoputro, tidak apa-apa kalau menghadapi situasi saat ini tidak bertambah
kemampuan baru atau tidak belajar. Adjie menekankan kalau hidup ini tidak
selalu soal kompetisi produktif, bro. Jangan sampai karena mengikuti tren
“kursus online” atau “webinar” kita
malah lupa untuk rehat dan makin mempersulit keadaan untuk bertahan. Pada
dasarnya saya mengikuti kursus di salah satu platform kursus online adalah untuk menambah pengetahuan
yang berkaitan dengan blogging. Kursus online
yang saya ikuti bertajuk Optimasi SEO untuk Membuat Website Eksis di
Halaman Depan Google. Akses internet untuk kursus online sangat dibutuhkan dalam mengikuti materi-materi yang
diberikan. Belum lagi harus praktik langsung di laptop, beruntunglah karena
kehadiran teknologi memudahkan hidup saya.
5. Baca e-book
Kalau penasaran apa
e-book yang saya baca dan mengapa harus baca itu, jawabannya e-book dari Qwords
yang berjudul “Cara menghasilkan uang dari blog” adalah pilihan yang saya baca.
Sebetulnya ini sederhana saja, saya bukan mau menekankan dua hal yang kontras
antara “kompetisi produktif” dan “berhenti kecanduan sibuk”. Tapi saya hanya
ingin memperdalam skill dalam dunia blog aja, demi menghasilkan cuan/passive income yang tidak tau kapan akan
datang hahaha. Jadi intinya belajar untuk menghidupi atau sekedar upgrade pengetahuan adalah pilihan
masing-masing orang. Pilih saja apa bahan bacaan yang membuatmu senang dan
tenang, bukan malah terbeban. Sekali lagi, ini adalah berkat kemajuan
teknologi.
6. Mulai rajin nge-blog
Kadang-kadang
saya merasa terlambat. Saya sudah menekuni dunia blog sejak tahun 2013, tapi tampaknya
masih di situ-situ aja. Melihat teman-teman blogger yang sudah melambung dan
mengalami kemajuan, saya merasa belum memaksimalkan blog saya dengan baik.
Secara tidak langsung era digital mengharuskan kita pintar-pintar melihat
peluang, karena peluang akan menghasilkan bagi yang benar-benar memanfaatkan.
Kilas balik saat dulu saya sempat punya domain berbayar karena sedang
rajin-rajinnya ngeblog, namun itu hanya berlangsung sebentar. Kemudian blog
saya kembali tidak terurus, domain itu saya biarkan begitu saja sampai sudah
tidak berlaku lagi. Setelah mengikuti kursus online tadi, saya baru sadar kalau domain berbayar bukan hanya
sekedar style sebuah blog, namun juga
menjadi salah satu teknik SEO. Kata kuncinya adalah “Trusted”. Website kita bisa dipercaya google, misalnya dengan
menggunakan template yang profesional, menggunakan HTTPS, ada Customer Service
24 jam, dan sebagainya. Hal ini yang bikin saya ingin fokus dan mulai rajin
ngeblog lagi.
Situasi
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung menarik saya untuk mengevaluasi banyak
hal. Tahun lalu menjadi tahun terpanjang saya untuk hibernasi dari menulis dan
dunia blog. Sekarang saya ingin mengisi kekosongan itu dengan berbagai jenis
tulisan dan tentu mengganti domain blogspot tersebut menjadi (dot) com lagi. Kali
ini saya akan memutuskan untuk membeli domain berbayar di Qwords. Qwords adalah
salah satu web hoster yang terpercaya di Indonesia. Qwords juga menjadi salah
satu bagian penting dalam perkembangan dunia website karena sampai sekarang
mampu menghadirkan berbagai layanan paket terbaik kepada pelanggannya. Tidak
hanya dalam skala kecil saja, produk Qwords bisa dibilang mumpuni untuk
digunakan oleh para pemilik website atau blog seperti saya.
Mulai rajin ngeblog |
Mengapa harus beli domain di Qwords?
Dengan
taglinenya "Reliable Fast Web Hosting With Reasonable Price!" saya
memilih Qwords karena memiliki server yang cepat dengan harga hosting murah. Kenapa
harus Qwords? Berikut ini ada 6 alasan
kenapa saya ingin membeli domain di Qwords:
1. Kualitas produk yang
utama
Dengan
menghadirkan paket unggulan, Qwords menawarkan 2 pilihan paket shared hosting,
yaitu paket personal dan paket bisnis dan menyediakan fasilitas terbaik yang
dapat dinikmati pelanggan. Qwords merupakan salah satu web hoster yang aman dan
andal, sehingga pemilik website bisa memanfaatkan sistem keamanan lebih baik. Selain
itu, Qwords juga bisa memberikan akses lebih cepat ke seluruh dunia. Melalui
Qwords, kita juga dapat mengoptimalkan traffic
website menggunakan teknologi cloud hosting Indonesia dengan layanan
unggulan. Sejak tahun 2005, Qwords menghadirkan teknologi menarik dalam
mengembangkan akses website dalam skala besar atau kecil. Dari sisi kapasitas
teknologi yang digunakan, biasanya dimanfaatkan pada pelayanan perusahaan besar
terutama dari sisi web hosting, sedangkan konsep digital terintegrasi juga sudah dikembangkan hingga akhirnya dijadikan sebuah pilihan menarik bagi
pengembang website baik berbentuk perusahaan atau perorangan.
2. Layanan support
yang responsif
Qwords
memiliki layanan support yang responsif. Saat ingin mengganti domain dari
blogspot menjadi (dot) com, saya mencoba chat melalui CS (Customer Service) di
hari libur dan di luar jam kerja. Hasilnya? Qwords memberikan fasilitas layanan
support yang siap sedia kapan pun. Respon terbilang cepat dan jelas, karena pesan
saya ditanggapi kurang dari 5 menit. Admin menjelaskan tentang tata cara
mengganti domain dan cara memesan melalui link yang sudah disediakan. Jika kita
ingin menggunakan fitur WhatsApp, Qwords juga menyediakannya lho! Siapa tahu
ingin private dan ringkas melalui fitur chat yang satu itu.
3. Domain bisa
kustom
Domain yang ingin dipakai bisa
kustom alias keinginan sendiri. Nama domain digunakan untuk mempermudah
pengunjung menuju blog kita. Selain untuk mencerminkan blog, nama domain juga
dapat memperkuat branding. Saya akan memilih (dot) com untuk mengganti blog
yang lama karena 4 alasan seperti yang dijabarkan Qwords, yaitu: International,
Popular, Professional, serta Attention & Trust. Setelah saya cek domain yang saya inginkan di Qwords, ternyata onixoctarina.com masih tersedia. Semoga setelah niat ini
terwujud, saya bisa menerapkan teknik SEO dengan maksimal dan juga makin
konsisten mengisi beranda di blog.
4. Memiliki panduan
lengkap untuk pengguna
Panduan yang lengkap adalah cerminan dari layanan yang bagus,
apalagi web hoster adalah salah satu jenis layanan yang memerlukan banyak
penjelasan/tata cara. Berita baiknya, Qwords menyediakan panduan lengkap yang
bisa kita temukan di halaman http://kb.qwords.com/. Panduan/dokumentasi lengkap tersebut berisi tentang
layanan Qwords dan ratusan panduan terkait domain, hosting dan lainnya yang
dapat dipelajari. Ketersediaan panduan lengkap dari Qwords ini juga menjadi
salah satu andalan bagi pemula. Proses belajar sampai penggunaan layanan web
hosting dari Qwords ini bisa dicermati secara detail agar nantinya pelanggan
tahu seperti apa proses yang harus diikuti. Seperti halnya penjelasan yang
diarahkan Admin (Layanan Support) ke link terkait untuk memudahkan pengguna membeli
dan mengganti domain baru.
5. Banyak promo/diskon
Siapa
yang tidak suka promo/diskon? Bahkan ada yang menggemari istilah berburu
diskon/sale karena kapan lagi bisa menikmati diskon cuma-cuma? Dalam periode
ini (hingga 30 Juni), Qwords menyediakan promo special untuk pembelian domain (dot)
com dari 165k kini hanya cukup membayar 135k. Selain itu, terdapat syarat dan
ketentuan yang berlaku seperti promo hanya berlaku untuk registrasi baru dan
untuk 1 tahun pertama. Jika tidak memesan melalui halaman terkait, maka dapat menggunakan
Voucher:COMJUN20. Yuk langsung aja meluncur ke website Qwords karena masih ada
ketentuan lainnya yang harus dipastikan.
6. Metode pembayaran
lengkap
Metode
pembayaran di Qwords terbilang lengkap. Mulai dari bank transfer sampai bayar
tunai juga bisa. Metode pembayaran untuk pembelian di Qwords bisa dilakukan
melalui Bank transfer (BNI, Mandiri,
BCA), Virtual Account (Mandiri, BNI,
bii, Permata Bank, KEB Hana Bank, ATM Bersama), kartu kredit (Visa dan Master), Alfamat, DOKU Wallet, PayPal dan Cash (bayar dikantor Qwords atau pameran). Hal ini tentu memudahkan
kita untuk melakukan transaksi, karena tidak menjadi alasan lagi jika berdalih “ah
kena fee transfer” atau “yah, cuman bisa bayar lewat ini doang".
Qwords sudah memfasilitasinya!
Kesimpulan
Kalau ke-6 bumbu
utama sudah diracik untuk bisa memaksimalkan teknologi di tengah pandemi, kamu
bisa menyimpannya rapat-rapat di notes/catatan pribadi. Tidak perlu disimpan
dalam wadah kedap udara atau dalam lemari es. Bahkan kamu bisa menggunakannya
berkali-kali demi menemani hari-hari dan dijamin tidak mudah basi. Barangkali setelah
selesai pandemi ada skill/kemampuan yang bertambah ya disyukuri, namun jika
tidak sama sekali juga tidak apa-apa. Intinya kita sama-sama sedang mencoba
bertahan di rumah dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.
Perlu diingat kalau kita
tidak harus selalu aktif, karena masa sulit ini bukan kompetisi produktif.
Selamat mencoba!
Artikel ini diikutkan dalam Qwords Blog Competition #OnlineinAja dan #LombaBlogQwords