Rabu, 19 Desember 2018

Film 'Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga' Pas pada Porsinya

Gambar terkait
Source: di sini
Setelah selesai menonton premiere film Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga di Semarang, saya membatin: “Ini film terbaik Ernest!”

Dari kesempatan itu, saya ingin menuliskan bagaimana kelebihan dan kekurangan film ke-4 Ernest yang ia sutradarai sendiri. Merangkap sebagai aktor dalam film tersebut dan penulis cerita bersama istrinya, Meira, Ernest menciptakan drama komedi keluarga yang dekat dengan kehidupan kita. Masalah yang diulik sederhana, tapi ngena, dan pas pada porsinya. Tidak harus yang pelik, penonton dibuatnya hampir menangis (mungkin ada juga yang sampai menangis) karena persoalan keluarga kecil Milly dan Mamet seputar pekerjaan, perspektif dari Bapak mertua, dilema mengejar mimpi, tanggung jawab sebagai ibu atau kepala keluarga, dan rasa saling percaya. Berangkat dari aktor pendukung di AADC, kita disuguhkan karakter Denis Adiswara dan Sissy Priscillia sebagai pemeran utama yang dieksplorasi lebih dalam. Mamet yang penyayang keluarga, tanggung jawab dan ‘aku nggak jelek-jelek amat kok’. Juga didukung oleh karakter Milly yang pengertian, jujur, mom-able dan yang bilang ‘rasanya kayak kurang teri gitu’.  

Pada satu waktu, semua sudut di theater bioskop dipenuhi oleh gelak tawa, tidak sedikit penonton yang terpingkal malah sampai memukul teman di sebelahnya. Itu saya aja keknya hahaha. Namun di waktu yang lain, keheningan sangat terasa. Film ini saya ibaratkan seperti naik roller coaster, serba naik-turun, namun tidak sampai ingin muntah. Cuma rahang jadi capek aja, kita dibuat tertawa bebas, lalu terbawa dalam suasana haru.
Di bagian pembuka Denis memperkenalkan diri dengan apa adanya, memang tidak puitis seperti Rangga, tapi karakternya yang ceplas-ceplos itu selalu ditunggu, setelah ini apa lagi. Kehadiran geng Cinta di awal film juga dikemas rapi, dan ‘nyata’ bahwa mereka benar-benar melanjutkan kehidupan sampai saat ini. Bahkan scene geng Cinta terus berlanjut sampai ending, jadi bukan sekadar pemanis saja.

Komedi yang disajikan menghibur dan segar, dengan gaya yang baru namun tidak meninggalkan ciri khas Ernest, Milly & Mamet mampu mengocok perut dari awal hingga akhir film. Terutama bagian Isyana, saya ingin mengapresiasinya. Jika biasanya kita melihat Isyana yang anggun di panggung, maka di film perdananya ini ia sungguh berbeda. Meski sudah saya duga Isyana akan bermain dengan gaya cantik-cantik koplak, tapi benar-benar tidak bisa ditebak akan selucu itu.

Selamat Mas Aco sebagai komedi konsultan! Film ini sungguh ciamik!

Mengikuti film Ernest yang kedua yaitu CTS, lalu Susah Sinyal, dan terakhir Milly & Mamet, selalu ada talent yang tidak pernah absen mengisi film, seperti Aci Resti, Arafah Rianti, dan Adinia Wirasti. Tapi Ernest selalu mampu menemukan talent lain yang memberikan warna baru, seperti Eva Celia, Isyana, Yoshi Sudarso, Julie Estele, Ardit Erwandha, Melly Goeslow, dan yang lainnya. Ibarat tukang bakso, Ernest tidak cukup hanya jualan bakso saja, besoknya ia tambah pangsit di mangkok. Setelah laris, besoknya lagi ditambah dim sum, begitu seterusnya sampai saya berani memberikan nilai 8.7/10 untuk film Ernest kali ini. Porsinya benar-benar pas, ramah di lidah, perut, dan kantong.

Saya suka konklusinya, tidak mengada-ada. Dari awal karakter pemain yang ada dalam plot penutup sudah dibangun dengan kuat, hingga di bagian akhir kita dibuatnya tersenyum: “Halah, bisa aje lu Nest”

Ini adalah kali pertama saya menuliskan review film, maka bohong jika tidak ada kekurangan dalam film yang tayang perdana pada tanggal 11 Desember lalu. Dengan latar belakang kehidupan Mamet sebagai chef setelah berhenti mengurus pabrik ayah Milly, ada klimaks yang nanggung antara Mamet dan Milly. Klimaks yang disuguhkan seperti belum matang, karena menuju anti klimaks dan resolution awal dibuat dalam satu waktu yang berdekatan, sehingga saya sebagai penonton merasa itu semua terjadi terburu-buru. Scene drama antara Mamet, Milly, James, dan Alex seperti kebetulan yang disengaja dan tidak alami. Saya tidak tahu, apakah mungkin karena durasi, atau memang sengaja adegan tersebut tidak dibuat detail. Saya membayangkan, apakah dalam dunia nyata bisa terjadi hal seperti itu?

Meski demikian, film Milly & Mamet secara keseluruhan tetap pas pada porsinya. Drama komedi keluarga ini tidak wajib ditonton, namun sungguh sayang jika dilewatkan, karena kata Ernest segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik. Tapi jika tidak ingin ketinggalan dengan bagian Isyana yang lucu, maka catat saja: film ini akan tayang serentak tanggal 20 Desember 2018 di seluruh bioskop kesayanganmu, menjadi film yang pas untuk mengisi waktu liburan.

Ah, satu lagi hampir saya lupa. Jika biasanya soundtrack film Ernest diisi oleh The Overtunes, maka kali ini Jaz sebagai penyanyi genre R & B dan pop melantunkan lagu Berdua Bersama dalam film Milly & Mamet. Tonton segera ya! Soalnya, aku selalu salah tingkah saat di dekatmu ~~

Setelah pulang dari bioskop malam itu, saya kini semakin mengerti maksud Ernest: Hidup ini bukan perkara durasi, tapi kontribusi. Bagaimana Ernest dan Meira mampu menyajikan sebuah karya yang kreatif, saya menjadi paham, bahwa dengan memberikan yang terbaik adalah cara yang pas untuk berkontribusi di hidup ini.

Terima kasih kalian, ditunggu film tahun depan yang lebih pecah lagi!
Mari kita prediksi jumlah penonton Milly & Mamet. 3 Juta? 4 Juta? Entahlah~




Semarang, 12 Desember 2018



Onix Octarina
Si penikmat karya


Selasa, 23 Oktober 2018

Setiap orang punya alasannya sendiri

Kadang kala kita kerap lupa, menghakimi orang lain merupakan salah satu cara agar kita bisa merasa lebih baik, hingga tak dapat dipungkiri sudah menjadi kebiasaan. Entah penghakiman –yang sekedar argumen tanpa fakta- atau justru semakin dibahas semakin seru, padahal belum tentu demikian keadaannya-.

Apakah setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia? Jika iya, maka setiap orang punya alasan tersendiri pula untuk hal-hal yang ia lakukan. Adalah haknya, apabila alasan tersebut tidak diumbar. Bukan kewajibannya pula untuk memuaskan pertanyaan-pertanyaan dalam kepala orang-orang. Karena setiap orang punya alasannya tersendiri: mungkin untuk bertahan atau berusaha menghadapi.
Gambar terkait
Sumber gambar: di sini
Belakangan ini, setelah baru saja menyelesaikan proses skripsi, saya mengetahui sebuah fakta. Salah seorang teman di kampus yang tak kunjung juga mendekati sidang proposal (sidang pertama untuk mengajukan penelitian) berada di salah satu toko yang berada tidak jauh dari kampus.
Pertanyaannya, sedang apa? Bukan sebagai pelanggan, melainkan pegawai. Yang orang-orang ketahui dan simpulkan adalah, Ah si anu kan emang gitu orangnya, tau sendiri lah ya. Atau: kok lama banget ya dia belum proposal? Ngapain aja sih, padahal dosbingnya enak banget.

Bisa tebak apa yang membuat saya makin heran? Setelah beberapa hari dari mengetahui hal itu, saya melihatnya di salah satu franchise minuman. Benar, bukan sebagai konsumen, melainkan penjual. Saya tidak bisa memastikan apakah benar ia bekerja pada 2 jenis usaha atau tidak. 

Semoga, kalimat ‘ngapain aja sih dia’ tidak lagi ada dalam peredaran.



Salam,

Dari yang sempat berpikir kalimat tersebut.
OS

Sabtu, 29 September 2018

Biarkan Batik Melekat Erat di Setiap Generasi

MERAYAKAN WAKTU LUANG
Seni merayakan hidup adalah menikmati setiap waktu yang kita punya. Tidak ada cara yang benar atau salah. Ada yang bahagia ketika hari libur hanya leyeh-leyeh di kamar sambil mendengarkan musik kesayangan lalu berganti menonton film jika sudah bosan, ada yang melakoni hobi seperti menulis atau memasak sepanjang hari hingga lupa kalau ia punya waktu 24 jam saja, ada juga yang merasa cukup jika hanya duduk di samping ayah ibu bercerita ini itu tanpa kenal waktu sambil menyeruput kopi kesukaan, atau ada pula yang bahagia dengan menjajaki tanah rantau seperti saya dan kawan-kawan barang sehari saja.
Saya dan kawan-kawan di Kampung Batik Semarang
Sumber: dokumentasi pribadi
Kami anak rantau, punya waktu setiap hari kapanpun untuk keliling Kota Semarang jika mau, tapi tidak kami lakukan. Seni merayakan waktu luang tidak selalu dengan melakukan perjalanan, entah itu dengan jarak jauh atau tidak. Setiap orang, termasuk saya tentu punya ruang masing-masing.
Untuk kali ini, sebagai mahasiswa akhir yang kira-kira 17 Agustus tahun depan kemungkinan tidak lagi bisa merayakan di tanah rantau, maka kami memutuskan untuk mencari momen unik hari kemerdekaan di Kampung Batik Semarang. Kampung ini terletak di gang dengan Gapura Besar bertuliskan Jl. Batik, Bubakan.
Nuansa Kampung Batik Semarang
Sumber: dokumentasi pribadi
Lokasi Kampung Batik Semarang dengan wajah barunya berada dekat dengan Kota Lama dan Pasar Johar. Tanpa memasang ekspektasi berlebih. Tanpa berpikir bahwa Kampung Batik akan begini dan begitu. Kami justru menemukan euforia di sana seperti kebahagiaan sederhana kala merayakan lebaran di kampung halaman. Disambut baik oleh warga, menghabiskan waktu tanpa terasa, dan menikmati nuansa batik yang disuguhkan lewat corak di dinding, meski terik di siang hari awalnya bikin kami cranky. Setelah bertanya-tanya dengan Bapak yang melukis corak batik di sana, ternyata tidak hanya asal gambar, lukisan di dinding berisi cerita pewayangan dan legenda asal-usul Kota Semarang. Dari hal tersebut saya menjadi tahu, bahwa Pesona Indonesia tidak berhenti pada kain Batik saja, melainkan pesona Batik bisa diperkenalkan pada khalayak lewat kampung wisata bertema yang sama. Ini menjadi salah satu cara agar Batik dan budayanya senantiasa melekat erat di setiap generasi, apalagi generasi z dan milenial yang kini aktif di media sosial. Kebanggaan itu bisa kita bagikan lewat kanal pribadi masing-masing dengan ceritanya yang unik, bukan?
Peta Kampung Batik Semarang
Sumber: dokumentasi pribadi
Nuansa Kampung Batik Semarang
Sumber: dokumentasi pribadi
Hingga menjelang sore, kami habiskan waktu di sana dengan memburu foto-foto autentik. Siapa bilang konsep Batik akan membuatmu terlihat tua? Nuansa warna-warni di Kampung Batik tidak membatasi siapapun dari kalangan usia. Anak-anak, muda, tua, menikmatinya.
  
KAMPUNG WISATA BATIK CIREBON
Lantas, apakah memburu foto instagramable sambil mengenal sejarah Batik Indonesia hanya bisa dirasakan di Kota Semarang saja?
Tentu tidak. Ada begitu banyak kampung wisata batik yang dibangun di berbagai wilayah Nusantara.
Dilansir dari infobatik.id, salah satu daerah terbaik dengan desa wisata batik khas Indonesia adalah Kampung Batik Trusmi Cirebon yang berada di Desa Trusmi, terletak sekitar 4 KM sebelah barat pusat kota sebagai jantung dari produksi Batik Cirebon. Bukan hanya dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki tempat wisata budaya yang menarik untuk menjadi tempat plesiran, Cirebon memiliki destinasi wisata menarik di setiap sudut untuk ditelusuri. Wisata Batik Trusmi saat ini menjadi Wisata Cirebon yang wajib dikunjungi bagi para pemburu batik. 
Gambar terkait
Berburu Batik di Kampung Batik Trusmi
Sumber: di sini
Desa Batik Trusmi di Cirebon adalah destinasi yang lengkap. Wisatawan tidak hanya menikmati nuansa Batik saja, tapi juga wisata kuliner sampai memborong oleh-oleh di dalam satu kawasan. One stop destination, menjadi konsep Desa Batik Trusmi saat ini. Yang tadinya sebuah desa pengrajin batik yang mungil, wisata Batik Trusmi menyebar ke desa tetangga, diikuti pertumbuhan kawasan wisata dengan aneka fasilitas wisatanya.

Wisata Batik Trusmi Cirebon
Sumber: di sini
Kalau wisata ke Desa Batik Trusmi, ada banyak pilihan destinasi wisata kuliner yang bisa kita coba. Biasanya wisatawan berkunjung ke kawasan wisata kuliner Empal Gentong khas Cirebon di Battembat, di ujung kawasan Desa Batik Trusmi sebelum memasuki wilayah pusat Kota Cirebon. Pilihan menunya ada Empal Gentong alias soto daging yang berkuah santan, Empal Asem yang berkuah bening, sate dan Nasi Lengko yaitu nasi dengan tahu tempe disiram bumbu kacang. Jika berburu batik sampai malam, ada tambahan wisata kuliner khas Cirebon yaitu Bubur Sop Ayam. Ini adalah perpaduan yang unik, bukan? Melihat konsep one stop destination seperti ini, siapa yang tidak ingin ke Kampung Batik Trusmi?

BT BATIK TRUSMI
Di Kampung Batik Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon menyuguhkan beragam hal unik, sebab di sana terdapat nuansa kain berpola khas Nusantara yang bisa dirasakan. Sambil mengenal sejarah Batik Cirebon, menikmati wisata kuliner, kita juga bisa belanja batik khas Cirebon dan belajar membatik di BT Batik Trusmi di Jalan Syekh Datul Kahfi No. 148, Plered, Weru Lor, Weru. 
Logo BT Batik Trusmi
Sumber: di sini
BT Batik Trusmi adalah salah satu sentra Batik terbesar di Cirebon, bahkan di Indonesia. Namanya pernah tercatat dalam rekor MURI pada 2013. Dari segi desain dan filosofi, Batik Trusmi konsisten dengan motif tapi sangat terbuka dengan modifikasi. Batik yang dijual adalah batik khas Cirebon yang sarat pola Mega Mendung. Motif awan Mega Mendung merupakan akulturasi budaya China dan Islam sejak era Wali Songo. Motif ini terus dijaga sampai sekarang, namun kemudian lahir aneka variasi warna, motif dan bahan. Produk turunan mulai aneka jenis busana, sampai pernak-pernik batik juga tersedia. Harga yang dibanderol untuk batik itu beragam, mulai yang puluhan ribu sampai ratusan ribu, cocok untuk dijadikan oleh-oleh. 
Hasil gambar untuk KAMPUNG WISATA BATIK TRUSMI
Sentra Batik BT Batik Trusmi
Sumber: di sini
Batik Cirebon motif Mega Mendung merupakan salah satu Batik Indonesia yang diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. UNESCO mencatat bahwa batik adalah identitas budaya Indonesia. Makna simbolik warna serta motifnya menunjukkan kreativitas dan spiritualitas masyarakat Indonesia.
Jadi tidak perlu khawatir lagi ya. Jika ingin memburu foto unik, menikmati nuansa kampung batik, belanja oleh-oleh Batik sekaligus menjajaki wisata kuliner, kita bisa berkunjung ke Kampung Batik Trusmi kalau sewaktu-waktu liburan ke Cirebon.
Hasil gambar untuk bt BATIK TRUSMI store
Toko BT Batik Trusmi
Sumber: di sini
WHEN TRADITION MEETS MODERNITY
Batik sudah melekat pada saya selama masa perkuliahan, mulai saat menjadi mahasiswa baru, sampai berada di semester tua. Bagi saya, Batik lebih baik menjadi outfit untuk mencari ‘aman’ jika kehabisan ide. Entah itu untuk mengikuti kuliah di kampus, menghadiri acara resmi, atau di saat kuliah lapangan ke Bangkok tahun 2016 lalu. Demi menjaga ciri khas, saya memilih Batik untuk terlihat berbeda. Sayangnya, masih banyak anak muda yang menganggap bahwa mengenakan Batik akan terlihat tua atau dikira mau ke kondangan hahaha.
Memakai Batik mulai dari buluk sampai tetap buluk :D
Foto 1-3: Masih maba-semester 2-saat Kuliah Lapangan
Sumber: dokumentasi pribadi
Di Kampung Trusmi, ada lebih dari 1.000 perajin batik yang bekerja setiap hari untuk menghasilkan karya-karya yang menawan. Batik di Trusmi ini lebih modern jika dibandingkan dengan batik-batik daerah lain. Fakta uniknya, BT Batik Trusmi menarget para pembeli muda untuk memilih memakai batik dengan corak dan warna yang cerah.

When tradition meets modernity, BT Batik Trusmi mampu mengikuti perkembangan zaman melalui desainnya yang unik dan modelnya yang adaptif. BT Batik Trusmi berupaya agar Batik melekat pada setiap generasi, muda ataupun tua tidak enggan mengenakan Batik. Untuk outfit anak muda supaya tidak terlihat tua atau dikira mau ke kondangan, Batik akan lebih baik dipadupadankan dengan cara berikut ini.
Outfit untuk wanita:
1.      BOLERO TROPIS KLASIK SOGAN
Bolero Tropis Klasik Sogan adalah batik asli produksi Desa Trusmi dengan motif klasik sogan kawung cocok digunakan sebagai pakaian kantor atau acara resmi. Dipadukan dengan celana bahan juga oke. 

BOLERO TROPIS KLASIK SOGAN
sumber: di sini
2.      ADOREA MONOCHROMIC VEST
Adorea Monochromic Vest yang terbuat dari bahan katun dengan motif batik abstrak kombinasi kawung yang nyaman dan bahan yg adem. Cocok dikenakan sebagai pakaian kantor, pesta dan hang out.
ADOREA MONOCHROMIC VEST
ADOREA MONOCHROMIC VEST
sumber: di sini
3.      DRES MEJIKU
Dress Mejiku yang terbuat dari bahan katun tenun dengan kombinasi warna pelangi dengan bahan yg adem sehingga sangat cocok dikenakan sebagai pakaian kantor, pesta, sehingga terlihat elegan ketika dipakai.
DRES MEJIKU
DRES MEJIKU
sumber: di sini
Bagi teman-teman yang mengenakan hijab, jangan khawatir karena outfit untuk kalian juga ada lho.
1.      JUMPSUIT LIRIS HITAM
Jumpsuit Batik Daun yang terbuat dari perpaduan bahan shifon dan paris yang nyaman dan bahan yg adem dan jatoh. Cocok dikenakan sebagai daily outfit.

JUMPSUIT LIRIS HITAM
sumber: di sini
2.      BLAZER RANGRANG PELANGI
Blazer Rangrang Pelangi adalah batik asli produksi Desa Trusmi dengan menggunakan bahan dasar dobi yang terbuat dari bahan katun polyester dan motif Tribal berwarna ungu kombinasi biru dan putih yang di desain khusus oleh perancang busana kami menjadikan pemakain batik ini terlihat elegan.
BT BATIK TRUSMI BLAZER YK RANGRANG
BLAZER RANGRANG PELANGI
sumber: di sini
Atau kalau sedang tidak ingin mengenakan Batik, kamu juga bisa menambah syal/scraft Batik Cirebon Mega Mendung Wanita. Syal sutra ini cocok digunakan sebagai hiasan leher saat bersantai di pantai atau untuk dipadupadankan dengan pakaian harian.
Scraft Batik Cirebon Mega Mendung Wanita
Outfit untuk pria:
1.      BATIK MEGA MENDUNG MERAK
Batik Mega Mendung Merak terbuat dari kain katun yang lembut. Kemeja batik lengan panjang ini merupakan produk batik asli produksi Desa Trusmi Cirebon, dipadu dengan menggunakan motif khas batik Indonesia. Dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk kegiatan formal.

BATIK MEGA MENDUNG MERAK
sumber: di sini
2.      BATIK HEM SOGAN MEGA MENDUNG
Batik HEM Sogan Mega Mendung terbuat dari bahan katun halus dengan proses batik cap kombinasi tulis. Kemeja batik lengan pendek ini diproduksi langsung dari pengrajin Desa Trusmi yang membuatnya terlihat elegan dan cocok untuk dipakai kegiatan formal.

BATIK HEM SOGAN MEGA MENDUNG
sumber: di sini
Untuk melihat lebih banyak katalog, sila kunjungi di sini
Abis nulis ini saya jadi khawatir, jangan-jangan malah saya borong membeli Batik Trusmi! Jangan sampai ketinggalan ya kankawan! Mumpung masih September, masih ada kesempatan buat memborong Batik di BT Trusmi untuk dikenakan tanggal 2 Oktober nanti dalam menyambut Hari Batik Nasional hehe.

BT Always Batik, bangga memakai produk-produk batik buatan Indonesia, kurangi rasa gengsi, tinggikan rasa bangga, dan mari lestarikan budaya. Biarkan batik melekat di setiap generasi di Indonesia.

Sumber pendukung:
https://www.msn.com
https://travel.detik.com
https://jakrapp.id/
http://mommiesdaily.com

Selasa, 14 Agustus 2018

Pelaku Utama dan Penyederhana Diksi


Seperti legenda kebanyakan, maka ini adalah sebuah cerita asal-usul yang ingin saya tuliskan 
Orang-orang terdekat mengenal saya dengan OS. Selain merupakan singkatan dari Onixtin Sianturi, OS memiliki arti Operating System. Memilih inisial OS tentu dengan alasan.
Diambil dari wikipedia, OS atau sistem operasi (dalam bahasa) berarti perangkat lunak sistem yang mengatur sumber daya dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk program komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada komputer, kecuali program booting.
Sederhananya, Operating System (OS) adalah pelaku utama dalam program aplikasi.
Begitu pula dengan Onixtin Sianturi (OS) yang juga ingin menjadi pelaku utama dalam cerita perjalanan hidupnya sendiri.

Saya selalu butuh ruang untuk menuangkan imajinasi, perspektif, atau opini, tanpa diatur dan mengikuti aturan manapun. Maka terbentuklah sebuah rumah bernama onix-octarina.blogspot.co.id tahun 2013 dengan halamannya yang usang dan penuh rumput bahkan hingga kini ketika namanya pun sudah berubah menjadi onixoctarina.com. Blog ini masih sama, tidak terurus namun penghuni di dalamnya tetap ada. Tidak peduli apakah ada tamu yang berkunjung secara cuma-cuma lalu pergi atau ada pembaca setia tanpa diminta, blog ini selalu menjadi rumah bagi saya. Ia menjadi tempat bercerita, penerima sukacita, sekaligus pengawas rutinitas seperti peliput berita. Ia mau menjadi pendengar keluh kesah tanpa menghakimi seperti orang-orang di luar sana, hingga tidak enggan saya menyebutnya sebagai pulang. 
Ada 3 tajuk yang paling sering saya bahas di rumah ini: heart talks, weekend escape, dan writing competition.

Writing competition saya pilih menjadi halaman depan dan teras. Lebih banyak mengulas sesuatu dengan tema tertentu yang diadakan oleh pihak manapun. Dengan alasan supaya produktif, maka halaman ini sengaja saya buat. Selama bisa diikutkan, kenapa tidak dicoba? Karena saya percaya kata Ariev Rahman, teruslah menulis sampai kau tidak tau kemana tulisan itu akan membawamu. Memang tidak satu-dua-tiga kali saya memperoleh hasil dari tulisan-tulisan itu. Namun ada yang paling saya ingat, untuk kali pertama, saya menginjakkan kaki di Labuan Bajo karena sebuah tulisan dan candu setelahnya.

Memasuki lebih dalam, Weekend escape adalah ruang tamu. Kalau beruntung, siapapun pembacanya juga bisa tiba di ruang keluarga. Ini adalah tempat saya bercerita dikala membutuhkan ruang untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan kebisingan sosial. Selalu tentang perjalanan, akhir pekan rasanya menjadi waktu yang pas untuk menemukan hal baru dan berhenti dari rutinitas senin sampai jumat. Maka saya menamainya Weekend escape, biar ada kesempatan untuk menepi dari istilah harus begitu dan begini. Ini juga adalah cerita pertama kali saya keluar dari zona nyaman.

Sedangkan Heart talks adalah tempat yang saya anggap sebagai ruang kamar. Corat-coret dalam hidup saya yang tentu tidak setiap saat mujur, tapi selalu terselip kata bahagia walau kecil porsinya. Heart talks adalah saat-saat saya membuat pernyataan yang mengalir begitu saja, biasanya tulisan-tulisan semacam ini memiliki energi tertentu. Jika sedang kalut, maka rasa dalam tulisan itu juga demikian. Jika mengalami ketakutan tidak beralasan, kejenuhan juga penat, rasa bersalah yang hebat, kecewa dan sedih yang melebur bersama atau bahagia yang sederhana, maka bisa dipastikan itu ditulis di atas kejujuran. Bisa sedang menangis, bangga, atau malah marah saat menuturkannya. Bahkan ketika dibaca berulang besok, lusa, dan besoknya lagi, atau tahun depan, saya masih bisa merasakan kalau energi itu nyata.

Dengan mengandalkan ‘kata-kata’, sebagian besar kalimat dalam kamar saya adalah diksi yang disederhanakan. Saya ingin agar orang-orang mengetahui bahwa menuliskan sesuatu dengan diksi tidak selalu karena galau. Saya ingin agar orang-orang bisa menikmati diksi tanpa harus mendayu-dayu hingga tidak mengerti apa artinya. Saya ingin mengelola emosi dengan cara mengumpulkan kosakata. Saya juga ingin memilihkan kata yang tepat untuk mewakili sebuah gagasan atau kondisi. 

Meski ‘bebas’, saya tidak berbuat ‘semau’ saya. Namun tetap berkiblat pada KBBI dan EYD. Karena hidup bebas itu diperbolehkan dan dibutuhkan, tapi tidak asal-asalan. Hal kecil seperti salah ketik atau membedakan ‘Di’ sebagai preposisi dan ‘Di’ untuk prefiks saja disepelekan, apalagi ingin memahami yang lebih rumit semacam apa yang aku mau dan apa yang kau mau? (Fiersa Besari).
Tapi-tapi, kalau kalian menemukan kesalahan itu, tolong cepat beritahu saya! Hahaha!

Ketika menulis di 3 ruang dalam rumah ini, saya selalu butuh ruang sendiri untuk menata atau membiarkannya berantakan, dengan melepas jam tangan dan tanpa menyetel lagu. Saat-saat sedang mendung, senja, dini hari, atau di ruangan sepi, adalah waktu yang pas agar saya bisa bebas berkata apapun dan melihat jari ini saling beradu di keyboard laptop.
Maaf, suka tidak suka dengan tulisan yang terbaca, tidak menjadi urusan saya. Karena saya menulis bukan untuk orang lain, tapi diri sendiri. Ketika begitu banyak suara berseliweran yang harus didengarkan, saya memilih menuliskannya.

Meski sering kali menuliskan banyak hal dalam blog ini, tapi ketahui saja, pembaca hanya mengetahui 1% dari hidup saya. 99% lainnya kemana? Ada di dapur. Masih saya sekat sebagai kehidupan pribadi yang tidak perlu diumbar pada orang lain. Alasan utamanya adalah karena saya introvert. Bukan, bukan artinya tertutup atau pemalu, tapi saya lebih memilih menceritakan lebih detail pada orang-orang terdekat dan bisa saya percaya. Memang sudah saya anggap sebagai rumah, namun blog ini masih konsumsi publik, maka tolong pahami. 
Jadi, jika yang kalian baca rasanya seperti mengenal saya, maka itu hanya 1%nya saja. Tidak mengapa, 1 adalah angka pelengkap dari 99 lainnya yang sering kali berguna untuk menyempurnakan.  

Saya memang tidak mengundang tamu untuk berkunjung, jadi jika ada komentar di kolom itu rasanya adalah yang paling bahagia. Jika ingin berkomentar silakan, namun jika hanya ingin menjadi pembaca saja juga tidak masalah. Saya tidak memaksa, toh kalian tidak pernah menuntut agar rumah yang halamannya masih banyak rumput liar ini dibersihkan secepatnya. HAHAHA.



Salam,
OS (sang pelaku utama dan si penyederhana diksi)





Jumat, 03 Agustus 2018

Kebakaran di Gili Lawa Darat, apa kata travel influencer?

"Instagram itu membunuh lingkungan dan pariwisata" -@raye_brahm
Saya bukan travel blogger, apalagi travel influencer, tapi kok ya topik ini menarik untuk dibahas.

Jadi begini, kemarin pagi secara kebetulan, saya melihat isi stories a.k.a instagram story milik seorang tour guide yang dulu pernah menyiapkan itinerary kami ke Labuan Bajo. Ceritanya, saya dan pemilik akun @akbr_gvns berteman di instagram dan sampai saat ini masih berkomunikasi dengan baik.
Wajar saja jika mas Akbar –sapaan untuknya- sering memposting perjalanan di Labuan Bajo. Salah satu isi stories yang menunjukkan kalau ia turun dari Pulau Padar tanpa menggunakan alas kaki, menarik perhatian. Kemudian dengan spontan, saya repost isi stories mas Akbar ke instagram milik saya.

Pertanyaannya, ngapain repot-repot harus repost?
Saat dulu mendaki Pulau Padar di musim kemarau November tahun lalu, mas Akbar ini juga menemani kami sampai puncak tanpa alas kaki. Tidak terbayangkan di benak saya bagaimana rasanya menapaki anak tangga di Padar yang panasnya kayak mau noyor muka orang, bikin kzl wkwk. Saya lupa berapa tinggi Pulau Padar, tapi yang pasti itu tinggi dan serem kalau tidak hati-hati. Karena kekaguman itu, maka saya repost.
Pulau Padar
Pulau Padar
Lalu, salah seorang teman dari mas Akbar yang juga berteman dengan saya di instagram mengomentari postingan itu, kemudian berlanjut ke topik yang menarik.
Dan saya juga baru tau kalau mereka itu berteman hahaha! Sampai di sini paham? :D
Singkatnya, akun milik @sayariza kemarin sore bilang terjadi kebakaran di Gili Lawa yang katanya karena lalai demi footage dokumentasi.
Gili Lawa Darat via blog/@kadekarini
Gili Lawa adalah salah satu rangkaian pulau di kawasan Taman Nasional Komodo. Jujur saja, saya belum pernah menginjakkan kaki di Gili Lawa, tapi rasanya tidak ada satupun pulau di kawasan ini yang tidak memesona. Bisa disimpulkan kalau Gili Lawa sama ikoniknya dengan Pulau Padar. Jadi, meski belum pernah, setidaknya saya bisa ikut merasakan bagaimana mirisnya salah satu savana yang cantik kebanggaan alam hangus tanpa sisa.  
Entah punya nama atau tidak, hampir semua bukit di kawasan TN Komodo punya pesona masing-masing
Dilansir dari akun resmi @komodo_national_park, kebakaran awalnya diduga dari puntung rokok yang disebabkan oleh pengunjung di puncak Gili Lawa. Namun, beredar kabar jika pulau cantik di Manggarai Barat ini terbakar karena kebutuhan properti foto prewedding akibat menyalakan kembang api (via liputan6.com).
Menariknya adalah, dari beberapa hasil pemeriksaan sementara, diduga penumpang kapal dari sebuah agensi travel ternama adalah pelaku penyebab terjadinya kebakaran. Siapa yang tidak tau Indonesia Juara Trip dengan owner Agung Afif? Yang juga sebagai travel influencer, Agung menanggapi berita itu melalui instagram story miliknya, kira-kira begini:
Jadi saya sedang bekerja untuk membuat video di China dan saya dapat berita paling sedih dalam hidup saya dimana ada berita Gili Lawa terbakar diduga salah satu Tour Leader @indonesiajuaratrip yang bertugas lalai dalam menjaga aktifitas tamu dalam berwisata yang akhirnya menyebabkan kebakaran. Saat ini yang bersangkutan masih dalam pemeriksaan polisis dan masih menunggu keputusan dari pihak kepolisian. Saya sedang tidak berada di Labuan Bajo sehingga tidak tau pasti apa yang terjadi sebenarnya. Berita di lapangan masih simpang siur dan di sini mohon maaf jujur, banyak oknum yang memanfaatkan momentum persaingan bisnis. Ada beberapa berita yang dikonfirmasi tidak benar dan ada yang dilebih-lebihkan. Jadi sampai saat ini kami masih menunggu keputusan kepolisian. Tapi saya pastikan apabila berdasarkan pemeriksaan memang terbukti bersalah, kami selaku pihak perusahaan akan melakukan tindakan keras sampai ke tahap pemecatan dan tentunya akan mengikuti prosedur hukum dan akan bertanggung jawab dengan pihak Taman Nasional Pulau Komodo.

Kelanjutannya bisa cek di sini:
Awalnya, saya sama sekali tidak tau kalau oknum berasal dari agensi tersebut. Setelah melihat langsung postingan @gungafif, saya baru menyadari satu hal. Dari klarifikasi dan konfirmasi Agung menunjukkan kalau tidak ada permintaan maaf akibat kelalaian itu.
Tentu tulisan ini bukan untuk ikut menyulut api yang sedang ramai dibicarakan, tapi sebagai apresiasi pada travel influencer kebanggaan saya yang turut berbelasungkawa atas matinya perasaan para penikmat perjalanan. Kok tega?
Akibat Pengunjung Lalai, 10 Hektar Savana Gili Lawa Darat Hangus Terbakar
Kebakaran di Gili Lawa via instagram/komodo_national_park
Sering mengikuti akun travel influencer, travel blogger, atau pegiat travel seperti @her_journeys, @kadek_arini, @marischkaprue, @amrazing, @arievrahman, @takdos -yang kalau disebutkan satu persatu tidak akan cukup- membuat saya punya pola pikir baru terhadap perjalanan. Bukan cuma perjalanan, tapi juga alam sebagai destinasinya. Pernah berkomunikasi dengan mereka via media sosial, bikin saya berpikir kalau perjalanan itu adalah sesuatu yang layak untuk dibagikan. Mereka, yang dalam tanda kutip sudah pro, sama sekali tidak menciptakan kesan show off pada audience karena sudah berpergian kemana-mana. Justru, pengalaman hidupnya, proses yang mereka lewati, konsistensi, membuat saya semakin ingin menggali diri #eaaaa

Kebakaran di Gili Lawa pada Rabu malam (01/08/2018), ternyata bikin hampir semua pegiat travel ikut menanggapi, apalagi bagi mereka yang sudah pernah ke sana. Ada yang nyinyir, ada yang berkomentar pedas, adapula yang kreatif. Tapi mereka semua turut prihatin dengan kejadian ini. Selamat sudah berhasil jadi infuencer yang berdedikasi ya! Followermu jadi membenamkan mindset yang serupa dengan kalian hahaha! Mari kita ulas apa kata pegiat travel soal ini?
Dari Kak Prue @marischkaprue yang pernah foto cantik sama rusa di Gili L
 

Dari si kreatif Kak Anggey @her_journeys
 


Dari si kritis Koh Alex @amrazing

Dari si pencerita yang baik Kak W @windy_ariestanty

Dari @asokaremadja yang paling update 

Dari @kadekarini yang juga lagi di China

Dan sebagai penutup, dari Bang Adis kebanggaan kita @takdos 
Kalau dipikir-pikir ternyata mereka semua itu sepertemanan HAHAHA! 
Komentar paling menyelentik datang dari @iwwm di kolom komen postingan @indonesiajuaratrip. Meski  kolom tersebut sudah ditutup, dan tidak sempat screen capture, saya masih ingat, kira-kira begini: "Kapal-kapalnya dijual aja sebagai ganti rugi"
Tampaknya esensi perjalanan mulai berubah haluan. Tanpa pikir panjang, apa saja dilakukan demi konten, pun jika resikonya merusak alam. Kenapa saya sebut konten? Rasanya dokumentasi kekinian tidak hanya untuk konsumsi pribadi. Kita ini hanya menumpang pada alam, tapi kenapa masih saja tidak tahu diri? 10 hektar lahan savana terbakar tidak akan pernah sebanding dengan dokumentasi yang entah untuk apa tujuannya. 
Area savana yang biasa menjadi rute trekking tidak dapat lagi dinikmati. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk pemulihan yang akan dilakukan dengan cara suksesi alam. Statusnya sebagai taman nasional, membuat tempat ini tidak boleh terlalu banyak mendapat campur tangan manusia.
it's gonna take years for Gili Lawa to recover from the fire. why humans are such a terrible creature? -@marveltr4sh
Satu referensi bilang kalau benar-benar alami semak baru tumbuh setelah 5 tahunan, karena emang mulai dari lumut, paku apalagi kalau sudah terbakar habis- @Anaphase06

Semoga Gili Lawa lekas sembuh dan masih bisa dinikmati keindahannya di tahun-tahun ke depan. Semoga tindak lanjut terhadap pelaku segera diproses. Semoga tidak ada lagi insiden menyedihkan dan bikin marah banyak kalangan, termasuk Sang pemilik semesta. Semoga saya, kamu, dan kita bisa lebih bijak dengan alam saat melakukan perjalanan. 

Itu dia kompilasi komentar dari travel influencer terkait kebakaran di Gili Lawa Darat, kalau menurut kamu?


Salam hangat dari,
Yang baru saja memaknai perjalanan,
Yang baru saja mengenal alam Indonesia dan jatuh cinta padanya,


OS. 
Diberdayakan oleh Blogger.