Kamis, 28 Agustus 2014

Ingin Pulang


Saya ingat, belakangan ini banyak keluarga dekat bertanya: "kapan berangkat"

Dan ya! Spontan saya menjawab: "oh..masih lama". Besok, kemudian lusa, satu minggu, dua minggu. Bahkan masih saja ada menanyakan hal yang sama. Saya masih merasa keberangkatan itu belum didepan mata.

Iya, saya menganggap hal itu biasa. Hari pasti berlalu, kan? Kecambah yang kemarin ditanam pasti bertambah usia, kan? Itu yang saya pikir. Tapi ternyata ada yang salah. Bukan waktu yang berlalu begitu cepat, bukan rasa ingin pergi yang selalu mendesak, tapi ada rindu yang datang disaat yang salah.  Saya rindu untuk pulang, saya rindu berkumpul dengan orang-orang yang sebelumnya saya anggap menyebalkan, saya rindu menikmati masakan seorang wanita yang selalu mengomeli saya, saya rindu malam-malam yang menyenangkan: saat dimana tawa bisa meledak seketika bahkan berulang-ulang, saya rindu mendekap senyum mereka, saya rindu semua sudut rumah, saya rindu rasa aman dan nyaman saat saya terlelap dalam gelap dan rasa lelah, saya rindu sosok yang selalu mengerti apa yang saya butuhkan. Apa perlu saya beritahu semua rasa rindu yang berlebihan ini? 

Pergi untuk kembali. Iya, saya tahu itu. Tapi untuk berapa lama? satu jam? dua hari? Berminggu-minggu? Atau sampai rasa rindu ini kadaluarsa?
Saya pikir ini hanya omong kosong! Keluhan para pendatang yang meramaikan sosial media, saya pikir ini adalah hal yang mudah untuk dilewati. Tapi ternyata... ah entahlah.

Doa kecil ini hanya bisa saya gantungkan diatas langit-langit, agar terus terlihat dan tak lupa untuk saya ucapkan, siang dan malam. 
Bahkan saya selalu ingin menyempatkan diri untuk bertemu senja, menyampaikan rindu dan kata-kata kepada mereka bahwa :

Saya ingin pulang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.