Selasa, 23 Januari 2018

Membangun Sinergi Pariwisata dan Industri Digital di Negeri Susah Sinyal Labuan Bajo

Pagi itu saya terbangun karena suara deru mesin Kapal Pinisi yang membawa kami melaju pelan. Lensa Flores yang sebelumnya menepi di Pulau Kambing untuk bermalam, kini sudah melanjutkan perjalanan menuju Pulau Padar. Matahari yang tanpa ragu menunjukkan pesonanya di langit pagi, menemani seorang ibu paruh baya mengupas bawang merah di ujung kapal. Dialah Ibu Bunga yang biasanya sibuk di dapur menyiapkan menu makanan.
Kapal berlabuh ke Pulau Padar
Di dalam kapal
Awak kapal Lensa Flores

Ibu Bunga memasak di Kapal
Bukan hanya perbukitan eksostis dan laut biru saja yang mampu memikat hati, tapi banyaknya permintaan terhadap jasa pariwisata di Labuan Bajo juga mengundang masyarakat lokal untuk terlibat di dalamnya. Layanan pariwisata dan perjalanan menjadi contoh jasa dengan signifikansi ekonomi yang besar di Indonesia. Wisatawan internasional yang melakukan perjalanan pada tahun 2012 mencapai 1,035 miliar

Sektor jasa memang merupakan bagian penting dalam perdagangan global Indonesia, sehingga berdampak terhadap pasar tenaga kerja di dalam negeri. Sebagai sektor pengembangan yang inovatif, industri jasa dapat mendukung pembangunan infrastruktur nasional. Lebih dari sekedar penghasil devisa negara, bidang ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi pengangguran. Artinya, jasa menjadi penyumbang kemajuan ekonomi yang besar di Indonesia, sehingga dibutuhkan perhatian khusus . Hal tersebut sejalan dengan visi Indonesia Services Dialogue (ISD) yaitu menjadikan Indonesia dan Wilayah Asia Pasific unggul dalam sektor jasa. Untuk mendukungnya, sudah lebih dari 5 tahun ISD telah memfasilitasi forum diskusi untuk sektor jasa bersama asosiasi bisnis profesional dan akademisi.


Indonesia dengan daya tarik wisatanya ternyata kalah jauh bila dibandingkan dengan Singapura yang wilayahnya kecil. Salah satu faktor penyebabnya yaitu kurangnya ketersediaan infrastruktur. Sama halnya dengan wisatawan, Ibu Bunga kerap kali mengalami susah sinyal di tengah laut ataupun di pulau-pulau terpencil yang jauh dari menara telekomunikasi. Meski demikian, ia tetap kerasan melakoni pekerjaannya, karena berada di atas kapal selama berhari-hari bisa sejenak melupakan hiruk pikuk kota dan problematika hidup. Pesona senja, angin laut Labuan Bajo, bahkan menyesap kopi di bawah langit bertabur bintang menjadi teman setia selama berlayar bersama awak kapal.

Potensi Digital Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Berdasarkan riset We Are Social dan Hootsuite 2017, pengguna internet di Indonesia tumbuh 51 persen dalam kurun waktu satu tahun. 
Teknologi digital semakin lekat dengan masyarakat, sehingga kebiasaan dari konvensional akan beralih menjadi online. Indonesia menjadi negara dengan kecepatan internet rata-rata paling tinggi se-Asia Pasifik yang mencapai 6,4 Mbps. Kementerian Pariwisata juga sedang menyusun program pengembangan destinasi wisata digital yang merupakan cara baru dalam menarik wisatawan mancanegara. Pertama kali hanya ada di Indonesia destinasi digital yang instagramable.
Source: katadata.co.id

Go Digital For Labuan Bajo

Menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata yang diprioritaskan, Labuan Bajo, Flores, NTT merupakan destinasi wisata mencakup perpaduan alam, budaya, dan kuliner. Bagai serpihan surga, bagian Timur Indonesia ini menyimpan sejumlah spot wisata yang diminati dunia. Pulau Komodo, Pulau Padar, Pink Beach dan lainnya menjadi deretan objek wisata yang menakjubkan bagi para pelancong. Namun ternyata kesiapan infrastruktur digital di Labuan Bajo sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak. Labuan Bajo kerap disebut susah sinyal karena hanya memiliki satu provider telekomunikasi. 
Pelabuhan Labuan Bajo
Dermaga Pulau Komodo
Ada berbagai cara untuk meningkatkan target wisatawan di Labuan Bajo, salah satunya dengan soft selling. Artinya, promosi keindahan Indonesia dijalankan melalui cara yang mudah. Program pengembangan destinasi digital tourism bisa dilakukan melalui Digital Marketing Pariwisata (DMP) menggunakan media digital seperti Website Pariwisata dan Mobile Applications untuk menyiasati anggaran promosi pariwisata Indonesia yang masih rendah. Ini berarti infrastruktur digital juga disiapkan di Labuan Bajo seperti menambah ketersediaan menara telekomunikasi, sehingga wisatawan juga bisa mengakses internet dengan mudah. 
Program DMP Indonesia dilaksanakan untuk memenuhi target wisatawan asing ke Indonesia tahun 2019 sebesar 20 juta orang, Wisata Domestik 275 juta orang, mendatangkan Devisa 240 Trilyun, menyerap tenaga kerja 13 juta pekerja serta meningkatkan competitiveness index menjadi ranking 30 Dunia. Sehingga dapat meningkatkan bisnis karena memberi multiplier effect di industri pariwisata Labuan Bajo, mulai dari pengusaha hotel, rumah makan, dan pelaku usaha. 

Source: http://digitalmarketingpariwisata.com
Hampir 75% orang sudah melakukan search and share dengan online. Promosi yang selama ini bertitik berat di Branding dan Advertising, didukung pula ke arah Selling to the point. Tidak hanya dalam bentuk digital marketing saja, namun dibangun juga digital market place khusus tourism yaitu template website yang siap dengan commerce, booking system, sampai ke payment engine dalam satu sistem.

Go Digital di Labuan Bajo dilakukan untuk menaikkan level industri di 10 Destinasi Prioritas, sehingga industri ini berkesempatan untuk bertemu dengan channel buyers besar dari seluruh dunia. Indonesia bisa semakin cepat dan masif menembus pasar dunia karena didukung oleh ketersediaan infrastuktur digital yang memadai. Kita semua jadi bisa menikmati Labuan Bajo tanpa susah sinyal. Promosi pariwisata jadi bisa melibatkan berbagai pihak karena kemudahan digital yang dipersiapkan untuk Labuan Bajo Go International.
Penjual souvenir keliling (di perahu)

DAFTAR PUSTAKA

katadata.co.id 
digitalmarketingpariwisata.com
Cahyono, C. M. (2012). Perdagangan dan Pekerjaan di Sektor Jasa di Indonesia. Retrieved Maret 08, 2016, from www.ilo.org
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs. Jakarta: International Labour Organization.
Kemenpar Perkuat Promosi Pariwisata Lewat Digital, dalam http://digitalmarketingpariwisata.com
Disrupsi Digital dan Masa Depan Pariwisata Labuan Bajo, dalam http://www.jitunews.com
Industri Pariwisata di Labuan Bajo Siap Go Digital, dalam https://www.cnnindonesia.com



Jumlah kata: 795 (di luar judul dan daftar pustaka)

3 komentar:

  1. Pesona senja, angin laut Labuan Bajo, bahkan menyesap kopi di bawah langit bertabur bintang menjadi teman setia selama berlayar bersama awak kapal.

    Membuatku memejamkan mata dan membayangkan if i were really there either! :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahkan tiduran beratap langit pun, suara kelelawar di malam hari itu terdengar merdu loh:")

      Hapus
  2. I can relate to it! :") also, kayanya in between perjalanan-perjalanan sejenis ini selalu ada orang baik yang beda dari orang kebanyakan yang kita temui sehari-hari yak.... semacam baiknya mereka tuh emang beda.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.