Tampilkan postingan dengan label qlapa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label qlapa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 April 2018

Adopsi Inovasi dari Qlapa: Membawa Ide Baru bagi Usaha Kerajinan Ibu Kun


Penelitian untuk Skripsi membawa saya pada fakta baru tentang kekhawatiran akan keberlanjutan Danau Rawapening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Akibat pertumbuhan gulma eceng gondok yang tidak terkendali, pendangkalan yang terjadi menjadi ancaman serius. Sekitar 80% dari permukaan air di Rawapening ditumbuhi tanaman eceng gondok dan 5% tanaman air lain. Bahkan, danau ini tercatat sebagai salah satu dari 15 danau prioritas dalam pengelolaannya di Indonesia. 
Dengan luas yang lebih besar daripada Stadion GBK, Rawapening yang berada di perbatasan antara Kota Salatiga dan Ambarawa berperan sebagai sumber baku air minum, irigasi, perikanan, dan pariwisata.
Rawapening yang ditumbuhi gulma eceng gondok
Dokumentasi pribadi
Namun tidak hanya dari sudut permasalahan saja, eceng gondok juga menyimpan potensi yang besar bagi upaya pengembangan ekonomi masyarakat dengan peningkatan keterampilan dalam pembuatan kerajinan eceng gondok. Hal ini diwujudkan melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis rumah yang tersebar di kawasan Lopait, Muncul ataupun kawasan lain di dekat Rawapening.

Setelah kunjungan lapangan oleh dosen pembimbing pada November 2017 lalu, saya menemukan pemanfaatan eceng gondok yang ada saat ini sebagian besar adalah pemanenan eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan. Pengepul yang mengumpulkan eceng gondok akan mengeringkannya di sekitar rumah mereka, atau di pinggir rel kereta api atau tepi jalan di depan rumah. UMKM berbasis rumah yang fokus melakukan pembuatan kerajinan dalam bentuk ornamen dalam vas ataupun berbagai wadah, serta furnitur memanfaatkan rumah sebagai tempat produksi dan penjualan kerajinan.

Ibu Kun, penjual sekaligus pembuat kerajinan eceng gondok yang bertempat di tepi jalan raya Semarang-Salatiga menuturkan:
“Kemampuan mengikuti kemauan pasar, disertai kemauan bekerja secara profesional merupakan salah satu kunci untuk bertahan dalam usaha ini”
Terkadang pesanan juga dalam bentuk gambar atau foto, dan beliau mewujudkan ke dalam bentuk karya ataupun produk sesuai yang diinginkan pemesan. 
Adapun tahap pembuatan kerajinan yaitu dari tahap pengambilan eceng gondok di dermaga untuk kemudian dikeringkan. Setelah itu, dibentuk jalinan untuk mempermudah anyaman yang akan dibuat kerajinan handmade eceng gondok. 
Walaupun memberikan dampak positif secara ekonomi bagi masyarakat, usaha rumahan untuk mengolah dan memanfaatkan eceng gondok ini tidak bisa optimal.
Ibu Kun mengeluhkan adanya berbagai resiko dan kekurangan, salah satunya dari faktor Human Capital atau SDM. Kondisi bahwa masih banyaknya eceng gondok basah yang diangkut ke kota lain seperti Yogyakarta dan Pekalongan dibandingkan dengan eceng gondok yang kemudian diolah sendiri di sekitar kawasan Rawapening, menunjukkan kurang mampunya sumber daya manusia setempat untuk memberi nilai tambah. Pengrajin lebih banyak di daerah yang berjarak lebih dari 50 kilometer jauhnya dari sumber bahan baku, sedangkan hanya beberapa orang di sekitar Rawapening yang kemudian bisa mengolah eceng gondok menjadi lebih bernilai ekonomi tinggi. Padahal eceng gondok diambil seberapapun, akan tetap tersedia dan relatif tidak memerlukan biaya besar. 

Bentuk kerajinan tangan yang ‘itu-itu’ saja ternyata belum sepenuhnya bisa memikat hati pembeli. Apalagi saat ini sedang mencuat soal fashion dan OOTD (Outfit of The Day), sehingga para pemburu barang-barang unik tidak melirik ke usaha rumahan milik Ibu Kun. Belajar untuk hal-hal yang baru dalam menciptakan berbagai inovasi juga perlu dilakukan untuk menyesuaikan kemauan pasar.

Melihat penelitian Skripsi yang akan berlanjut ke depan, saya ingin sekali membantu Ibu Kun memperkaya ide dalam membuat kerajinan tangan eceng gondoknya. Untuk bisa terjun ke ranah nasional, Ibu Kun bisa melalui tahap awal seperti pemasaran menggunakan media digital. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan setidaknya bisa ikut meramaikan fashion style terkini lewat media sosial seperti instagram. 
Saya ingin mendukung Ibu Kun dalam berinovasi melalui situs jual beli online untuk produk handmade paling terkurasi di Indonesia. Yaps, dengan merekomendasikan produk-produk di Qlapa.com, Ibu Kun bisa mempelajari pola membuat kerajinan yang unik sehingga nantinya dapat memperkenalkan usahanya ke publik.
Qlapa.com adalah rumah produk handmade yang original. Qlapa.com memberi kemudahan mencari produk unik dan etnik secara online dan menjadi marketplace yang mewadahi pengrajin lokal No. 1 di Indonesia! Alexa.com melansir bahwa Qlapa.com menduduki ranking ke 1.644 secara nasional. Qlapa.com memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan dalam bertransaksi. Dalam satu genggaman, para online shopper  bisa menemukan produk bernilai untuk berbagai hal: kado, koleksi, dan lifestyle.
Untuk memulainya, langkah pertama yang saya lakukan adalah mengunduh aplikasi Qlapa.com di smartphone kesayangan.
Download aplikasi Qlapa
Setelah itu, di sore Kota Semarang yang sedang teduh ini, saya mencari produk yang pas untuk jadi best practice dalam usaha Ibu Kun. Pilihan pertama jatuh pada Tas Jinjing Bundar Tali Ata yang sedang kekinian, namun saat melihat-lihat lagi, ternyata ada yang lebih detail produknya karena ada tali dengan panjang 55 cm. Siapa tau Ibu Kun bisa sekalian belajar menganyam tali seperti itu, akhirnya saya berubah haluan pada jenis Tas Jinjing Bundar ini.
Masih belum puas dengan satu contoh produk, hati saya tertambat pada Tas Jinjing Oval Punduk. Karya dari perajin lokal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat yang ada di Qlapa.com bisa menjadi referensi untuk produk yang unik, beda, dan punya ciri khas. Tentu bukan maksud saya agar Ibu Kun meniru, namun memodifikasi. Dengan menjadikan contoh tersebut sebagai pilot project, saya yakin inovasi bisa kemudian diasah oleh Ibu Kun dan tenaga kerja di tokonya. Tidak masalah kalau pun tahap pembelajaran untuk usaha Ibu Kun terlihat lambat dengan cara ini, lagipula ia tidak pernah berhenti untuk terus mengembangkan usaha, dan kita perlu belajar darinya.
Tentu sangat mudah menemukan produk handmade unik di Indonesia lewat Qlapa.com, yuk simak kemudahan dalam memesan produk di Qlapa berikut ini! 
Graphic design by Onix Octarina
Graphic design by Onix Octarina
Produk sudah dipesan, sekarang tinggal tunggu kedatangannya saja, lalu akan saya antar ke toko Ibu Kun.
Dengan upaya ‘mengadopsi inovasi dari Qlapa’, akan diperoleh peningkatan pendapatan masyarakat sekitar Rawapening, termasuk Ibu Kun. Manfaat lingkungan dengan adanya pemanfaatan eceng gondok yang dilakukan di rumah-rumah dapat berkontribusi dalam mengendalikan pertumbuhan eceng gondok, sehingga tidak mengganggu pasokan air dan justru membantu kesinambungan Rawapening menjadi habitat yang terjaga.

Double impact ya?
Mari kita dukung ekonomi daerah, keunikan pengrajin lokal, dan karya-karya hebat dari produk handmade Indonesia! 

Diberdayakan oleh Blogger.