Sumber : Linkedin.com |
“Saya adalah saya, bukan kamu atau dia”
Pernah suatu waktu, saya iseng membuka laman Facebook
setelah sekian lama berjamur karena kelamaan diendapkan (?) #apasih #ngaco. Nah,
saat scroll timeline, saya cuma bisa
geleng kepala. Gatel, pengen komen, yang
begini konsumsi publik ? duh, situ ga punya lagi foto yang sewajarnya ?
Lain hal dengan blogger-blogger muda yang
sering menginspirasi saya dalam menulis, mumpuni sekali.
Mau saya sebut siapa saja dan kenapa mereka menginspirasi ? Nanti deh, buat edisi khusus :D
Tentang apa dan siapa yang ada di sosial media adalah
cerminan kehidupan seseorang yang sebenarnya, yap! Personal Branding !
Pemenuhan
kebutuhan untuk menciptakan personal
branding adalah salah satu alasan mengapa seseorang bisa sukses dan profesional
dalam karir. Personal branding
layaknya “aura” dari dalam diri, diidentikkan dan diasosiasikan dengan apa
yang dimiliki. Biasanya dijadikan tolak ukur untuk membentuk pandangan orang lain terhadap diri kita, apakah sebagai
pribadi yang memancarkan energi positif atau bahkan negatif. Dengan membangun personal branding di
masa kini, seseorang akan semakin natural di masa depan.
Keahlian, attitude, penampilan,
konsitensi diri dan yang tidak kalah penting: reputasi, adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang memiliki
pencitraan baik. Tetapi diperlukan juga cara untuk mengkomunikasikan hal tersebut, salah
satunya yaitu berusaha menampilkan sesuatu yang
berbeda atau “eksis” dalam setiap kesempatan. Dalam hal ini, media
sosial dapat dijadikan wadah untuk mengekspresikan diri dan membangun visibilitas, yaitu dengan memperkenalkan
karya–karya yang menarik seperti menulis artikel, memiliki online networking atau blog sehingga
mendapatkan brand awareness
dari media lain yang kemudian mengangkatnya. Di dalamnya kita bisa saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi dan inovasi;
berdebat; membangun sebuah komunitas;
dan yang paling penting menjadi diri sendiri.
Global Web Index menyatakan bahwa Twitter merupakan platform media sosial dengan
pertumbuhan paling cepat, yaitu sebesar 74% pada tahun 2012. Secara keseluruhan
21% populasi internet dunia yang aktif menggunakan Twitter mempengaruhi
perannya sebagai media sosial, sehingga banyak digunakan perusahaan untuk
mengamati calon karyawan dalam seleksi tenaga kerja. Tujuan semua orang dalam media
sosial pada dasarnya adalah membangun merk. Semakin seseorang dapat menawarkan
perspektif yang segar atau konsep baru, semakin banyak orang akan tertarik
kepadanya.
Namun
saat ini, masih banyak pemilik akun menggunakan Twitter
dan sosial media lainnya hanya untuk menginformasikan aktivitas pribadi yang bersifat
pamer, mengungkapkan emosi dan amarah yang menyinggung SARA, bahkan
mempublikasikan foto yang tidak sewajarnya. Padahal semua itu akan
berdampak pada reputasi yang korelasinya dengan pengembangan karir di masa
depan. Oleh karena itu menjaga
perkataan dan tindakan juga penting dilakukan gaes, agar tidak merusak karakter yang sudah kita bangun. Yuk, bangun personal branding yang baik mulai dari
sekarang :p
personal branding, brand awareness manfaatnya juga ya. Nice posting :)
BalasHapusIya nih mba, huehehe... makasih kunjungannya:)
BalasHapus