Meski sudah ada daftar pekerjaan yang
harus saya selesaikan di kampus, saya, masih saja
merasa tidak ada sukacita yang menggebu dalam dada.
Meski sebenarnya tidak ada hambatan
yang begitu berarti sepanjang hari atau hal yang menjengkelkan, tapi tetap
saja, seperti ada yang hilang dari dalam diri saya.
Saya menerka-nerka apa penyebab
jelasnya.
Source: di sini |
-++-
Sekitar pukul 8 malam, saya menelepon
Bapak. Rindu. Padahal baru 3 hari lalu meninggalkan Semarang, tapi sepi cepat
sekali muncul. Kami selalu berbincang sederhana: bagaimana harimu, apa kabar
yang baru, bangun jam berapa tadi pagi, kenapa saya tidak bisa berbahasa
Inggris dengan baik, dan sebagainya.
Saya selalu mengusahakan agar kami
membicarakan hal-hal yang menyenangkan, pun jika ada sesuatu yang sulit
maka secukupnya saja.
Di sela-sela itu, obrolan kami pelan-pelan mengarah pada peristiwa duka dari kecelakaan pesawat Lion Air JT610 sepekan
lalu. Membahas ini dengan Bapak, saya selalu merinding. Mengucap syukur berkali-kali.
-++-
Cara Tuhan selalu tidak pernah diduga. Tentang apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Ada satu hal yang baru saya sadari hal apa yang hilang dari diri saya pagi ini.
Ya, berbahagia secukupnya. Berbahagia
pada porsinya. Itu yang hilang.
Saya seringkali protes pada Tuhan, padahal selalu dicukupkan.
saya seringkali mengeluhkan dan
menuntut ini itu, merasa semuanya selalu kurang, padahal segala sesuatu sudah
baik-baik saja.
Saya seringkali fokus pada hal-hal
yang belum tercapai, padahal ada banyak kebaikan-kebaikan kecil yang diterima setiap hari.
Saya seringkali berambisi supaya bisa melampaui ekspektasi, padahal punya harapan saja sebenarnya sudah cukup.
Berbahagialah sesuai
porsimu.
Jika kurang, maka cepat kita risau. Jika
mengusahakan yang lebih, maka cepat hati kita kosong.
Bahagialah pada apa dan siapa yang masih kita punya, selagi bisa berbincang sederhana dengan mereka.
Rasanya, setiap hari saya ingin menyampaikan terima kasih dan maaf untuk Bapak dan Ibu saya.
Semarang, 07 November 2018
Di luar dari semua tulisan ini, saya
ingin mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya untuk seluruh awak dan
penumpang Lion Air JT610 serta keluarga yang ditinggalkan.
Cara Tuhan selalu tidak terduga,
senantiasalah berbaik sangka padaNya. Ia selalu menemukan langkah, merencanakan
yang terbaik bagi kebahagiaan kita semua, umatNya.
Ih kok rimanya bagus.
BalasHapussuka sekali dengan tulisan ini :')))
BalasHapus