Kadang kala kita kerap lupa, menghakimi orang lain merupakan salah satu cara agar kita bisa merasa lebih baik, hingga tak dapat dipungkiri sudah menjadi kebiasaan. Entah penghakiman –yang sekedar argumen tanpa fakta- atau justru semakin dibahas semakin seru, padahal belum tentu demikian keadaannya-.
Apakah setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia? Jika iya, maka setiap orang punya alasan tersendiri pula untuk hal-hal yang ia lakukan. Adalah haknya, apabila alasan tersebut tidak diumbar. Bukan kewajibannya pula untuk memuaskan pertanyaan-pertanyaan dalam kepala orang-orang. Karena setiap orang punya alasannya tersendiri: mungkin untuk bertahan atau berusaha menghadapi.
Sumber gambar: di sini |
Belakangan
ini, setelah baru saja menyelesaikan proses skripsi, saya mengetahui sebuah
fakta. Salah seorang teman di kampus yang tak kunjung juga mendekati sidang
proposal (sidang pertama untuk mengajukan penelitian) berada di salah satu toko
yang berada tidak jauh dari kampus.
Pertanyaannya,
sedang apa? Bukan sebagai pelanggan, melainkan pegawai. Yang orang-orang
ketahui dan simpulkan adalah, Ah si anu
kan emang gitu orangnya, tau sendiri lah ya. Atau: kok lama banget ya dia belum proposal? Ngapain aja sih, padahal
dosbingnya enak banget.
Bisa
tebak apa yang membuat saya makin heran? Setelah beberapa hari dari mengetahui
hal itu, saya melihatnya di salah satu franchise minuman. Benar, bukan sebagai
konsumen, melainkan penjual. Saya tidak bisa memastikan apakah benar ia bekerja
pada 2 jenis usaha atau tidak.
Semoga,
kalimat ‘ngapain aja sih dia’ tidak lagi ada dalam peredaran.
Salam,
Dari yang sempat berpikir kalimat
tersebut.
OS
Jadi keingat teman baik saya yang tinggal sedikit lagi menyelesaikan skripsi tapi nggak kunjung selesai karena buka usaha coffe shop. Yang lain pada misuh2, tapi saya diam aja karena tahu memang punya coffe shop adalah impian dia dari dulu. Memang sebaiknya kita diam dan melihat saja, tanpa menghakimi.
BalasHapusalasan untuk bisa survive dari tuntutan hidup. jangan pernah menghakimi sebelum mengetahui kebenaran
BalasHapusBegitulah rata-rata kebiasaan masyarakat kita..., suka kasak-kusuk.
BalasHapusEh si A tuh kan begini begitu, si B juga iya ..., si O sama saja [ tentunya bukan Onixtin loooh yaaa wuakakaaka 😅 ]
Yah semoga kita semua ngga ketularan virus kayak gitu.
Tanpa perlu jadi hakim dadakan ngga jelas.
Salah satu manfaat dari bersikap bodo amat terhadap orang lain, sehingga meminimalisir prasangka-prasangka aneh
BalasHapusYaaa memang begitu yaaa. Kekurangan orang yang mereka jarang tahu, mereka tidak tahu tentang kehidupan si orang yang jadi topik pikirannya. Bahkan alasan utamanya pun orang lain tidak tahu. Jadi ya lebih baik mengurusi diri sendiri huehehehe
BalasHapus