Sumber : kaskus.co.id
“Lagi-lagi
si Kumara, seperti nggak ada yang lain.” Si rambut keriting menggelengkan kepalanya, berusaha memaklumi kebiasaan pemuda berjangkung itu
setiap usai makan siang.
“Soleram,
anak yang manis...”
“Fur Elise1) . Itu lebih baik.” Awalnya pria itu menatapnya sinis,
kemudian tertawa.
“Lagu
tanpa lirik maksudku, haha,” katanya menambahkan.
Tampaknya
gurauan Bib tak dihiraukan pemuda ini, ia tetap melanjutkan bait demi bait.
“Anak
manis janganlah dicium...”
“Atau
paling enggak, volumenya dimute aja.” Kali ini terkesan nada serius.
“Oh,
soleram...”
“Heh!
Kau tuli? Tidak lihat aku harus menyelesaikan deadline-deadline ini?” Ia mulai naik pitam. Merasa berada dalam situasi
tidak menyenangkan, dibantingnya berkas-berkas itu ke meja kerja, lalu bergegas
meninggalkan Reedo dan suara bisingnya.
“Kawan lama ditinggalkan jangan...”
“Hhh... terserah apa katamu!” Ia tetap pergi meninggalkan
mejanya.
“Itu sebagai lirik penutup dari lagunya dan kau tetap
memilih jauh dariku saat menyusun laporan? Apa kau yakin, Bib? Haha.” Terselip
ledekan yang tertuju kepada rekan kerjanya itu.
“Dasar licik!” Bib bergumam kesal. Pria itu kembali ke
meja kerja, melanjutkan list yang harus diserahkan kepada atasannya.
“Well, masih tetap aku yang menang ckck,” kata pemuda itu menjagokan
diri.
“Reedoooo! Tidak bisakah kau mengunci mulutmu itu?!”
“Skakmat, hahaha.” Pemuda yang disapa Reedo itu masih saja melempar
panah tajam ke arah Bib, sahabatnya sejak duduk dibangku SMA.
“Kalau bukan karena job ini, aku sudah minggat dari tadi!” gerutu Bib kesal.
“Kau kan sudah tau kenapa harus lagu favoritnya Kumara
yang kunyanyikan, apalagi ...” Reedo mulai serius dengan
perkataannya. Tidak sempat ia melanjutkan, Bib protes.
“Lalu? Menurutmu aku akan diam saja jika ancaman
menggangu ketentramanku?”
“Ah, kau ini. Hiperbola! Aku cuma ingin bernostalgia,
memangnya nggak boleh?”
Bib tidak menjawab, ia memanfaatkan kesempatan
sebelum Reedo mengulangi lagu kedaerahan yang monoton itu.
“Oh, ternyata sahabatku ini melupakan sejarah yang
teramat penting?”
“Maksudmu?" Mata Reedo mengisyaratkan kebingungan.
“Apa perlu ku jelaskan?”
Entah kenapa ruangan yang tadinya diisi dengan gurauan dan tawa tiba-tiba berubah hening dan sedikit mencekam.
“Cukup! Jangan dilanjutkan!” Reedo membentak.
Bib berusaha mengerem kalimat yang agaknya mengganggu
ingatan Reedo. Bib ingat betul, 2 tahun lalu ada undangan pernikahan melesat
diatas meja kerjanya. Ia ternganga saat membaca nama mempelai perempuan tertera
di pita berwarna emas. Kumara Ayu Dewi. Perempuan senja yang pernah memberi
seikat janji pada sahabatnya, Reedo. Bib tidak tahu persis apa yang telah
dikatakannya kala itu.
“Hei kawan...”
“Masih ingat kata-kataku tempo lalu?” katanya
melanjutkan.
“Merpati dalam sangkar nggak akan betah
berlama-lama jika sesekali tidak melihat jendela, melirik merpati-merpati lain
yang lebih gagah. Nggak menutup kemungkinan ada lelaki lain yang lebih dulu
mencium pipinya. Bisa saja kau yang datang terlambat.”
“Aku hanya mengingatkan.” Bib menepuk pundak
sahabatnya itu, baru kali ini ia melihat Reedo menangis.
“Sudahlah, nanti ku carikan merpati lain yang lebih
cantik, dan pasti nggak gampang untuk dicium,” kata Bib menggoda, tampaknya ia ingin
membantu Reedo menghilangkan kepahitan masa lalu.
Mungkin Bib benar. Pikir Reedo dalam hati.
“Tidak!”
Bib tersentak.
“Aku tidak ingin merpati! Carikan aku Mocking Jay2)!”
“HAHAHA.” Tawa mereka merebak, memenuhi seisi ruangan.
-ΣND-
Catatan:
1. Salah
satu musik klasik favorit dari sepuluh lagu piano terbaik sepanjang masa. Teori
yang terkenal mengatakan bahwa pada mulanya Fur Elise berjudul “Für Therese”.
Therese yang dimaksud adalah Therese Malfatti von Rohrenbach zu Dezza
(1792-1851), wanita yang ingin dinikahi Beethoven tahun 1810. Sayangnya, ia
menikahi pria lain sebelum Beethoven menyatakan perasaan cinta kepadanya. Ia
adalah puteri dari saudagar dari Wina, Jacob Malfatti von Rohrenbach
(1769-1829). Sampai masa meninggalnya, Beethoven tidak pernah menikah dengan
wanita lain.
2. Nama
burung dari varietas baru, hasil perkawinan burung Mocking Bird dengan burung mutan yang bernama JabberJay dalam serial buku dan film The Hunger
Games: Mocking Jay. Burung yang berukuran kecil ini termasuk jenis burung
pengicau yang dapat menirukan suara.
-499 kata tidak termasuk judul dan catatan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar