∞ Indonesia:
Tertinggi Keempat di Dunia ∞
Indonesia menjadi salah satu negara
dengan pengguna internet terbesar di dunia. Berdasarkan riset We Are Social dan
Hootsuite 2017, pengguna internet di Indonesia tumbuh 51 persen dalam kurun
waktu satu tahun. Angka ini merupakan yang terbesar di dunia, bahkan jauh
melebihi pertumbuhan rata-rata global yang hanya 10 persen.
Source: di sini |
Sedangkan data lain menunjukkan lebih dari 69 persen masyarakat Indonesia mengakses internet lewat perangkat mobile, menurut WeAreSocial.net ini termasuk yang tertinggi ke 4 di dunia. Siapa 3 posisi sebelumnya? Posisi pertama diduduki oleh Nigeria dengan proporsi sekitar 81 persen, diikuti India dan Afrika Selatan dengan masing-masing sebesar 79 dan 78 persen. Padahal, secara global, rata-rata penggunaan internet via mobile hanya 50 persen.
Source: di sini |
∞ Efisiensi
Industri Telekomunikasi Indonesia dalam Dunia Digital ∞
Penetrasi internet di Indonesia pada
tahun 2016, menurut data Internetlivestats ada di kisaran 17 persen, sedangkan
India ada di angka 19 persen. Data lain dari We are Social menunjukkan hal yang
sama. Penetrasi internet di Indonesia berkisar 28 persen. Dengan penetrasi
sebesar ini, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara Asia Tenggara
lainnya, seperti Vietnam (43 persen), Filipina (39 persen), Malaysia (40
persen) dan Singapura (81 persen).
Dengan kondisi ini, media teknologi
TechiniAsia dalam salah satu artikelnya menyebut Indonesia sebagai “Raksasa
teknologi Asia Tenggara yang sedang tertidur.” Padahal Indonesia mempunyai
peluang menjadi salah satu yang terbesar tidak hanya di Asia Tenggara, tapi
juga Asia. Kebutuhan terbesar saat ini adalah dukungan dari pemerintah supaya
industri digital Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Source: di sini |
Katadata
Research merangkum sejumlah manfaat yang diperoleh melalui sistem network sharing, diantaranya yaitu terdapat
efisiensi biaya untuk semua penyelenggara jasa telekomunikasi, adanya perluasan
jangkauan dan akses internet ke masyarakat, adanya peningkatan kualitas data
dan suara, harga produk menjadi lebih bersaing, serta peluang bisnis digital
terbuka dan produktivitas ekonomi digital meningkat.
∞ Potensi
Ekonomi Digital di Indonesia ∞
Teknologi digital semakin lekat
dengan aktivitas masyarakat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Dengan
produk domestik bruto (PDB) terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan
pasar potensial bagi sektor ekonomi digital. Pada 2016, riset dari eMarketer
memperkirakan akan mencapai 8,6 juta orang yang berbelanja melalui internet.
Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,9 juta orang. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang mengenal internet seiring lahirnya generasi Z
(Gen Z) yang lahir di era digital membuat kebiasaan belanja barang dan jasa
yang sebelumnya secara konvensional akan beralih menjadi online. Hal tersebut
tentu akan memberikan kemudahan dan kecepatan untuk mendukung aktivitas dan
kebutuhan hidup sehari-hari.
Source: di sini |
Dalam industri e-commerce, Indonesia sudah punya modal dasar berupa volume pasar yang sangat besar. Dengan jumlah populasi 250 juta (terbesar di ASEAN), Indonesia dapat menjadi pasar e-commerce yang sangat menjanjikan. Guna mendorong transaksi online, pemerintah juga telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi yang khusus untuk mempermudah dan melindungi bisnis perdagangan secara elektronik (e-commerce) di dalam negeri.
Source: di sini |
Potensi bisnis yang sangat besar dan sejumlah terobosan yang telah dijalankan menargetkan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2020. Pasar ekonomi digital di Indonesia mencakup sektor finansial, internet of things (IoT), dan penyedia jasa daring. Peningkatan pemanfaaan digital ini terus didorong untuk mendukung kemajuan perekonomian.
Source: di sini |
∞ Merdeka di
Era Digital ∞
Di era digital telah terjadi perkembangan partisipasi masyarakat di semua sektor
kehidupan, termasuk ekonomi dan politik dan berkurangnya praktik-praktik
otoriter yang berpotensi mendorong kemakmuran masyarakat dengan cepat (Adam
Przeworski:1993). Hal ini juga mengarah pada akses perekonomian dan politik
serta penciptaan peluang yang sama bagi seluruh masyarakat. Pada masa
kemerdekaan ini, besarnya potensi digital di Indonesia menjadikan bisnis
rintisan atau yang dikenal dengan startup merupakan salah satu
sektor yang semakin diminati dan terus berkembang dengan cepat. Perkembangan
tersebut diikuti dengan munculnya startup–startup lokal
serta keterlibatan investor untuk mendorong ekspansi bisnis startup
dan
persaingan global.
Source: di sini |
Saat
ini banyak hal sudah bergeser dalam bentuk digitalisasi. Berbagai industri dan
kegiatan ekonomi banyak ditopang penuh oleh peranan teknologi informasi dan komunikasi.
Sebagai penggiat ekosistem digital, langkah nyata untuk menumbuhkan kekuatan
digital nasional sangat diperlukan. Semangat kebangsaan yang dipupuk untuk
berjuang dalam aspek teknologi dan digital secara tidak langsung memperbaiki
aspek lain, seperti pendidikan, kemiskinan, dan lapangan pekerjaan. Semua
masalah tersebut perlahan-lahan mulai diselesaikan dengan munculnya industri startup di Indonesia.
“Merdeka itu bebas, bebas dalam berpikir dan berkarya. Anak muda harus berkarya dengan menciptakan solusi berbasis teknologi digital. Setelah merdeka 71 tahun, kita harus berhenti membahas potensi dan mimpi. Kini saatnya mencetak sejarah baru di era ekonomi digital. Indonesia harus jadi bangsa pemenang,” -Yansen Kamto, CEO Kibar sekaligus salah satu penggagas gerakan 1000 startup nasional
∞ Bagaimana
Peran Perempuan Menjadi Bagian Sebuah Startup ∞
Zabilla
Soeprapto, Runner Up III Putri Indonesia 2014 memaknai Hari Ulang Tahun ke-72
Republik Indonesia sebagai bebasnya perempuan untuk berekspresi. Baginya, perempuan
Indonesia kini tidak melulu harus berada di rumah dan menjadi ibu rumah tangga.
Gender bukanlah
sesuatu yang menjadi faktor untuk membedakan kinerja secara profesional,
melainkan pengalaman dan dedikasi. Bisnis teknologi di
sektor startup kini sudah menginjak
titik emansipasi. Lingkungan kerja, kultur dalam
masyarakat hingga butuhnya "role model" untuk keterlibatan
perempuan di industri teknologi mulai bermunculan.
“Keterampilan menjadi pendengar yang baik sangat efektif untuk menciptakan iklim kolaboratif, ketimbang kompetitif. Perempuan memiliki lebih banyak kesempatan untuk menentukan berbagai jenis karier yang diinginkan. Sektor teknologi diyakini akan makin diperhitungkan bagi perempuan untuk terlibat di dalamnya,” -Rui Ma, perusahaan investasi 500 Startup
Dalam
bidang digital, laki-laki sering kali memfokuskan pada fitur, sedangkan
perempuan lebih banyak mengulas tentang detail dan sudut pandang dari calon
pengguna. Namun dari situlah bisnis startup
dapat berkembang karena kondisi saling melengkapi. Dengan penempatan pada lingkungan yang baik, perempuan
akan dapat berpartisipasi besar dalam proses pengembangan produk, khususnya
pada bagian teknis.
Catherine
Sutjahyo menjadi salah satu bukti bahwa perempuan dapat
menjadi bagian dari sebuah startup. Ia
meninggalkan pekerjaannya di McKinsey –perusahaan konsultan kelas dunia- untuk bisnis
yang lebih menantang, yakni menjadi co-founder
dan direktur Zalora Indonesia (zalora.co.id).
Raksasa e-commerce yang merupakan
bagian dari keluarga Rocket Internet diluncurkan pada tahun 2012 dan disambut cepat oleh pasar fashion di
Tanah Air.
“Saya memang suka start-up. Saya percaya potensi e-commerce di Indonesia, khususnya untuk produk fashion. Konsumen ingin mudah cari baju, tapi selama ini aksesnya kurang. Dengan e-commerce online seperti ini akan jauh lebih gampang,” - Catherine Sutjahyo, co-founder Zalora Indonesia
Bersama mitranya,
Hadi Wenas, kini Catherine bekerja sebagai country manager untuk
membesarkan Zalora di tengah pasar online Indonesia yang “meledak”.
Untuk menjadikan Zalora sebagai destinasi fashion dan gaya hidup,
pihaknya berupaya menyediakan produk yang lengkap. Dari sisi teknologi dan
platform bisnis e-commerce, mungkin Zalora tak
punya masalah berarti karena bisa memasang pola yang sudah sukses di pasar
internasional. Namun bagaimana mendekati dan mengedukasi pasar Indonesia, tentu
menjadi hal yang sulit.
“Kami ingin Zalora menjadi the one destination di Indonesia. Kalau orang mau belanja fashion, pertama yang mereka ingat langsung Zalora. Sama seperti orang mau beli air minum, mikirnya langsung Aqua!” -Catherine Sutjahyo, co-founder Zalora Indonesia
Hingga saat ini
Catherine menilai kinerja Zalora sangat baik. Rata-rata order
per
hari Zalora Indonesia yaitu 600-700
transaksi dengan sekitar 200 karyawan yang berpusat distribusi di Jakarta Timur.
Dengan potensi yang dimiliki bersama mitra kerjanya, Catherine yakin situsnya
akan menjadi nomor wahid sebagaimana sister company-nya juga menjadi market
leader di beberapa negara.
Apa yang dilakukan Catherine menjadi inspirasi berharga betapa perempuan Indonesia mampu memberikan
kontribusi positif bagi kemerdekaan bangsa. Masih banyak lagi
"Kartini-Kartini Digital" bangsa ini yang telah memberikan inspirasi
melalui aksi nyatanya, bahkan berada di garda terdepan untuk mewujudkan ide dan
mimpi-mimpi Indonesia. Kartini tidak hanya menjadi bagian dari kenangan tentang
perjuangan emansipasi, menjadi ikon dari kesetaraan gender yang harum namanya,
namun lebih dari itu, sosoknya menjadi gagasan-gagasan untuk memaknai peran perempuan
Indonesia di era global."Lewati batasmu dan berlari lebih cepat" Source: di sini |
∞ Apakah Kita
Sudah Berdaulat Secara Digital? ∞
Kini saatnya
berintrospeksi apakah
kita sudah berdaulat secara digital? Nyatanya, masih banyak
permasalahan bangsa ini yang bisa diselesaikan dengan pendekatan teknologi. Perlu
peran pemuda Indonesia untuk bergerak mengisi kemerdekaan di era digital. Tak terkecuali
perempuan-perempuan tangguh masa kini.
Tak ada cara
lain kecuali keberanian untuk memulai, kegigihan untuk selalu bangkit ketika
gagal dan harapan, visi, misi dan mimpi yang realistis untuk menghasilkan karya
yang membanggakan. Hal tersebut yang turut menjadi keyakinan William Tanuwijaya
Co-Founder dan CEO Tokopedia dalam semangat untuk memberikan sumbangsih terbaik
untuk bangsa dalam masa kemerdekaan di era digital.
“Dengan peluang yang terbuka lebar di dunia digital, seharusnya tidak ada lagi yang namanya pengangguran terpelajar. Bukan masanya anak muda menyerah pada keadaan, tapi mengambil bagian dalam dunia digital ini,” -Saga Iqranegara, Ketua Asosiasi Digital Kreatif
Sumber Pendukung:
katadata.co.id
Ryza, Prayogo. 2017. Makna
Semangat Kemerdekaan bagi Penggiat Startup Indonesia, dalam https://dailysocial.id
Sudarmadi. 2012. Wanita
di Balik Bergeloranya Zalora, dalam https://swa.co.id
Eka, Randi. 2017. Bagaimana Perempuan Menjadi Bagian Sebuah
Startup, dalam https://dailysocial.id
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog PalingBaru #LombaBlogPalingBaru
saluutt bangeeeet sama kegigihan perempuaan-perempuaan Indonesia ikut andil dalam mengembangkan start-up di Indonesia. So inspiring, semogaa kitaa bsa ikut ambil bagian juga dalam perkembangan teknologi yg ada. Merdeka dengan teknologi! :)
BalasHapusPengalamannya keren mba ehee. Tapi peran perempuan dalam teknologi di Indonesia jarang diangkat publik, maklum kerjanya suka di dapur wkwk:)
HapusPerempuan indonesia itu keren. dari mulai jaman penjajahan hingga jaman internet selalu mencuri perhatian dunia. Semangat perempuan-perempuan Indonesia.
BalasHapus