Sabtu, 22 Februari 2020

Planning a Great Staycation with OYO: Merayakan Akhir Pekan di Tengah Ingar-Bingar Ibu Kota

Ingar-bingar di ibu kota
Tahun 2019 adalah waktu yang paling riuh dan melelahkan sepanjang saya hadapi selama 20 tahun lebih menumpang pada bumi. Terbukti dari tulisan di blog yang hanya diposting 4 kali selama 1 tahun. Saking ingin jauh-jauh dari laptop karena seharian sudah di depan komputer kantor, basa-basi di blog jadi tertunda –eh, atau saya aja yang malas? Hahaha-.
Di tahun itu, untuk pertama kalinya saya menerima gaji sebagai karyawan. Akhirnya saya bekerja setelah wisuda pada Oktober 2018 lalu. Persis di musim hujan seperti sekarang, saya memulai hari yang baru di ibu kota: sebuah tempat yang dulu saya sumpahi supaya tidak ke sini lagi. Tapi semesta terlanjur lucu, ia bersama penciptanya mengerjai saya, sepakat untuk menetapkan hari-hari bising agar saya hadapi sendiri. Sebetulnya Jakarta tidak begitu keras mendidik, siapa saja bisa melewatinya, tergantung bagaimana ia merayakannya dengan manis. Semua orang berpacu di sini, entah yang benar-benar mengejar mimpi atau memang untuk menafkahi diri.
Sumber: dok.pribadi

Perihal merayakan akhir pekan di Jakarta
Beberapa waktu lalu ada teman yang belum genap setahun bekerja di Jakarta mengomel, “Aku nggak betah lama-lama di sini, nggak tau mau kemana pas weekend. Kalau di Semarang dulu, ngilangin suntuk aja tinggal ke kopi klotok, dijabanin sampai jam setengah 3 pagi. Kalau pengin kuliner, tinggal ke Pecinan. Lah di sini? Kalau nggak ke mall ya ke mall lagi, hadeh.”
Mendengarnya begitu, saya tersenyum. Ya mau gimana lagi? Ritme hidup sudah berubah, tidak bisa jika hanya jalan di tempat. Saya timpali begini, “Aku sih nggak gitu-gitu banget. Kalau nggak tidur-ya tidur lagi hahaha.” Kami tertawa serentak. “Kalau tidur udah jadi passion mah beda ya,” tambahnya.

Meski seringkali menghabiskan akhir pekan untuk rehat: entah tidur seharian, beberes kamar, pun movie marathon, saya selalu punya waktu-waktu tertentu untuk melakukan sesuatu yang berbeda, merayakannya di tengah ingar-bingar ibu kota, dan membiasakan diri untuk tahu “harus kemana” jika terjebak dalam rutinitas. Ya memang, sudut sebelah mana di Jakarta yang terpapar sejuknya udara? Ke sebelah selatan ada gedung-gedung tinggi di kawasan Sudirman, geser ke pusat selamat datang di area kemacetan, pindah ke utara banjir paling banyak melanda. Tidak heran kalau berjam-jam di coffee shop, menghadiri talkshow, mencicipi kerak telor yang akhirnya menjadi pilihan. Sempitnya ruang untuk melarikan diri dari ‘hari-hari sibuk’ di Jakarta, bukan berarti akan menciptakan sekat untuk mencintai diri sendiri, tidak berarti meluangkan waktu untuk self reward jadi terbatas. Mengatakan sudah cukup pada diri sendiri atas hal-hal yang sudah dilakukan bukan perkara mudah, kadang kala banyak yang sengaja lupa untuk waras secukupnya: berdalih “Halah gini doang ngeluh”. Padahal siapa yang tahu kalau kita sudah lama menahan peluh? Untuk itu, saya ingin hidup wajar, kerja dari senin sampai jumat, lalu merayakan akhir pekan tanpa mengumpat. Karena yang saya tahu setiap orang berhak mencintai dirinya sendiri dan dengan cara masing-masing. Sudah setahun lebih hidup di ibu kota, saya punya cara untuk menghabiskan akhir pekan di Jakarta. 

6 + 1 cara menghabiskan akhir pekan di Jakarta: 
1.   Mengunjungi pameran seni di art space
Sebetulnya ada banyak event-event menarik di Jakarta. Salah satunya pameran seni yang saya kunjungi pada Desember 2019 lalu di Dia.lo.gue, sebuah coffee shop dengan konsep artistik di daerah Kemang. Bermula dari janji temu bersama seorang teman, saya pilihkan art space tersebut dengan modal info dari Instagram: “Kayaknya bagus deh”. Tempatnya cukup nyaman dengan berbagai pameran karya seni—walaupun ramai dan sempit namun tidak mengurangi esensi dari konsep yang disajikan. Setelah berkeliling dan sempat tercengang berkali-kali karena harga jual satu produk seni yang tidak pas di kantong, kami memotret beberapa sudut yang eye catching. Ini penampakannya: 
Sumber: dok.pribadi
2.   Menghabiskan waktu berjam-jam di coffee shop
Kalau ngopi sambil mengerjakan sesuatu di depan laptop, mungkin siapa saja melakukannya. Meski sudah biasa, tapi tidak apa, karena dari “memusatkan perhatian” di tempat selain kamar kost bisa menghasilkan ide-ide segar seperti angin sejuk di gunung #eaaa. Bahkan saat menulis artikel ini, saya kerjakan di salah satu coffee shop daerah Panglima Polim Jakarta Selatan. Saking seringnya saya menghabiskan waktu berjam-jam di coffee shop, ada dokumentasi yang tersimpan di galeri karena berburu spot yang autentik di tempat begini adalah kesukaan tersendiri. 
Sumber: dok.pribadi
3.   Meet n Greet with influencer/travel blogger
Sejak mengikuti berbagai jejak dan cerita perjalanan influencer/travel blogger di Instagram dan Blog, 2019 adalah tahun pertama saya bertemu dengan mereka secara langsung. What a great experience! Mereka adalah @her_journeys, @iw.wm, @puanindya, @marischkaprue, @kev.anda, dan @takdos. Kesempatan itu saya terima dalam event yang berbeda-beda, tapi mendengarkan cerita mereka membuat saya makin menggebu untuk melakukan perjalanan. Terima kasih karena sudah mengajak saya untuk jalan-jalan online! Hahaha! Semoga bisa bertemu lagi di waktu yang baik dengan cerita-cerita baru yang tak kalah seru. 
Sumber: dok.pribadi
4.   Menguji tingkat kerecehan dengan nonton Stand Up Comedy Show
Tak perlu pikir panjang saat harus memilih Stand Up Comedy Show untuk dihabiskan saat akhir pekan, karena ya memang tingkat kerecehan saya ini sudah di bawah standar alias receh banget wkwkw. Kebetulan bintang tamu yang disuguhkan di atas panggung juga adalah alasan mengapa saya memutuskan untuk pertama kali datang ke acara sejenis ini. Ryan Adriandhy pula, siapa yang ingin melewatkannya?
Sumber: dok.pribadi
5.   Menyaksikan pertandingan Piala Asia di stadion GBK
Berbeda dari biasanya, saya bersama 2 orang teman saat kuliah dulu merencanakan olahraga malam di pelataran Gelora Bung Karno (GBK) pada November 2019 lalu. Karena bosan menghabiskan hari minggu hanya ke mall dan ke mall lagi, kami putuskan untuk menghirup udara malam di sana. Tapi olahraga itu batal karena ternyata ada pertandingan U-19 Indonesia vs Korea Utara yang dimulai bertepatan dengan waktu kami datang. Ya berhubung tidak pernah menjajaki stadion GBK dan menonton pertandingannya secara langsung, kami spontan membeli tiket on the spot. Untuk saya yang nggak ngerti-ngerti amat tentang sepak bola, setidaknya jadi tahu betapa serunya berada di antara semarak stadion saat Timnas mencetak gol. Hahaha. 
Sumber: dok.pribadi
6.   Mencicipi kuliner khas Jakarta
Kebanyakan orang tahu kalau kerak telor adalah kuliner khas Jakarta. Saat Pekan Raya Jakarta tahun lalu, seorang teman mengajak saya untuk mengunjungi stan-stan yang ada di Jiexpo Kemayoran. Keramaian yang dilengkapi dengan aneka kuliner dan lampu-lampu benderang menambah keinginan untuk berlama-lama di sana, apalagi setelah mencicipi kerak telor pertama kali: “oh, begini ya rasanya”. Uniknya, peralatan masak yang digunakan pun bukan kompor, melainkan anglo dan arang. Penjual kerak telor bertaburan di sepanjang jalan, menjajakan kuliner yang sama tidak membuat mereka sepi pengunjung, sayangnya momen itu tidak sempat saya abadikan. Tapi tak apa, karena rasa kerak telor masih membekas di ingatan #hiyaahiyaa. 
Sumber: dok.pribadi
+1) Planning a Great Staycation with OYO
Saya sebut ini adalah cara (+1) untuk merayakan akhir pekan, karena ingin mencoba sesuatu yang baru dengan staycation. Kalau menginap di hotel untuk dinas kerja sudah biasa, tapi sengaja memilih hotel untuk menjadi pilihan menghabiskan akhir pekan belum pernah saya lakukan. Sepertinya staycation di hotel menarik untuk dicoba, apalagi setelah kepala penuh dengan kerjaan kantor dan deadline yang kadang tidak masuk akal. Konsep love yourself dengan memanjakan diri lewat staycation saya rasa bisa dipenuhi oleh OYO Hotel yang punya paket komplit dan harga menginap yang terjangkau. 

OYO Hotels Indonesia merupakan jaringan hotel asal India yang meresmikan layanannya di Indonesia dengan memulai operasi lebih dari 30 hotel di tiga kota di Indonesia yaitu Surabaya, Jakarta, dan Palembang. OYO Hotels telah hadir di lebih dari 350 kota yang tersebar di enam negara antara lain China, Malaysia, India, Nepal, dan Inggris. OYO Hotels telah memiliki 211.000 franchised dan kamar yang bisa disewakan sebagai bagian dari jaringannya. Lebih dari 125 ribu kamar hotel terisi setiap harinya.

Kenapa harus OYO Hotel?
Kebetulan sekali beberapa waktu lalu saya tidak sengaja menemukan rekomendasi OYO Hotel yang dibagikan oleh akun @KaniaKismadidi di media sosial. Katanya, deretan rekomendasi tersebut adalah OYO Hotel yang instagenic dan konsep ala-ala pinterest. Karena penasaran, saya langsung saja meluncur ke website OYO Hotel dan membuktikan kebenarannya. Ah, benar saja, ada 2 OYO Hotel yang sekarang menjadi wishlist saya untuk staycation nanti, cocok untuk yang ingin staycation murah, tapi IG feed/stories tetap indah #hiyaa.

Mencari hotel murah di Jakarta nyatanya tidak sesulit yang dibayangkan. Terdapat 177 OYO Hotels yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta dengan berbagai vasilitas dan variasi harga menginap, mulai dari yang termurah seharga Rp124.000 saja. Untuk lebih jelasnya, saya langsung download aplikasi OYO Hotel di playstore dan follow berbagai media sosial supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya. Check this out!
Infografis oleh penulis

Planning a Great Staycation with OYO
Pertanyaannya, bagaimana cara menciptakan a great staycation di akhir pekan?
Infografis oleh penulis
Pertama, cari dulu OYO Hotels yang sesuai dengan spesifikasi versimu sendiri, misalnya yang ada fasilitas Wi-Fi atau coffee shop.
Pilihan pertama saya jatuh pada hotel yang terletak tidak jauh dari Taman Ismail Marzuki, tepatnya di Jl. Salemba Raya, Jakarta. OYO Townhouse 1 Hotel Salemba merupakan hotel dengan konsep Classy hotel with cozy ambiance di Jakarta. Selain itu, hotel ini juga menyediakan Deluxe Double untuk yang ingin menginap dengan tempat tidur yang luas. Kabar baiknya, ada diskon 38% per kamar per malam!! Untuk kamar dengan tipe Deluxe Double yang menjadi incaran saya, harga yang dipatok dari Rp447.573 berubah menjadi Rp277.495. WADIDAW. Saya memilih OYO Townhouse 1 Hotel Salemba karena fasilitas yang disediakan, ada AC, Wi-fi gratis, kulkas kecil, TV, coffee maker, ruang konferensi, 24/7 Checkin, dan lain-lainnya. 
Sumber: oyorooms.com
Nah rekomendasi OYO Hotel yang kedua adalah pilihan kalau saya ingin menginap dengan nuansa interior yang unik. Penginapan ini memiliki pencahayaan maksimal sehingga memberi kenyamanan penuh bagi setiap tamu yang menginap. Tempatnya yang strategis memudahkan perjalanan menempuh OYO Hotel karena terletak di dekat Blok M Square, Plaza Blok M, Kemang Square, Stasiun MRT Asean, Stasiun MRT Blok M BCA, dan Santa Modern Market. Harga yang ditawarkan juga cukup menggiurkan, yaitu Rp352.675 Rp218.658 saja. Harga ini sudah mendapat potongan harga sebesar 38% jika menggunakan kupon diskon “PASTIADAOYO30”. Menarik sekali, bukan?
Desain interior yang seperti apa hingga saya memilih OYO 1001 Pulo Art Space sebagai opsi kedua? 
Sumber: oyorooms.com
Kedua, rencanakan berapa malam kamu akan menghabiskan waktu di sana, 1 malam? 2 malam? It’s your choice!
Jika nanti punya kesempatan, saya akan habiskan 2 hari weekend sepenuhnya di OYO Hotel! Tentu karena ingin memanjakan diri dan menghilang sebentar dari hiruk-pikuk ibu kota. Kata Kunto Aji, kita butuh rehat, butuh mengingatkan diri sendiri bahwa ada waktu untuk lepas dari ekspektasi yang membunuh pikiran. Nanti setelah rehat, kita coba lagi di lain hari, kita tunggu segala yang diharap saat semesta sudah bekerja untukmu.  

Ketiga, tentukan agendamu di sana, aktivitas mana yang paling menyenangkan untuk dilakukan?
Setelah ditentukan ingin menginap berapa lama, lalu 2 hari itu mau ngapain aja?
Kalau saya: Sarapan di tempat tidur! HAHAHA. Norak ya? Emang. Selama ini kalau dinas di luar kota dan menginap di hotel, saya harus bangun pagi dan sarapan di tempat yang sudah disediakan. Kali ini saya ingin request untuk sarapan di tempat tidur saja. Walau sudah biasa sarapan di kamar kost, tentu kali ini akan berbeda kan?
Untuk OYO Hotels dengan fasilitas kolam renang seperti di OYO Townhouse 1 Hotel Salemba, maka akan saya pilih berenang di sore hari, entah 1 jam, 2 jam, atau sampai bosan dan tidak ada yang mengganggu! Selain itu, saya akan menghabiskan waktu untuk me time, seperti maskeran, movie marathon, tutorial makeup, bikin vlog, bahkan many pady pun saya jabanin! Intinya, jauhkan pikiran yang begitu serius seperti yang biasa dilakukan saat hari kerja. Take your time!
Di hari keduanya nanti, saya akan fokus menghabiskan waktu untuk melakukan hobi yang selama ini terbengkalai: baca buku dan mengumpulkan ide untuk ditulis di blog. Terakhir kali saya baca buku sampai tamat adalah 2 tahun lalu. Miris sekali ya? Biasanya setiap kali saya baca buku, selalu tidak sampai menamatkan di halaman terakhir karena terkendala pekerjaan dan deadline-deadline yang mengikutinya. Kalau menginap di OYO 1001 Pulo Art Space pasti akan berbeda karena desain interiornya yang menarik, jadi ada nuansa baru untuk menulis/baca buku.
Infografis oleh penulis

Love yourself
Mencintai diri sendiri adalah bentuk menerima kekurangan dan kelebihanmu. Kadang kala kita sering tidak menyadari kalau kemampuan kita terbatas dan berusaha sekuat yang kita bisa untuk memenuhi ekspektasi orang-orang di luar sana. Dengan menyanggupi segala sesuatu untuk dikerjakan bukannya memberikan identitas bahwa kita mampu, tapi malah menyita banyak energi yang harusnya dipakai untuk mencintai diri sendiri. Mari menjadi waras, bekerja secukupnya, merayakan waktu-waktu yang berharga di akhir pekan dengan cara yang manis. Saya memilih merencanakan staycation di OYO Hotels untuk memberikan self reward, kalau kamu?  Share yuk!
Diberdayakan oleh Blogger.